Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Juru Bicara Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Provinsi Riau, Fara Linda Sari mengatakan, bahwa untuk memutus mata rantai penyebaran PMK di Riau dibutuhkan peran aktif peternak, untuk bisa mencapai herd immunity. Dimana, harus 80 persen populasi ternak yang rentan PMK sudah harus tervaksinasi.
Satgas, kata Fara, juga memerlukan bantuan peternak untuk mengondisikan ternaknya agar siap untuk divaksinasi.
"Mengumpulkan ternak yang dilepas dan dikandangkan, sehingga ketika petugas vaksin datang ternak siap divaksinasi, tidak memakan waktu lama," kata Fara, Jumat (14/10/2022).
Fara menjelaskan, kondisi saat ini vaksinator kadang masih harus menunggu peternak menangkapi sapi padahal sudah dikonfimasi sehari sebelumnya. "Jadi petugas juga bantu-bantu nangkap ternak. Habis waktu dan tenaga," kata Fara lagi.
Hal ini yang kemudian, sambung Fara menjadikan serapan vaksinasi jadi kecil, tenaga vaksinator habis namun kerja tidak terlihat dalam capaian vaksin.
"Jadi, memang masih dibilang capaian vaksinasi rendah. Hal ini terjadi karena kondisi ternak kita yang diliarkan dan tidak dikandangkan, itu menjadi hambatan untuk capaian vaksinasi," tukasnya.
Dari update data vaksinasi PMK di Riau, dari total 107.400 dosis yang sampai ke Riau, saat ini realisasi berdasarkan distribusi baru mencapai 68,5 persen. Sementara target populasi hewan ternak di Riau yakni 80 persen adalah 197.228 dari total populasi 246.487.***
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |