Jumat, 19 April 2024

Breaking News

  • Catatan Banjir Terparah, Bupati Zukri: Ini Harus jadi Perhatian Pemerintah Pusat   ●   
  • Jalan Sudirman Ujung Tergenang Banjir, PUPR Riau Turunkan Ekskavator Amfibi Bersihkan Parit   ●   
  • Akibat Galian IPAL, Jalan Ahmad Dahlan dan Balam Ujung Pekanbaru Ambruk   ●   
  • Berhasrat Ikut Pilgub Riau, Syamsurizal Incar Septina jadi Wakil
Kelmi April 2024

Pernah Bangkrut dari Omset Ratusan Juta Rupiah,
Kini Hendrick Hasilkan Rp25 Juta Perbulan setelah Gabung GoFood
Sabtu, 29 Oktober 2022 11:56 WIB
Kini Hendrick Hasilkan Rp25 Juta Perbulan setelah Gabung GoFood
Hendrick menyerahkan orderan pelanggan ke driver Gojek untuk segera diantar, Jumat (27/10/2022). Foto: Yusni Fatimah Lubis

BILA masa lalu berkelebat, Hendrick akan banyak tersenyum, namun tak jarang, bersedih jadi ujungnya.

Di usianya yang masih 28 tahun, pria yang mukim di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau ini, telah maklum manisnya berkah dari keringat sendiri, sekaligus tahu betapa getir rasanya air mata terdaras karena terjatuh dari kejayaan.

Hendrick Rudias Putra nama lengkapnya. Passion-nya di dunia bisnis telah terasah sejak lulus jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Ia sempat punya bisnis online di bidang fashion hingga omsetnya mencapai Rp100 juta perbulan. Kala itu, usianya belum genap 18 tahun.

Namun, roda nasib mengantarnya harus merasakan pedihnya kehilangan semua itu.

Bersama sang istri, Hana Junika, ia menolak menyerah. Dalam balutan keyakinan nan tebal, mereka menata lagi jalan takdir. Terus mencari cara agar kembali menikmati senangnya memiliki rezeki melimpah dan bisa berbagi suka cita dengan keluarga.

Kini, pasangan suami istri itu telah berhasil bangkit. Bersama Gojek, perusahaan yang bergerak di bidang layanan digital, mereka merintis lagi tanpa kenal lelah. Menjadi partner di GoFood adalah ‘jalan ninja’ keduanya merangkum mimpi-mimpi terbaik.

Di tahun 2022 ini, Hendrick dan Hana telah berhasil membuka sebuah tempat makan dengan menu variatif. Diberi nama Resto Hamdi, diambil dari nama putra semata wayang mereka.

Resto Hamdi terus berproses ke arah yang lebih baik berkat menjadi partner GoFood, layanan online food delivery terdepan di Indonesia.

Resto Hamdi yang dulunya hanya beroperasi di sebuah rumah kontrakan dua pintu, kini bertempat di sebuah ruko. Lokasinya pun strategis. Di Jalan Muhajirin, tak jauh dari Jalan Soekarno-Hata, salah satu jalan protokol di Kota Pekanbaru.

Menjadi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kuliner yang go digital membuat Hendrick dan Hana bisa meraup omset hingga Rp25 juta per bulan.

Pernah Sukses

Bagi Hendrick, sebenarnya, menghasilkan uang Rp 3 juta, Rp5 juta, hingga Rp 10 juta dalam satu hari bukanlah hal yang luar biasa. Dulu, hal itu sudah ia alami nyaris saban hari. Di saat usianya masih belasan tahun. Baru lulus SMA saat itu.

Hendrick sempat mengenyam bangku kuliah di Politeknik LP3I. Sudah magang di sebuah perusahaan penyedia jasa security di Kota Pekanbaru. Sebagai petugas inventaris, ia digaji lebih dari Rp5 juta per bulan.

“Sudah ditawari jadi karyawan tetap di sana. Gaji tinggi. Cuma hati gak di situ. Saya lepas,” jelasnya saat ditemui di Resto Hamdi, Jumat (27/10/2022).

Hendrick lebih memilih fokus menggarap online shop-nya di bidang fashion kala itu. Selain memiliki insting bisnis yang baik, Hendrick juga piawai menggunakan gadget. Terbiasa merambah dunia digital dan menyukainya.

“Saya jualan baju-baju di Facebook dan Instagram. Lebih fokus Instagram sebenarnya. Saya bikin banyak akun, sampai ratusan. 1 akun followernya bisa 100 ribu. Mainan saya memang dunia online. 3 tahun di bisnis itu. Omset bisa ratusan juta rupiah perbulan,” terangnya lagi dengan senyum bangga.

Dari hasil berjualan sebagai dropshipper dan reseller itu, Hendrick bisa membeli mobil impiannya, sebuah Toyota Yaris keluaran terbaru.

“Bisa ambil Yaris tipe tertinggi saat itu. Warna putih. Kita juga bisa jalan-jalan hingga ke Malaysia dan Singapura,” imbuhnya lagi sembari pamit, berlalu menuju dapur. Notifikasi dari GoBiz baru saja berbunyi. Ada orderan masuk dari GoFood.

Hendrick memang sejak awal minta dimaklumi, sebab tidak bisa serta merta diajak berbincang saat ditemui di Resto Hamdi. Begitu ada order masuk, ia harus mengerjakannya dulu. Sang istri juga stand by di dapur, selalu semangat menerima orderan.

Ada yang unik dengan suasana Resto Hamdi. Begitu masuk, tidak tampak banyak pelanggan yang duduk di kursi resto ini. Tidak banyak juga driver Gojek yang menanti orderan dibuat. Namun, Hendrick dan istri kerap sibuk berjibaku di dapur.

Driver yang hendak menjemput orderan GoFood datang silih berganti. Yang menunggu di dalam resto paling satu dua orang saja. Yang lain kerap muncul saat orderan sudah ready. Jadi, tinggal ambil, berlalu, nge-gas menuju pelanggan.

“Memang tak nampak orang-orangnya. Sering driver menunggunya bukan di resto kita. Jadi begitu order masuk, langsung kita buat. Struk order kita tempel di sana,” jelasnya sembari mengangkat dagunya mengarah ke stryfoam putih kecil yang ditempel di dinding kanan resto.

Saat orderan masuk, struk order akan Hendrick pin-kan di stryfoam itu.

“Begitu driver datang, mereka tinggal foto saja,” jelas Hendrick yang sudah punya waktu lagi untuk diwawancarai.

Hitungan detik, Ibu Hendrick tiba-tiba memasuki Resto Hamdi sembari membawa handphone miliknya.

“Uda pas ini?” Tanya sang Ibu ke Hendrick, yang belakangan memperkenalkan diri. Nama sang Ibu adalah Yasmawati. Dia memperlihatkan tampilan akun GoBiz ke Hendrick.

“Uda Mak. Ini pakai teh es,” jawab Hendrick seraya menunjuk ke layar handphone Bu Yas. Nama panggilannya.

Bu Yas berlalu ke ruko sebelah. Tempat warung makan miliknya. Barusan, Bu Yas minta tolong ke Hendrick untuk memastikan orderan yang ia terima di GoBiz sudah tepat.

“Mamak kadang bingung kalau orderannya masuk beruntun,” terang Hendrick.

Rupanya, Bu Yas juga partner GoFood. Hendrick yang mendaftarkannya di tahun 2017 silam. Saat ia masih asyik mengelola online shopnya, ia juga membantu sang ibu mengembangkan warung makannya.

Resto Hamdi bersebelahan dengan Warung Ampera Buk Yas, milik ibunya. Foto: Yusni Fatimah Lubis

Saat masih jaya, setiap tahun jelang Idul Fitri, Hendrick memberikan uang Rp10 juta kepada ibunya. Uang itu untuk membeli keperluan lebaran keluarga besarnya. Salah satu cara Hendrick membahagiakan keluarga di saat kondisi ekonominya baik.

Kisah sukses Hendrick ini pun menarik minat kenalan dan keluarga lainnya. Banyak yang akhirnya ‘berguru’ kepadanya.

“Kita main pintar, tak perlu stok barang, tapi bisa dagang. Banyak yang datang, belajar ke saya. Ada yang berhasil, ada juga yang tidak. Karena kurang fokus,” katanya tegas.

Hendrick dengan perawakan yang terbilang kecil, memiliki sorot mata tajam. Mudah mengetahui bahwa pria berkulit putih ini memiliki determinasi tinggi atas apapun yang ia lakukan.

Saat berbincang, ia juga berkali-kali menegaskan, bahwa minatnya sangat besar di dunia bisnis.

Sama halnya dengan sang istri. Walau merampungkan kuliahnya di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Hana tidak benar-benar ingin menjadi pendidik. Ia lebih berminat menekuni bisnis di dunia kuliner. Ia mencintai masa-memasak.

Jatuh Sejatuh-jatuhnya

Hendrick dan Hana bisa dibilang memang dua tipe orang yang dipersatukan bukan hanya karena cinta, namun juga karena kesamaan minat dan pola fikir.

Hati mereka telah terikat satu sama lain sejak kelas dua SMA. Keduanya saling mendukung dalam setiap langkah yang dipilih.

Setelah Hana lulus kuliah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sutan Syarif Kasim Riau, Hendrick menikahinya di tahun 2018 akhir.

Siapa sangka, suratan takdir berkata lain saat Hendrick dan Hana mulai mendayung bahtera rumah tangga.

“Tahun 2019 awal, toko online saya mulai merosot pemasukannya. Tak bisa bersaing dengan marketplace,” tutur Hendrick. Tak ada lagi derai tawa saat ia bercerita. Tapi ia berusaha tetap tersenyum.

Penurunan omset toko online Hendrick itu seiring dengan munculnya marketplace berlogo warna kuning yang sangat jor-joran berpromosi. Wajar banyak konsumen yang berpaling, karena toko kuning itu memang menawarkan banyak program menarik, termasuk gratis ongkos kirim (ongkir).

Hendrick dan banyak pemilik online shop fashion memang tak berkutik.

“Memang tak kuat kami, rata-rata kayak kami ini mati. Karena kami masih pakai ongkir dan toko itu pakai sistem COD (cash on delivery, red),” jelasnya.

Dihadapkan dengan kondisi begitu, Hendrick dan Hana tak jera. Karena omset yang terus merosot, mereka pun beranjak melirik bidang bisnis lain. Yakni ke dunia kuliner.

“Mulai dari jualan Sate Pisang dan aneka jajanan, kita lakoni. Jualan di pinggir-pinggir jalan juga kita lakukan. Kita mangkal di depan Rumah Sakit Jiwa Tampan sempat juga. Hujan-hujanan…,” Hendrick berkisah, suaranya pelan, tapi masih berusaha tersenyum. Ia mengetuk-ngetuk pelan permukaan meja yang dicat coklat.

Mereka berjualan di pinggir jalan menggunakan mobil Yaris putih itu. Mobil yang kerap Hendrick gunakan untuk mengantar sang Ibu ke berbagai tempat, bahkan untuk pulang kampung ke Sumatera Barat.

“Mungkin orang-orang heran juga, jualan jajanan-jajanan gitu, tapi pakai mobil mewah. Itu kan tipe tinggi di masanya,” katanya lagi, tanpa bisa menahan senyum.

Namun, dengan semua upaya itu, benang rezeki mereka belum benar-benar terikat kuat kala itu.

Bawa Pulang Uang Satu Tas

Di tahun yang sama, intuisi bisnis Hendrick, dengan support dari Hana, dengan cepat membuat mereka berani memutuskan untuk menjadi reseller Kue Balok Sari Pasundan di Pekanbaru. Saat itu, kue balok isi coklat lumer tersebut tengah naik daun dimana-mana.

Daan….BOM! Mereka benar-benar berhasil menangkap peluang.

Sebagai reseller pertama di Kota Bertuah, kue balok yang mereka jual selalu ludes terjual.

Mereka juga dapat privilage selaku reseller terpercaya, yakni bisa minta restok hingga 1.000 kotak dan akan dipenuhi oleh produsen kue tersebut.

“Padahal, saat itu, orang-orang minta 2 biji saja payah. Kita dilayani dengan baik, karena kita kan ikut branding kue itu di Pekanbaru,” sebut Hendrick lagi.

Mobil Yaris itu masih jadi andalan selama berjualan kue balok.

“Kami jualan masih pakai mobil. Parkir di sekitar Panam, seberang KFC (Kentucky Fried Chicken, red). Sehari kami bisa raih untung bersih Rp3 juta. Sehari bisa kami jualkan 1.000 kotak,” katanya lagi.

“Pulang-pulang bawa uang satu tas,” imbuhnya tertawa.

Melihat sambutan warga Pekanbaru yang sangat baik, Hendrick dan Hana tak menyia-nyiakan kesempatan.

“Kita dagang bahkan saat Car Free Day. Siap-siap dari rumah sejak pukul 03.00 wib pagi. Kita memang push saat itu. Selain Sari Pasundan, kita jualan Sate Pisang juga di mobil,” sebutnya.

Namun, ternyata kue balok itu hanya bertahan layaknya trend kuliner musiman. Tak lama, penjualan mereka menurun. Hingga akhirnya, Hendrick pun harus melepas mobil kesayangannya. Padahal cicilannya tinggal 7 bulan lagi.

“Salahnya, saat kami di atas, pas bisnis fashion itu, uangnya lari ke senang-senang aja, ke mobil juga. Karena kan masih muda, mikirnya belum jauh. Kami banyak main. Gak saving. Makanya pas jatuh tu, jatuh sejatuh-jatuhnya,” kenang Hendrick lagi.

Hana menghampiri Hendrick sembari tersenyum. Ia baru saja selesai membuat orderan Mie Pedas Melotot. Langsung diserahkan ke driver Gojek yang belum semenit lalu tiba di Resto Hamdi.

“Memang sudah jatuh bangun kami, kak,” kata Hana sekilas. Senyumnya ramah. Tangannya menuntun Hamdi, putra mereka. “Yuk tidur siang dulu,” ajaknya ke bocah riang berumur 3 tahun itu yang ternyata lebih memilih kabur ke warung sang nenek.

Hana adalah tiang utama di dapur yang menggerakkan Resto Hamdi. Kemahirannya memasak beragam menu menjadi modal utama bisnis mereka ini.

Hana adalah wanita bersuara lembut dengan raut wajah teduh. Wanita cantik ini selalu memilih kata-kata terbaik saat bertutur.

“Saya belajar memasak sejak kecil dari nenek,” jelasnya soal kepiawaiannya mengolah berbagai bahan makanan menjadi beraneka menu.

Hana bercerita, saat mau menambah menu Ayam Geprek di awal-awal dulu, ia butuh beberapa waktu agar bentuk dan rasa ayamnya seperti yang diharapkan. Berkali-kali percobaannya di dapur gagal total.

“Ayam gepreknya malah ada yang jadi kayak Godok. Membulat. Ada yang dalamnya tak matang. Akhirnya bisa setelah ikut kursus online,” katanya sembari tertawa bersama Hendrick.

Memasak yang dulunya sebatas hobi bagi Hana, kini justru jadi ladang mata pencaharian baginya dan suami.

“Memang ini hobi masak yang jadi kerjaan. Sedari tamat kuliah saya memang gak niat menjadi karyawan. Mau bisnis sendiri,” jelasnya lagi.

“Sudah berkali-kali jatuh dalam bisnis. Cobaan itu memang beda-beda. Mungkin ini cobaan kami. Bersyukur ada support keluarga yang baik-baik,” tegasnya.

Jajanan SD, Rumah Petak Dua Pintu, dan Super Partner GoFood

Cikal bakal Resto Hamdi adalah boot kecil berukuran 1x1 meter. Lebih tepat disebut meja bersekat yang dibalut spanduk merah menyala dengan tulisan ‘Jajanan SD’. Bagian atas meja itu didesain agar bisa jadi sampiran rentengan bubuk minuman ringan.

Di sebelahnya tersedia meja yang lebih kecil. Tatakan kompor satu tungku untuk menggoreng aneka jajanan seribuan yang dijual di Jajajan SD.

Dulu, boot mungil ini diposisikan di depan rumah Ibu Hendrick. Bersebelahan dengan lokasi lama Warung Ampera Buk Yas, milik sang Ibu. Posisi warung ini masih sejejeran dengan rumah petak yang ditinggali Hendrick dan Hana kala itu.

Lokasinya di Jalan Guru, Kelurahan Sidomulyo Barat. Jalan yang tak begitu ramai dilalui orang, karena bukan akses keluar masuk utama masyarakat sekitar.

Kolase foto rumah lama Hendrick dan Hana di Jalan Guru. Tampak juga boot dagangan Jajanan SD. Foto: Google street dan dok. pribadi Hana Judika

Usaha Jajanan SD ini adalah salah satu ide bisnis Hendrick dan Hana usai pamor kue balok coklat mulai redup di Pekanbaru.

Di Jajanan SD, mereka menyediakan beragam cemilan, mulai dari Sosis Goreng, Nugget Goreng, Mie Gelas, Telur Gulung, dan banyak lainnya.

Walau skalanya sangat kecil, namun mereka melihat peluang di usaha ini.

Berkaca dari bagusnya prospek Warung Ampera sang Ibu di GoFood, Hendrick mencoba ikut bergabung menjadi partner GoFood.

Selama ini, ia jugalah yang membantu meng-handle versi online dari warung ampera sang Ibu.

“Di 2019, kita putuskan Jajanan SD ikutan buka di GoFood. Kita mau tahu, ada gak sih yang mau beli makanan anak-anak harga seribuan,” katanya mengingat-ingat masa itu.

Mengejutkannya, memang ada!

“Malah ada yang beli sampai harga Rp100 ribu. Mungkin mereka lagi kumpul keluarga, atau nongkrong. Belinya banyak lewat GoFood,” kenangnya.

Merasa bisnis kuliner bersama GoFood adalah solusi bagi mereka, Hendrick dan Hana memutuskan mengambil langkah selanjutnya. Operasional mereka pindah ke dapur rumah.

Mereka mulai menambah menu untuk ditawarkan ke pelanggan. Awalnya Mie Pedas Melotot, dengan level pedas berbeda-beda. Respon di GoFood ternyata sangat baik.

Akhirnya, mereka menambah menu lainnya, mulai dari Ayam Geprek, Nasi Goreng, Burger, Rice Bowl, dan lainnya. Driver Gojek pun semakin ramai berdatangan ke rumah mereka. Disediakanlah kursi kayu panjang di teras rumah kontrakan itu.

Hendrick memasang spanduk ‘Welcome to Resto Hamdi’, di bagian depan rumah. Saat itu, menu Jajanan SD semakin ‘kurang terperhatikan’.

Driver datang silih berganti ke rumah ini. Hendrick dan Hana semakin sibuk di dapur. Dulu Hendrick sifatnya hanya bantu-bantu menyiapkan pesanan. Tapi sekarang, ia sudah bisa memasak dengan lihai.

Untuk mendukung promosi, Hendrick memanfaatkan fitur GoAds dari Gojek. Dengan biaya terjangkau, visibilitas Resto Hamdi semakin moncer di aplikasi GoFood.

“Untuk atur dan melihat gimana iklan kita bekerja, cukup buka laporannya di GoBiz,” terang Hendrick yang memang cakap digital.

Tak lama, Resto Hamdi menerima tawaran dari GoFood untuk ‘naik status’ menjadi Super Partner. Dengan sigap, Hendrick meng-ok-kan.

Sebagai Super Partner, Resto Hamdi menerima keistimewaan, seperti punya kendali penuh atas pesanan yang masuk ke aplikasi. Bisa log in GoBiz di dua handphone dan order yang masuk tidak bisa di-cancel lagi oleh customer.

Selain itu, ada dukungan lain dari Gojek untuk pelaku UMKM kuliner, yakni mendirikan wadah khusus dan resmi untuk para partner GoFood, disebut KOMPAG. Singkatan dari Komunitas Partner GoFood.

Di KOMPAG, para anggotanya akan memperoleh edukasi, pelatihan, dan kesempatan berjejaring yang lebih luas.

“Kami sudah masuk KOMPAG sejak awal. Sejak gabung GoFood. Perkumpulan yang bagus sebenarnya. Sayangnya belum bisa maksimal mengikuti kegiatan-kegiatannya,” terang Hendrick yang di-iya-kan Hana.

"Nanti, kalau sudah ada rezeki dan bisa menggaji orang buat bantu handle menu-menu kita, besar kemungkinan kita akan aktif di KOMPAG," timpal Hana. Ia baru saja mengangsurkan orderan ke salah satu driver Gojek.

Maklum, untuk saat ini Resto Hamdi memang hanya dipegang oleh Hendrick dan Hana. Buka dari Senin hingga Sabtu. Dari pagi hingga malam. Saat libur di hari Minggu, mereka berdua kadung capek maksimal.

“Makanya kami hanya bisa melihat yang di-share kawan-kawan di grup Facebook. Atau sebatas mengikuti yang online, itu pun banyak yang terlewatkan. Karena kan sambil mengerjakan orderan yang masuk,” jelasnya lagi.

Berkah di Tengah Wabah

Dapur Resto Hamdi nyaris selalu ngebul dari pagi hingga malam hari. Pun saat wabah Covid-19 mulai masuk Indonesia, di Maret 2020.

Awalnya mereka khawatir karena pandemi asal Wuhan itu memang merongrong banyak lini kehidupan bangsa kala itu. Termasuk membuat ekonomi banyak orang compang-camping.

“Mula-mulanya khawatir. Semua orang dan nyaris semua jenis usaha kena imbas. Kita jadi takut juga,” kata Hendrick sembari menerima pembayaran dari salah satu pelanggan yang makan di tempat.

Namun ketakutan itu sirna. Karena, justru akibat Covid-19, sektor delivery food melambung. Orang-orang terpaksa diam di rumah.

Berdasarkan data riset e-conomy SEA 2021, terbatasnya kegiatan fisik di luar selama pandemi berdampak pada meningkatnya penggunaan layanan digital masyarakat Indonesia, hingga rata-rata 3,6 kali lipat. Termasuk layanan pesan antar makanan yang naik drastis.

“Tak hanya bertahan di saat pandemi. Malah panen kita di tengah wabah ngeri itu,” ungkap Hendrick berironi.

Saat itu, order yang masuk ke Resto Hamdi lewat GoFood bisa 20 order lebih dalam satu hari. Total omset Resto Hamdi pun melejit hingga Rp20-25 juta perbulan.

Menu baru di Resto Hamdi terus ditambah, hingga totalnya mencapai 30 jenis.

Usaha Hendrick dan Hana tak mengkhianati hasil. Mereka pun berhasil menabung untuk perjalanan bisnis yang lebih berani dan berpotensi.

Pindah Tempat

Tepat di Tahun 2022, Resto Hamdi pindah ke Jalan Muhajirin. Jaraknya hanya sekitar 400 meter dari lokasi yang lama.

“Di lokasi yang sekarang jauh lebih strategis. Ramai,” terang Hendrick dengan sedikit menggerakkan tangan kanannya. Setengah menunjuk ke arah siswa yang lalu lalang di depan ruko mereka.

Resto Hamdi kini menempati sebuah ruko satu lantai dengan tiga pintu. Hendrick dan Hana menyewa 2 pintu. Ruko pintu tengah untuk Resto Hamdi. Ruko pintu kanan dijadikan ‘rumah’.

“Terlalu capek kalau harus bolak-balik ke kontrakan kemarin setelah kita tutup resto,” kata Hendrick memberi alasan.

Kini, keluarga kecil itu akan melepas lelah setelah seharian bekerja di bagian belakang ruko yang kanan. Bagian depannya jadi Warung Ampera Buk Yas.

“Mamak juga pindah ke sini warungnya. Lebih ramai. Mamak bantu-bantu Rp500 ribu saja per bulan,” sambungnya.

Resto Hamdi kini beroperasi di ruangan seluas 4x15 meter. Di atas lantainya yang berwarna putih, tersedia enam set meja untuk pelanggan yang hendak makan di tempat. Untuk kenyamanan, ada 3 kipas angin yang siap mengurangi gerahnya udara Pekanbaru.

“Pertahun kita sewa Rp14 juta per pintu. Jadi total Rp28 juta. Kita tidur di sebelah,” jelas Hendrick seraya memiringkan kepalanya ke kanan.

Di hadapan Resto Hamdi sekarang adalah sebuah komplek sekolah. Yayasan Alfadilah dengan unit lengkap, mulai Taman Kanak-kanak (TK), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Terpadu (IT). 

Posisi Resto Hamdi kini memungkinkan untuk lebih mudah ditemukan, baik oleh driver Gojek, maupun calon pembeli langsung. Kalau dulu, sering driver Gojek terlewat saat mencari alamat Resto Hamdi.

“Walau kita basisnya masih di GoFood, tapi dengan buka toko begini, pelanggan bisa juga langsung makan di tempat,” terangnya.

Saat ini, Resto Hamdi hanya buka hingga sore hari. Tapi ada kalanya sampai malam.

“Sekarang, biasanya jam 8 atau jam 9 malam kami sudah tidur, agar besoknya bisa bangun jam 3 dini hari. Jam segitu kita sudah siap-siap untuk dagang lagi,” katanya.

Namun, Hendrick bertutur, sebenarnya, sudah dua bulan ini ia tidak pergi lagi belanja ke pasar untuk membeli bahan-bahan baku untuk dimasak.

“Kita beli di toko-toko sekitar sini saja. Harga sama saja dengan di pasar,” jelasnya.

Dulu, ia bisa menghabiskan Rp1 juta perhari saat belanja ke pasar.

“Sekarang memang lagi menurun omset kita. Jadi tak sampai lagi lah,” sebutnya. Tak ada nada cemas di suaranya. Seperti sejak awal berbincang, tuturnya selalu semangat dan terdengar optimis.

Kata Hendrick, timing mereka pindah ke ruko saat ini memang berpengaruh besar. Sebab, para siswa mulai lagi belajar di sekolah usai pemerintah melonggarkan larangan terkait Covid-19. Tahun ajaran baru juga salah satu faktornya.

Banyak biaya yang dikeluarkan orang tua mereka. Padahal, kondisi ekonomi semua orang belum benar-benar membaik.

“Orang-orang tak banyak yang jajan. Jadi sepi order, baik yang GoFood maupun yang datang ke toko. Ditambah lagi minyak (BBM, red) naik,” jelas Hendrick. Dia memberi gambaran kasar menurut perkiraannya.

Namun bagi Hendrick, ini hanyalah satu dari rangkaian ujian lainnya yang – mungkin- harus ia dan keluarganya hadapi. Dengan banyaknya pengalaman yang ia miliki, ia yakin, akan ada masanya, Resto Hamdi mampu mendulang lebih banyak keuntungan. Bahkan suatu saat akan bisa membuka cabang baru.

Bersama GoFood, Resto Hamdi memiliki harapan besar untuk berkembang. Dengan berada di ekosistem digital, GoFood telah memperluas jangkauan pelanggan Resto Hamdi. Bisa mempromosikan 30 menu Resto Hamdi dengan lebih efisien dan bisa maksimal dalam meningkatkan omset.

Suasana Resto Hamdi yang kerap tampak sepi, namun sebenarnya, sang pemilik, Hendrick dan Hana sedang sibuk di dapur membuat orderan pelanggan. Foto: Yusni Fatimah Lubis

Saat ditanya apakah ada keluhan selama bergabung dengan GoFood dalam beberapa tahun ini, Hendrick menjawab soal aplikasi yang kerap tidak berbunyi saat ada orderan masuk. Jadi, kadang menimbulkan ketidak-enakan dengan driver.

“Kadang orderan masuk, tapi di GoBiz tidak bunyi. Akhirnya kita bisa jadi bersitegang dengan driver yang tidak mau mendengarkan dan memaklumi saat kita beri penjelasan. Tolonglah Gojek dicarikan solusi kendala itu. Saya juga sudah berkali-kali sampaikan langsung ke pihak Gojek, tapi masih terjadi notif tak bunyi,” keluhnya.

Dia juga berharap, agar para driver lebih sabar saat menerima orderan dari pelanggan, namun terjadi kendala teknis. Beberapa driver, menurutnya juga memiliki attitude yang kurang baik.

"Order masuk, dalam antrean pembuatan, orangnya (driver) entah dimana. Tiba-tiba datang berharap sudah selesai saja. Kadang malah marah-marah dengan suara tinggi tanpa tanya-tanya dulu. Padahal kadang kan harus antre. Ada orderan sebelumnya," keluhnya lagi.

"Kita selalu upayakan yang terbaik dan tercepat saat membuat orderan," imbuhnya kemudian.

"Saya yakin, driver kalau ditanya juga sering menyalah-nyalahkan merchant," katanya kemudian, menduga-duga.

Itulah yang Hendrick harapkan, agar ada rasa pengertian antara sesama mitra Gojek, dan dengan tim Gojek sendiri.

"Yang tahu soal notif tak bunyi itu mungkin tim TI-nya," sebutnya sejurus kemudian. Dia membuka-buka aplikasi GoBiz. Sudah 20 menit, belum ada order masuk.

“Selain itu, sekarang kita mohon agar driver maklum saat kadang-kadang orderan di Resto Hamdi butuh waktu lebih untuk selesai. Karena sekarang yang dilayani Resto Hamdi ada juga konsumen yang makan di tempat. Kalau dulu kan hanya di rumah. Hanya driver yang dilayani. Orderan masih bisa lebih cepat karena fokus, sekarang sudah beda,” sebutnya meminta kemakluman.

Dia yakin, sinergi antara driver dan partner GoFood adalah salah satu faktor penting untuk memberi layanan terbaik bagi konsumen.

“Agar semua senang,” tukasnya sembari melihat ke arah luar ruko. Buk Yas datang lagi, ada tiga orderan yang masuk ke GoBiz-nya.

Warung Ampera Buk Yas Pakai 15 Kuali

Bu Yas sudah 10 tahun membuka warung Ampera. Tapi baru di 2017 gabung menjadi partner GoFood.

“Saat itu Hendrick masih di rumah terus, jadi bisa bantu pantau aplikasi GoFood,” ungkap Buk Yas.

“Anak saya itu ahli handphone. Pintar betul dia kalau soal gitu-gituan. Urus surat-surat online, kayak BPJS, semua dia itu. Pintar dia,” ulang Buk Yas memuji sang putra kesayangan.

“Kalau ibuk mah, sudah susah soal online-online ini. Tapi tidak menyerah donk. Sambil belajar, ndak,” sambungnya lagi dengan tawa renyah.

Buk Yas menyiapkan orderan yang masuk sembari ditunggui driver Gojek. Foto: Yusni Fatimah Lubis

Bu Yas lahir tahun 72 silam. Umurnya yang sudah menginjak 50 tahun belum membuatnya kehilangan keligatan dalam memasak dan melayani pembeli di Warung Ampera miliknya.

