Banjir di salah satu perumahan di Kota Pekanbaru.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru merencanakan pembelian alat sedot air gorong-gorong. Alat ini nantinya untuk mendukung upaya normalisasi drainase. Rencananya ada 2 alat sedot air yang akan dibeli.
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun, Jumat (7/10/2022). Ia mengatakan nantinya alat sedot gorong-gorong tersebut akan dianggarkan di APBD murni tahun 2023.
"Untuk pembelian direncanakan di tahun 2023. Alat itu nanti dipakai untuk di bawah-bawah jembatan, ruko-ruko, gorong-gorong itu pakai alat sedot. Karena petugas kebersihan itu tidak bisa masuk kan, makanya perlu alat itu," ujar Muflihun, Jumat (7/10/2022).
Ia mengatakan alat sedot ini bisa membersihkan lumpur hingga sampah kecil yang tidak bisa dijangkau tenaga manusia. Apalagi normalisasi dilakukan di tempat-tempat sempit.
Karena selama ini petugas kebersihan di lapangan terkendala melakukan normalisasi pada drainase yang ditutup beton oleh pemilik ruko. Normalisasi terpaksa dilakukan dengan melakukan pembongkaran penutup beton drainase.
"Lokasi kecil dan panjang gorong-gorong itu, kita khawatir oksigen tidak ada. Kita khawatir ketika petugas kita masuk ke gorong-gorong tersebut kekurangan oksigen dan terjadi insiden, jadi ini kita perlu perhatikan dengan membeli alat sedot untuk di bawah gorong-gorong," cakapnya.
Disinggung terkait harga, Muflihun mengatakan untuk harganya tidak mencapai Rp1 miliar.
"Kalau untuk harga tidak sampai Rp1 miliar. Tahun depan insya Allah akan dianggarkan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mencatat saat ini masih ada 121 titik banjir yang ada di wilayah setempat. Jumlah ini tersebar di berbagai wilayah yang ada di Kota Pekanbaru.
"Ada 121 titik banjir yang ada di Kota Pekanbaru," ujar Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, Senin (29/8/2022).
Ia mengatakan dari jumlah tersebut, yang terparah dan terbesar itu adalah di Panam, Soebrantas, kemudian Jalan Arifin Achmad, depan UIR, Jalan Riau, dekat Sungai Sibam dan yang terakhir itu adalah di daerah Rumbai.
"Itu luar biasa. Hujan 3-4 jam, langsung banjir," cakapnya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut pihaknya beserta Forkopimda bersepakat, dan juga Camat tentunya, untuk menata dan mencoba mencarikan solusinya.
"Karena jika hanya diomongkan saja dan tidak dikerjakan ya tidak bisa. Kita langsung aksi lapangan. Kita kemarin bongkar itu parit yang ad di depan UIR, kemudian di Arifin Achmad. Karena keterbatasan tenaga, ini kita angsur-angsur," terangnya.
Dan ternyata di Arifin Achmad itu, setelah dilakukan pembongkaran dan pengerukan, di bawah jembatan beton depan ruko banyak sampah bertumpuk sehingga air tak bisa jalan.
"Sampah ini juga yang membuat banjir. Ketika sampah dibiarkan dan tidak dikontrol atau diawasi, maka akan bertumpuk di parit ataupun drainase yang akhirnya menyebabkan banjir," sebutnya.
Untuk itu hari ini pihaknya mengajak semua masyarakat untuk sama-sama peduli kota ini. Karena masalah sampah ini adalah masalah nasional. Tak bisa dilakukan hanya oleh Walikota, Gubernur seorang diri. Tentu harus mendapat support dari seluruh elemen masyarakat semua dan juga seluruh stakeholder untuk sama-sama menjaga kebersihan agar tak ada lagi banjir.
"Insya Allah kalau kita selalu komunikasi dan ada keterbukaan antara masyarakat dan pejabat daerah semua masalah akan bisa teratasi," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |