PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Riau dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau tak ingin lagi ada korban jiwa dalam hari pemungutan suara Pemilu 2024 mendatang seperti yang terjadi pada 2019 lalu.
Hal ini diutarakan kedua penyelenggara pemilu tersebut menjawab pertanyaan dari peserta diskusi pojok pengawasan, yang ditaja Bawaslu Riau, Jumat (4/11/2022).
Salah seorang peserta dari kalangan mahasiswa menyinggung terkait banyaknya petugas yang meninggal dunia terutama petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019 lalu, bahkan juga terjadi pada petugas di Riau.
Terkait hal itu, Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Riau mengaku memang harus ada evaluasi agar tidak terulang pada Pemilu 2024 mendatang.
"Untuk di Riau yang paling rendah, korbannya ada sebelas orang petugas KPPS meninggal dunia," kenang Nugroho mengingat kejadian 2019.
Pria yang akrab disapa Nugi ini mengatakan, pada Pemilu 2019 lalu banyaknya korban dari petugas KPPS yang meninggal dunia sebagai akibat dari berbagai faktor, salah satunya adalah masalah kesehatan.
"Untuk diketahui yang meninggal itu tidak hanya petugas KPPS, tapi juga diketahui petugas keamanan (Linmas). Bahkan usia korban relatif muda-muda, berkisar 40-an tahun. Setelah dilakukan pengecekan, banyak petugas KPPS ataupun Linmas yang meninggal dunia karena mengalami gangguan kesehatan," kata Nugi.
"Kita harus tahu sejumlah penyebab yang mengakibatkan banyaknya petugas yang meninggal dunia, pertama tentang waktu. Patut diketahui, pada proses rekapitulasi Pemilu 2019 dilakukan tanpa jeda yang kemudian dihitung suara dilakukan tanpa henti," cakapnya lagi.
Ia mengatakan, itu yang menurut dia kemudian disalahartikan karena banyak petugas KPPS mengalami kelelahan hingga sakit dan akhirnya banyak yang meninggal dunia.
"Tanpa jeda harusnya bukan berarti tanpa istirahat. Harus ada waktu istirahat yang bisa dilakukan secara bergantian," katanya.
Dia menjelaskan, bahwa pada Pemilu 2019, peristiwa kematian massal petugas KPPS harus menjadi perhatian.
Nugi juga menyinggung terkait aspek formulir yang begitu banyak sebagai bahan kerja petugas, ia juga mengatakan, kedepan memang diharapkan adanya penyederhanaan formulir agar para petugas tidak begitu kelelahan.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Riau, Alnofrizal mengatakan, memang perlu dilakukan evaluasi terkait kejadian yang mengorbankan nyawa manusia tersebut.
"Kalau dari sisi Panwascam, saat ini banyak diisi kawula muda. Kita menginginkan pengawas itu orang yang sehat dan kuat. Memang soal ajal itu soal yang di atas, tapi ikhtiar itu penting. Insya Allah kita siap untuk hadapi dan mengawas Pemilu 2024 ," tukasnya.
Untuk diketahui, hasil penelusuran ada sebanyak 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas KPPS mengalami sakit pada Pemilu 2019.