Warung Ampera beda tipis dengan Rumah Makan Padang. Nasi Ampera biasanya lebih murah dari Nasi Padang. Cara penyajian juga berbeda. Makan di Warung Ampera biasanya langsung diramas, nasi dan lauk digabung. Di Rumah Makan Padang, nasinya dihidang terpisah dari lauk pauk.

Seluruh menu di Warung Ampera Buk Yas ia masak sendiri di dapur rumah mereka yang ada di Jalan Guru.

“Masak sendiri saya. Kompor 4, kuali 15. Suami dan anak bantu potong-potong sayur dan lainnya,” terang Bu Yas penuh senyum. Kerutan di dahinya bertumpuk saat ia bertutur serius.

Bu Yas adalah sosok yang bila kamu melihat senyumnya, kamu seakan merasa semua orang adalah orang baik, dan saat mendengar ia tertawa saat bercakap-cakap, sisa harimu seperti terasa akan baik-baik saja.

Buk Yas adalah contoh pelaku UMKM kuliner yang memilih tidak kehilangan kesempatan walau zaman sudah berubah. Dengan bergabung di GoFood, Buk Yas telah menjadi satu dari 19,5 juta pelaku UMKM yang on boarding digital di tanah air.

 “Saya banyak belajar di Gojek, di GoFood. Sekarang GoBiz ya. Meski saya gaptek, tapi saya terus belajar. Anak-anak saya tak pernah lelah mendukung saya biar bisa paham fitur-fitur GoBiz ini,” kata Buk Yas.

“Saat masih di Jalan Guru, orderan yang masuk lewat GoFood ke Warung Ampera Buk Yas sangat banyak. Kalau dihitung-hitung, bisa sampai Rp1,3 juta-Rp1,5 juta perhari. Kalau lagi sedang, bisa Rp700 ribu perhari,” terangnya.

Bila dirata-ratakan, omset bulanan Buk Yas bisa mencapai Rp20 juta.

“Begitu pindah, order dari GoFood memang masih sama dengan yang dulu. Yang beli langsung ke warung yang semakin banyak,” terang Buk Yas sembari merapikan jilbabnya.

Pelanggan Buk Yas akan berkumpul di bagian depan dan samping etalase plastik yang melindungi aneka lauk dan sayuran dari debu jalanan, saat menunggu giliran dilayani.

Bila Resto Hamdi panen orderan saat masa-masa pembatasan akibat Covid-19 kemarin, namun Ampera Buk Yas malah alami penurunan order.

“Pas Covid-19 kemarin memang tak seramai sebelumnya, tapi masih jalan juga. Adalah Rp700 ribu perhari khusus yang dari GoFood saja,” terang Buk Yas dengan Bahasa Indonesia yang kental dengan logat Minang.

Saban hari, Ampera Buk Yas buka pukul 09.30 wib pagi dan tutup pukul 16.00 wib. Semua isi etalase pasti sudah habis di waktu itu.

Saat ditanya kendala apa yang dialami Buk Yas selama menjadi partner GoFood, katanya kadang masih kikuk saat memperhatikan orderan masuk di GoBiz.

“Kendala saya, masih kurang mahir melihat order masuk dari GoBiz. Untung dibantu anak. Kalau order masuk sata saja, amanlah, tapi kalau sampai dua atau tiga order masuk sekaligus, baru agak bingung. Tertimpa,” katanya sembari tertawa malu-malu.

Namun itu tidak jadi halangan berarti bagi Buk Yas.

“Toh selama ini bisa kita tangani. Customer juga terlayani dengan baik. Yang penting mau belajar,” sebutnya lagi.

UMKM Riau Cakap Digital

Provinsi Riau merupakan provinsi tertinggi kedua dalam menggunakan ekosistem digital untuk pengembangan UMKM. Data tersebut diungkap Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

APJII menyebut, per Juli 2022, jumlah UMKM yang menjalankan bisnis secara online di 34 provinsi di Indonesia, rata-rata berjumlah 87,84 persen. Riau menjadi provinsi nomor dua di Indonesia yang paling banyak UMKM-nya menjalankan bisnis secara online. Yang pertama adalah daerah tetanggnya, Sumatera Barat. Kemudian disusul Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, Banten, lalu Bali.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Riau, Erisman Yahya mengatakan, data tersebut menunjukkan bahwa para pelaku UMKM di Riau memang sudah melek teknologi dan sudah beradaptasi dengan kemajuan zaman industri 4.0.

“Kecakapan digital menjadi kunci penentu untuk meningkatkan pasar dengan harga bersaing,” ungkapnya, Selasa (25/10/2022) lalu.

Dia juga menerangkan, Diskominfotik Riau selama ini juga selalu men-support agar pelaku UMKM terbiasa menggunakan teknologi dalam menjalankan bisnisnya.

Pemprov Riau pun akan terus mendorong pelaku UMKM untuk go digital, salah satunya dengan cara meningkatkan literasi digital pelaku usaha secara masif, baik melalui pelatihan maupun upaya-upaya lain.

“Memang pada dasarnya sudah sangat banyak UMKM kita yang berhasil memanfaatkan digital untuk pengembangan usaha mereka. Terbukti, mereka bisa bersaing, terutama untuk melebarkan pasar dengan harga yang kompetitif,” katanya.

Buk Yas adalah salah satu pelaku UMKM di Riau yang sudah on boarding ke digital. Foto: Yusni Fatimah Lubis

Dijelaskannya, sudah sangat banyak UMKM Riau yang berhasil membuktikan itu. Karenanya, kecakapan dan literasi digital di era ini adalah sebuah keniscayaan, terutama untuk branding dan mendongkrak penjualan.

Semakin maju UMKM di Riau, semakin terdorong pula pergerakan perekonomian di daerah berjuluk Bumi Lancang Kuning ini.

Kepala daerah di Provinsi Riau, Gubernur Syamsuar pada Jumat (12/8/2022) lalu diberi penghargaan bakti koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tahun 2022 oleh Menteri Koperasi UKM RI, Teten Masduki.

Penghargaan bakti koperasi UKM tersebut diberikan atas jasa dan dharmabakti Gubernur Riau dalam memajukan koperasi dan UKM di Provinsi Riau, kategori pejabat negara.

Apresiasi dari Kemenkop UKM tersebut diberikan dalam bentuk pin emas dan piagam.

Gubernur Syamsuar memang sangat mendukung perkembangan UMKM di daerah yang dipimpinnya.

"Perkembangan UMKM di Riau memang menunjukkan semangat untuk terus maju dan berkembang. Melalui kemitraan UMKM kita maju, bersama wujudkan masyarakat Riau bermarwah," sebutnya dalam satu kesempatan di Pekanbaru.

Dia juga tak luput selalu memotivasi pelaku UMKM lokal agar tidak melewatkan kesempatan memasarkan produknya lebih luas dengan kemudahan memakai dunia digital. Ajakan dan himbauan itu kerap diungkap Gubernur sejak masa pandemi dulu.

"Kita bangkitkan kembali sektor parekraf dan UMKM, bisa melalui kreativitas pemanfaatan teknologi digital, agar bisa mempromosikan produk yang dihasilkan," pesannya saat melakukan audiensi bersama para pelaku parekraf dan UMKM di Kabupaten Siak, Selasa (12/10/2021) lalu.

Gubernur Riau menyatakan siap membantu mempromosikan produk-produk UMKM. Ia berpesan agar produk yang dihasilkan jangan hanya dipromosikan di Riau saja. Tapi harus bisa dipromosikan ke daerah lain.

"Perkembangan teknologi saat ini memberikan kesempatan pelaku parekraf dan UMKM untuk menunjukkan kreativitas. Kami hari ini datang untuk memberikan motivasi, karena kami juga lagi menggerakkan ekonomi kreatif," ucapnya.

Gubernur Riau Syamsuar (kedua kanan) membeli produk saat melakukan peninjauan ke bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Riau di kantin kantor Gubernur Riau, Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru, Kamis (1/10/2020). Foto: Dok. MC Riau/Alim/Msa

Saat ini, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, ada 631.347 UMKM di Riau. 15.126 diantaranya bermastautin di Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau.

Keberadaan belasan ribu UMKM tersebut sangat besar andilnya dalam menggerakkan roda ekonomi di Kota Pekanbaru.

Sadar akan hal itu, Pemerintah Kota Pekanbaru gencar mendorong pengembangan UMKM untuk mempercepat pemulihan ekonomi, yang merupakan prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2023 mendatang.

"Kita berupaya melakukan pemulihan ekonomi dengan mendorong pengembangan UMKM," jelas Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun dalam silaturahmi dengan masyarakat, Kamis (7/7/2022) lalu.

Dia mendorong adanya pembinaan terhadap pelaku UMKM dari tingkat kelurahan hingga tingkat kecamatan. Mereka harus membina UMKM di wilayahnya agar mendapat pembinaan di tingkat kota.

Tak sampai di situ, Pemko Pekanbaru juga akan menyediakan sentra UMKM pada 2023 mendatang. Para pelaku UMKM akan didata, kemudian ditempatkan di satu titik strategis. Sejauh ini, Jalan Arifin Ahmad, salah satu jalan protokol di Pekanbaru, diwacanakan jadi lokasi pilihan.

"Anggarannya di 2023, di anggaran murni. (Sekarang) Kebutuhannya masih kita hitung," ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pekanbaru Sarbaini, Selasa (9/8/2022).

Transformasi Digital Menuju UMKM Go Global

Tidak mengherankan pemerintah, mulai dari tingkat daerah hingga pusat, menumpukan harapan besar kepada sektor UMKM. Sebab, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia saat ini.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), di tahun 2021, kontribusi UMKM terhadap Produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun.

Penyerapan tenaga kerja terbesar juga ada di sektor UMKM, yakni hingga 97 % berdasarkan data tahun 2021. Bukan di perusahaan-perusahaan besar.

Data KemenkopUKM hingga Juni 2022 kemarin menyebut, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65 juta. Baru 19,5 juta atau 30,4 % diantaranya yang sudah on boarding ke digital.

Tingginya jumlah UMKM di Indonesia tidak terlepas dari berbagai tantangan serta kondisi pandemi Covid-19 kemarin, yang ternyata memberi daya dorong perubahan pada pola konsumsi barang dan jasa masyarakat. Pandemi telah menjadi momentum untuk mengakselerasi transformasi digital.

Presiden Joko Widodo mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan pengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat, tak terkecuali UMKM.

"Di Indonesia, UMKM semakin tumbuh karena digitalisasi telah menjadi solusi para pelaku UMKM dan koperasi untuk tetap aktif," ucap Presiden saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM 2022) di Jakarta, Senin (28/3/2022) lalu.

Menurut Presiden, digitalisasi adalah salah satu solusi para pelaku UMKM dan Koperasi dalam memanfaatkan peluang usaha untuk tumbuh lebih cepat, berkembang, dan sukses.

Presiden yakin, dengan mempercepat transformasi digital, kemudian memanfaatkan teknologi tersebut, maka UMKM akan semakin berkembang secara global.

Pada tahun 2024 mendatang, target pemerintah adalah mewujudkan 30 juta UMKM Go Digital.

Bantu UMKM Go Digital, GoFood Dorong Pemulihan Ekonomi

Digitalisasi UMKM telah terbukti mengakselerasi perekonomian di tengah situasi pandemi. Ekosistem ekonomi digital yang dimiliki Gojek teruji telah membantu para pelaku UMKM selama pandemi Covid-19. Pun hingga saat ini. Saat new normal telah dijalankan dan kehidupan mulai berangsur pulih seperti dulu.

Gojek, melalui GoFood, bisa disebut penyelamat bagi para UMKM untuk bangkit dan menumbuhkan bisnisnya di tengah situasi yang belum benar-benar pulih sejak pandemi kemarin. Tidak hanya untuk UMKM yang sudah tergabung dalam ekosistem, solusi lengkap GoFood dan Gojek juga mempercepat UMKM lainnya untuk go digital.

Berbagai solusi digital yang ditawarkan GoFood, salah satunya aplikasi GoBiz, terbukti berhasil membantu partner GoFood mengelola operasional mereka lebih mandiri secara digital dari waktu ke waktu.

Selain itu, inovasi dalam fitur Merchant Acceptance Flow (MAF) atau Super Partner dapat mempersingkat arus proses order yang masuk dan membantu setiap gerai partner untuk melakukan konfirmasi langsung atas order tersebut.

