PELALAWAN (CAKAPLAH) - Pengerjaan perbaikan Jalan Lintas Timur (Jalintim) di dalam Kota Pangkalan Kerinci, Pelalawan, mendapat sorotan dari anggota DPRD Pelalawan Daerah Pemilihan (Dapil) I, H Abdullah. Ia menuding kontraktor pemborong proyek yang bersumber dari APBN ini tidak profesional.
Tidak profesional, lantaran ditengarai kontraktor, yakni PT Tuah Awam Engginering, lama sekali melakukan aktivitas di lapangan. Hal ini mengakibatkan korban kecelakaan berjatuhan.
"Kami sudah banyak mendapatkan laporan dari masyarakat, bahwa pengerjaan Jalintim, khususnya, di Kota Pangkalan Kerinci tidak profesional. Kita berharap sesungguhnya, pengerjaan tidak lama sehingga banyak menimbulkan korban kecelakaan lalulintas. Apalagi bagi masyarakat pengguna sepeda motor. Ironisnya lagi, korban ibu-ibu yang membawa anak. Kita sudah banyak mendapatkan laporannya," terang Abdullah, Selasa (1/11/2022).
Untuk itu dia mendesak kepada pihak kontraktor, untuk sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang terbengkalai. Dengan situasi ini, Abdullah berkeyakinan bahwa hak penggunaa jalan sangat terabaikan.
Berhubung pengerjaan perbaikan Jalintim tersebut proyek nasional lewat PUPR provinsi, dirinya menghimbau kepada Dinas PUPR Kabupaten untuk terus berkoordinasi dengan PU Provinsi Riau, agar teknis penyelesaiannya tidak mengorbankan masyarakat kecil.
"Iya harapan kita penyelesaiannya agar sesegera mungkin dilakukan. Sehingga tidak mengorbankan hak pengguna jalan dan korban lakalantas terus berjatuhan," harapnya.
Sementara itu salah seorang warga Pelalawan mengaku pesimis terhadap kualitas pembongkaran dan penambalan Jalintim. Ia mengaku pesimis jalan itu akan bertahan dengan jangka lama. Pasalnya, kualitas pembangunan Jalintim sebelumnya dibangun oleh PT RAPP dengan kualitas aspal super.
"Iya saya menilai, kualitas penambalan jalan ini akan bertahan lama. Mengingat jalan ini sebelumnya dibangun oleh PT RAPP dengan kualitas aspal sangat menggembirakan sekali. Apalagi fakta di lapangan saat ini, lubang kecil justru dilakukan pemotongan lebar dan panjang-panjang oleh pihak pemborong. Jadi mari sama-sama kita lihat kualitasnya di kemudian hari," ungkap warga yang tinggal di Jalan Seminai, meminta namanya tidak ditulis.
Di tempat terpisah, Ervandi pimpinan PT Tuah Awam Engginering selaku pihak pemborong mengaku mendapat tantangan di lapangan, sehingga membuat pengerjaan terhambat. Faktor pertama adalah cuaca, yakni hujan kerap turun.
"Jika hujan, tentunya tidak bisa ditambal," ungkapnya.
Faktor lain yang menjadi penghambat adalah masalah antrean material dan masalah alat-alat rusak.
"Pada intinya, kami kontraktor ini sebetulnya ingin cepat. Jika sehari, kami pengen satu hari siap, tapi itu tadi, ada sejumlah faktor sehingga pengerjaan lambat," tegasnya.
Sementara soal masalah teknis penambalan dan kualitas, Ervandi menegaskan pembongkaran disertai penambalan itu sudah ada perhitungan di lapangan. Sebab kata dia setelah ditambal nanti ada lagi lapisannya.
"Intinya, untuk kualitas kami ini mengacu kepada spek yang sudah ditetapkan PUPR," tandasnya.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Pelalawan |