Rapat kerja dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Sabtu (8/10/2022).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau bersama Kepala Daerah se-Riau dan jajaran OPD, melakukan rapat kerja dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Sabtu (8/10/2022).
Kepala Bappenas diwakili oleh Sekretaris Bappenas Taufik Hanafi dan para deputi dalam raker ini.
Dalam pertemuan tersebut, banyak membahas tentang perencanaan infrastruktur, termasuk investasi, dan sebagainya.
Menariknya, Bupati Kepulauan Meranti, M Adil sempat bicara blak - blakan tentang kondisi Meranti dan mempertanyakan perhatian Bappenas kepada Meranti.
"Saya merasa kampung saya Meranti paling miskin. Kalau Pak Sekretaris Bappenas mau tahu, Meranti itu paling tinggi miskin ekstrim. Tapi saya tak ada lihat di paparan yang disampaikan Bappenas bagaimana cara membangunnya," kata Adil.
Selanjutnya, dalam Pepres 43 tahun 2020, bahwa Meranti adalah daerah perbatasan, tertinggal, terluar, termiskin, dan terpencil.
"Dan terlupakan. Jadi bagaimana konsep membangunnya seperti ini. Coba dipikirkan," tegasnya lagi.
25,68 persen, kata Adil lagi, berdasarkan data BPS 2021, Meranti itu miskin. Maka harus diperhatikan.
"Pak presiden sudah bilang di 2024 harus 0 miskin ekstrim, tapi tak nampak caranya untuk me-nol-kan miskin ekstrim itu. Ada 12 ribu lebih masyarakat miskin ekstrim di Meranti. Ada 1.344 nelayan di Meranti miskin ekstrim. Apa seharusnya yang dilakukan. Ini kan harus dilakukan apa. Pedagang ada 366 pedagang yang miskin ekstrim, ini data dari pusat loh. Belum lagi pekerja lepas, petani, wiraswasta," cakapnya.
"Ini mohon lah diperhatikan (pembangunan). Provinsi Riau itu ada 12 Kabupaten. Jadi kalau bangun, bangun, di sebelah sana tak dibangun, ini kan tak tepat. Atau pusat tak mau lagi mengakui Meranti boleh, lepaskan saja. Meranti itu dekat dengan Malaysia dan Singapura. Kami nampak terang cahaya karena dekat, kalau kayak gini satupun tak ada yang menyentuh," tegasnya lagi.
Ia menyayangkan ketidakhadiran Menteri Bappenas, karena dirinya sudah jauh datang dari Meranti ke Pekanbaru, dengan menggunakan jalur laut.
"Pakai speed boat, semenjak mekar belum ada jalan (darat) menuju ibukota Provinsi Riau. Kami tak dapat perhatian, ditambah lagi perencanaan begini, tambah teruk kami. Sekali lagi, kalau tak mau mengakui lepaskan kami. Mohon apa yang saya bacakan ini, kalau betul masuk dalam perencanaan di 2023, jadi di 2024 ada 12 ribu KK bagaimana bapak menyelesaikannya," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti |