PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencanangkan Indonesia bebas kendaraan Over Dimensi dan Over Loading (ODOL) pada 2023.
Anggota DPRD Riau Mardianto Manan mengaku pesimis Indonesia bebas kendaraan ODOL pada 2023 jika dilihat dari indikator saat ini. Ia menilai, program itu hanya sebatas slogan tanpa tindakan.
"Saya pesimis itu akan dapat tercapai karena gerakan menuju itu belum ada yang kasat mata dari tingkat provinsi," kata Mardianto Manan, Senin (10/10/2022).
Target Zero ODOL 2023 tidak akan terwujud jika jembatan timbang yang ada sekarang tidak dilengkapi alat pantau, alat ukur, atau alat pemangkas kelebihan kapasitas kendaraan ODOL. Selain itu, keberadaan truk yang bobot dan ukurannya melampaui batas masih bebas lalu lalang di jalan raya.
Bahkan, keberadaannya membahayakan keselamatan masyarakat umum maupun pengguna jalan lainnya. Truk ODOL menjadi penyebab utama kerusakan jalan hingga rusak parah. Berulang kali jalan diperbaiki, berulang kali jalanan hancur oleh truk dengan beban berlebihan.
"Nah, truk ODOL inilah yang harus ditertibkan. Truknya ukuran 10 dibuatnya jadi 15. Artinya yang 5 harus dipotong, ada gak alatnya di jembatan timbang? Lalu over loading, per sumbunya 6 ton dibuatnya 12 ton. Saat dibongkar di jembatan timbang harus ada crane-nya, gudangnya, dan ada orang yang mengangkat itu. Kalau itu tidak ada nonsens itu akan terjadi," papar dia.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |