(CAKAPLAH) - WhatsApp membantah dugaan bocornya data milik hampir 500 juta pengguna yang dijual di forum hacker. Aplikasi messaging itu mengaku tidak menemukan bukti kebocoran data.
Juru bicara Meta mengatakan laporan dari Cybernews itu hanya 'spekulatif' dan berdasarkan 'screenshot yang tidak berdasar. Mereka menambahkan tidak menemukan bukti kebocoran data apapun dalam sistem WhatsApp.
Juru bicara tersebut mengatakan Meta dan WhatsApp menanggapi dugaan kebocoran data dengan sangat serius, dan langsung mengambil tindakan untuk menyelidiki klaim yang ada di artikel Cybernews.
Beberapa nomor telepon yang ada di dalam database tersebut mungkin terkait dengan akun WhatsApp, tapi juru bicara Meta mengatakan tidak ada informasi lainnya terkait pengguna.
"Kami tidak memiliki informasi tentang bagaimana daftar nomor telepon yang diduga dikumpulkan atau seberapa banyak yang berisi nomor telepon Hong Kong," kata juru bicara WhatsApp terkait kebocoran data yang menyangkut pengguna di Hong Kong, seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin (28/11/2022).
Juru bicara tersebut menambahkan ada banyak cara lain untuk mengumpulkan nomor telepon pengguna secara online.
Seperti diketahui, Cybernews melaporkan pada 16 November lalu seorang anggota forum hacker mengklaim telah membobol database WhatsApp dan mencuri 487 juta nomor ponsel milik pengguna.
Database tersebut berisi data pengguna WhatsApp dari 84 negara, termasuk 130.331 nomor telepon dari Indonesia. Sedangkan database nomor telepon terbanyak dari Mesir sebanyak 44,8 juta nomor.
Cybernews mengatakan sebagian besar informasi yang dibobol itu digunakan hacker untuk serangan siber dan disarankan agar para pengguna WhatsApp tetap waspada terhadap panggilan maupun pesan dari nomor yang tidak dikenal.
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | Detik.com |
Kategori | : | Internasional, Serba Serbi |