PEKANBARU (CAKAPLAH) - Wakil Ketua Komisi III Zulkifli Indra menyebut, kinerja PT Riau Petroleum belum memuaskan. Ia mendorong perusahaan pelat merah itu lebih gesit mengejar target pendapatan 2023 yang telah ditetapkan Banggar DPRD Riau dengan TAPD.
Hal itu berdasarkan rapat kerja Komisi III DPRD Riau dengan BUMD milik Pemprov Riau itu terkait evaluasi progres participating interest (PI) 10 persen migas di wilayah kerja (WK) Provinsi Riau, baru-baru ini.
Terlebih, PT Riau Petroleum akan mendirikan lagi Anak Perusahaan Daerah (APD) baru untuk mengelola wilayah operasi migas Malacca Strait, Kepulauan Meranti. APD yang sudah ada yaitu PT Riau Petroleum Siak, Riau Petroleum Kampar, dan Riau Petroleum Rokan.
"Makanya waktu rapat kemarin kami minta Riau Petroleum secepatnya urus PI 10 persen itu. Ini supaya tercapai target dan dividen untuk Pemprov Riau. Kalau sepanjang 2022 ini kan masih nol," kata Zulkifli Indra, Jumat (4/11/2022).
Riau Petroleum sendiri ditragetkan bisa meraup Pendapatan Dividen Tahun 2023 sebesar Rp450.000.000.000.
Lanjut dia, dengan penambahan APD baru, kegiatan operasional PT Petroleum bersama anak perusahaanya lebih produktif. Di samping itu ada potensi PAD yang besar dari bagi hasil Migas tersebut.
"Kalau lihat proposalnya, usulannya bagus. Apalagi pimpinan Riau Petroleum sekarang ini latar belakang pendidikannya di bidang Migas. Dan dia masih muda pula. Kita harap dia bisa membawa Riau Petroleum jadi lebih baik," papar dia.
Direktur PT Riau Petroleum saat ini adalah Dr. Husnul Kausarian, yang merupakan dosen sekaligus peneliti yang terbilang aktif memproduksi karya karya ilmiah terbitan nasional maupun internasionl bereputasi.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setda Riau, Jhon Armedi Pinem mengklaim bahwa BUMD Provinsi Riau sudah mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2019 BUMD Provinsi Riau seperti PT Pengembangan Investasi Riau (PIR), PT Permodalan Ekonomi Masyarakat (PER), PT Jamkrida Riau tidak mengalami dividen termasuk juga PT Riau Petroleum. Namun di Tahun 2020-2021 sudah menghasilkan.
"Tahun 2020 PT PIR sudah mendapatkan dividen sekitar Rp900 juta dan tahun ini tercapai target mereka Rp2,5 miliar. Demikian juga Jamkrida dan juga PT PER,"ulasnya.
Pinem juga memaparkan proyeksi Pendapatan Dividen BUMD Tahun 2023 mendatang diantaranya, PT Bank Riau Kepri (BRK) sebesar Rp 122.900.134.400, PT Jamkrida Riau Rp 5.100.000.000, PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) Rp 5.628.249.692, PT. Permodalan Ekonomi Rakyat (PER) Rp 2.102.936.750, PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) Rp 4.500.000.000 dan PT Riau Petroleum Rp450.000.000.000.
Sehingga jumlah totalnya Rp 590.231.320.842 dengan catatan PT Bank Riau Kepri (BRK) angka sementara.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |