PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau sudah melakukan investigasi langsung ke lokasi ternak, yang banyak ditemukan terpapar penyakit ngorok di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).
Hingga saat ini, jumlah hewan ternak yang terpapar Sepricaemia Epizootica (SE) di Rohul sebanyak 340 ekor, 88 di antaranya dipotong paksa dan 26 ekor mati.
Hasil investigasi tersebut diketahui bahwa peternak ada memasukan ternak baru yang terpapar penyakit ngorok ke dua kecamatan di Rohul. Hal tersebut yang diduga menjadi penyebab penyebaran penyakit ngorok di Rohul.
"Setelah dilakukan investigasi, peternak mengaku ada memasukkan ternak baru. Hal tersebut yang diduga menjadi penyebab penularan penyakit ngorok, kemungkinan ternak baru itu sudah terpapar penyakit ngorok sebelumnya," kata Kepala Dinas PKH Riau, Herman melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Faralinda Sari, Jumat (11/11/2022).
Baca: Ratusan Kerbau di Rohul Mendadak Mati Misterius, Peternak Rugi Nyaris Setengah Miliar Rupiah
Guna mengantisipasi agar penyakit ngorok tidak terus menyebar di Rohul, pihaknya bersama pemerintah daerah setempat untuk sementara mengisolasi daerah yang sudah terpapar penyakit ngorok tersebut. Selain tidak diperbolehkannya ternak keluar masuk wilayah tersebut, arus orang masuk juga dibatasi.
"Jadi kalau orang mau berwisata, kendaraannya tidak boleh masuk hingga ke pinggir sungai atau di lokasi gembala ternak. Tapi hanya di luar kawasan wisata," terangnya.
Menurut Faralinda, upaya pencegahan untuk penyakit SE ini yakni dilakukan dengan memberikan vaksin. Namun, fakta di lapangan saat ini masih banyak peternak yang enggan hewan ternaknya untuk divaksin.
"Mungkin karena selama ini belum ada kasus ngorok yang tinggi seperti saat ini. Tapi sekarang kan kasus kematiannya ternak cukup tinggi, sampai 90 persen," tukasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Kabupaten Rokan Hulu |