Selain aplikasi GoBiz, GoFood juga menghadirkan solusi pemasaran digital lewat GoAds untuk mendongkrak visibilitas dan penjualan resto di platform GoFood.

Ichmeralda Rachman, Global Head of Marketing GoFood mengatakan salah satu strategi utama GoFood adalah menghubungkan mitra UMKM dengan basis pelanggan GoFood yang loyal dan berkualitas melalui inovasi teknologi berbasis pencarian dengan pendekatan hyperlocal dan personalisasi data.

“Pendekatan ini juga memberikan mitra UMKM akses yang makin luas kepada pelanggan sehingga meningkatkan peluang pendapatan mereka,” jelasnya.

Inovasi ini merupakan bukti pemahaman mendalam GoFood, sebagai pionir online food delivery, akan solusi yang dibutuhkan para mitra UMKM.

Ichmeralda menambahkan inovasi teknologi digital dari GoFood juga telah terbukti memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis mitra UMKM. Hal ini terbukti dengan hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2021.

“Inovasi teknologi digital dari hulu hingga ke hilir yang dimiliki GoFood terbukti memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis mitra UMKM kami. Berdasarkan hasil riset LD FEB UI 2021, pendapatan mitra UMKM GoFood rata-rata naik 66% pada 2021 dibandingkan 2020,” urainya lagi.

Hal ini menjadi acuan bagi GoFood untuk terus menghadirkan beragam inovasi teknologi digital untuk 1 juta lebih mitra GoFood, yang mayoritasnya adalah UMKM. Dengan cara ini, diharapkan bisa membawa produk lokal UMKM menjadi juara di kancah nasional maupun internasional.

Di lain kesempatan, CEO PT GoTo Gojek Tokopedia, Kevin Aluwi mengatakan, dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19 karena fleksibiltas model bisnis dan pola kemitraan, Gojek bisa beradaptasi dan dan berinovasi sehingga memungkinkan mitra memaksimalkan pendapatan di tengah banyaknya pembatasan mobilitas. 

Ada 1 juta lebih mitra usaha GoFood di Indonesia dengan 99% di antaranya adalah pelaku UMKM. Foto: gojek.com

“Hal ini terbukti meningkatnya jumlah mitra di Gojek. Lebih dari 250.000 mitra usaha kuliner bergabung di GoFood sejak awal pandemi. Kini total 1 juta mitra usaha GoFood dengan 99% di antaranya adalah UMKM,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi V DPR RI, Senin (28/3/2022) lalu. 

Kevin juga memaparkan hasil riset LD FEB UI, yang juga mengungkap bahwa sepanjang 2021, ekosistem Gojek telah berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar Rp 249 triliun atau setara 1,6% kepada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Meningkat 60% dibandingkan tahun 2019-2020. 

Selain itu, riset independen Deka Insight x Foodizz pada 2021 menunjukkan, dari 748 responden, GoFood menjadi platform yang paling banyak digunakan pelanggan di lima kota besar Indonesia (Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar) dibandingkan merek online food delivery lainnya.

GoFood juga menyadari bahwa bergabungnya UMKM kuliner, ke dalam ekosistem digital perlu diberikan pendampingan dan edukasi komprehensif agar dapat tumbuh berkelanjutan dalam jangka panjang di era digitalisasi.

Dalam upaya itu, GoFood telah membentuk wadah Komunitas Partner GoFood (KOMPAG), untuk memajukan UMKM kuliner.

Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial, Bayu Ramadhan mengatakan setelah go digital, pelaku UMKM kuliner dinilai perlu meningkatkan kapabilitas, khususnya dalam memperluas pasar di ranah digital.

“Untuk terus tumbuh, selain dukungan dari sisi inovasi teknologi, mereka pun membutuhkan wadah komunitas yang memberikan akses ke edukasi dan pendampingan rutin. Tidak hanya itu, mereka pun  membutuhkan kesempatan berjejaring agar dapat saling belajar dari sesama pengusaha kuliner,” sebutnya.

Melalui hadirnya KOMPAG, GoFood berkomitmen untuk membantu pelaku UMKM kuliner dari segala tingkatan bisnis untuk naik kelas hingga mampu terus bersaing, bahkan ke level nasional dan internasional.

Penulis : Yusni Fatimah Lubis
Editor : Jef Syahrul
Kategori : Ekonomi, Kota Pekanbaru
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Terkait
Komentar
cakaplah-mpr.jpeg
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian

MPR RI lainnya ...
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
AMSI
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'

CAKAPLAH TV lainnya ...
Jumat, 19 April 2024
Rahmansyah Bacawako Pekanbaru Gelar Halal Bihalal Bersama Masyarakat dan Tokoh
Selasa, 16 April 2024
Kapolres Pelalawan Turun Langsung Cek Rumah Warga yang Ditinggal Mudik
Selasa, 16 April 2024
Pembenahan di Pelabuhan RoRo Bengkalis Berdampak Positif ke Pelayanan dan Antrean
Selasa, 16 April 2024
Plt Bupati Asmar Hadiri Halalbihalal di Desa Mengkirau

Serantau lainnya ...
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan

Gaya Hidup lainnya ...
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru

Advertorial lainnya ...
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Jumat, 09 Februari 2024
Apple Kembangkan 2 Prototipe iPhone Lipat Bergaya Flip
Kamis, 01 Februari 2024
Samsung Buka-bukaan Soal Keunggulan Exynos 2400 di Galaxy S24 dan S24+

Tekno dan Sains lainnya ...
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati

Kesehatan dan Keluarga lainnya ...
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat
Selasa, 26 Maret 2024
BPH UMRI Gelar Lomba Ibadah Praktis Sesuai Tuntunan HPT
Senin, 25 Maret 2024
Berhadiah Umrah dan Beasiswa, Umri Gelar Lomba Tahfidz Alquran
Kamis, 21 Maret 2024
UPT Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru UMRI Taja Ifthor Jama’i

Kampus lainnya ...
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana

CSR lainnya ...
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya

Selebriti lainnya ...

Mutiara Merdeka Hotel - April 2024
Terpopuler
Iklan CAKAPLAH
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan

Parlementaria Siak lainnya ...
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari

Religi lainnya ...
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023

Galeri Foto lainnya ...
Indeks Berita
www www