Langit cerah di Pekanbaru tanpa kabut asap.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal mengatakan, bahwa secara keseluruhan, ada penurunan luasan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau dua tahun terakhir.
Untuk diketahui, pada tahun 2020, 2021, sampai tahun ini, Karhutla yang terjadi di Riau tidak sampai menyebabkan bencana kabut asap.
Namun, pada tahun 2019 lalu, di masa awal kepemimpinan Gubernur Syamsuar setelah memenangkan Pilgubri 2018, terjadi Karhutla besar di Riau, bahkan menyebabkan kabut asap yang sangat parah.
"Karhutla itu dua tahun ini memang cenderung menurun dan alhamdulillah tidak sebabkan kabut asap," kata Edy.
"Namun, kan tahun 2019 terjadi kebakaran besar," kata Edy lagi
Lebih jauh, kata Edy, pada tahun 2023, pihaknya belum bisa memastikan dan memprediksi bagaimana kondisi Karhutla pada tahun tersebut.
"Tahun depan kita belum tahu ni, karena tergantung kondisi cuaca," cakapnya lagi.
Meski demikian, pihaknya akan mengedepankan sosialisasi agar tidak membakar hutan kepada masyarakat, sebelum akhirnya melakukan penanggulangan.
Sejauh ini, seluas 1.219,93 hektare (Ha) lahan di Provinsi Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Luas lahan yang terbakar tersebut terhitung sejak Januari hingga Oktober 2022.
Untuk daerah dengan kebakaran lahan terluas yakni di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dengan luas 336 Ha, kemudian Rokan Hilir (Rohil) dengan luas 187 Ha.
Selanjutnya, di Kampar seluas 150,89 hektare, kemudian 150,70 Ha di Bengkalis, 113,20 Ha di Pelalawan. Indragiri Hilir 85,50 Ha, Indragiri Hulu 79,25 Ha.
Kepulauan Meranti lahan terbakar seluas 32,35 Ha, Siak 18,06 Ha, dan 14,53 Ha di Kota Pekanbaru dan di Kuansing paling sedikit hanya 0,50 Ha.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |