PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bawaslu Riau menggelar kegiatan coffee morning dengan tajuk Kritik dan Pandangan Satu Dekade Bawaslu Provinsi Riau, Senin (21/11/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Bawaslu Riau Alnofrizal, mantan Ketua Bawaslu Riau Rusidi Rusdan, mantan Ketua KPU Riau Nurhamin, mantan anggota Bawaslu Riau Gema Wahyu Adinata dan Neil Antariksa.
Ketua Bawaslu Riau, Alnofrizal mengatakan bahwa kegiatan coffee morning ini menghadirkan pembicara dari tokoh-tokoh penyelenggara pemilu yang kapasitasnya tidak diragukan lagi.
"Jadi jika ada kawan-kawan wartawan, kawan-kawan dari mahasiswa dan organisasi swadaya masyarakat (NGO) ingin narasumber terkait masalah pemilu, para narasumber yang dihadirkan di acara coffee morning ini sangat berkompeten untuk menjadi narasumber," kata Alnof.
Dalam diskusi tersebut, pada mantan penggawa Bawaslu dan KPU Riau banyak bercerita tentang kepemiluan, suka duka, serta tantangan dalam Pemilu sesuai dengan tupoksinya serta harapan terhadap Bawaslu Riau kedepannya.
Ketua Bawaslu Riau dua periode, Rusidi Rusdan mengatakan bahwa Bawaslu saat ini mengedepan pencegahan, maka hal ini perlu dilakukan secara masif dan berkelanjutan serta dilakukan sosialisasi dengan cara yang sama.
"Sosialisasi menurut saya bisa dilakukan secara masif adalah salahsatunya dengan memberdayakan seluruh komponen KPU dan Bawaslu. Komponen KPU mulai dari PPS PPK sampai ke unsur ketua mensosialisasikannya minimal di medsosnya masing-masing. Demikian juga di jajaran Bawaslu. Mulai dari Bawaslu sampai ke panwascam wajib mensosialisasikan di media sosialnya masing-masing. Perlu adanya syarat tidak tertulis bagi calon penyelenggara pemilu untuk mensosialisasikan pemilu," cakapnya.
Ia mengatakan, sejauh ia menjadi bagian dari Bawaslu, informasi atau berita tentang kegiatan sosialisasi tidak begitu menarik untuk masyarakat. Tetapi jika ada informasi atau berita mengenai penangkapan pelaku money politik, informasi atau berita tersebut bisa langsung viral.
"Seharusnya, sosialisasi anti money politik bukan hanya dilakukan Bawaslu. Tetapi juga dilakukan pemerintah dan KPU. Terakhir kita mendapuk Ustadz Abdul Somad menjadi duta anti money politik sebagai salah satu sosialisasi. Termasuk Bawaslu juga melakukan MoU dengan berbagai perguruan tinggi dan OKP dalam mensosialisasikan anti money politik," cakapnya lagi.
Sementara itu, mantan Ketua KPU Riau, Nurhamin mengatakan bahwa masalah peradilan itu ada di Bawaslu. Terutama untuk permasalahan konflik pemilu. Konflik Kepala daerah maupun di pemilihan legislatif dan kepartaian.
"Ranah peradilan dan penyelesaian masalah kepemiluan itu ada di Bawaslu. Jadi ada 2 point penting di Bawaslu. Yaitu jujur dan adil," terangnya.
Nurhamin juga mengajak kawan-kawan NGO, mahasiswa dan wartawan untuk bergabung dan membantu Bawaslu untuk melakukan pengawasan pemilu. Ia berharap keikutsertaan berbagai pihak untuk membantu fungsi pengawasan Bawaslu akan lebih baik dalam melaksanakan slogan jujur dan adil.
Diskusi terpantau berjalan hangat dengan banyaknya perntanyaan dan kritik dari para undangan yang hadir.***