Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), sejumlah bahan pokok diprediksi akan mengalami kenaikan harga, seperti daging.
Kenaikan harga bahan pokok disebabkan permintaan tinggi jelang Nataru, yang dikhawatirkan berimbas terhadap inflasi.
Tak hanya bahan pokok, rokok juga dikhawatirkan akan berdampak terhadap tingginya inflasi. Sebab saat ini harga rokok naik akibat permintaan cukup tinggi.
Atas kondisi itu, Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar meminta warga Riau, khusus yang perkokok untuk mengurangi konsumsi rokok.
"Yang diprediksi akan naik itu daging karena berkenaan dengan Nataru. Tapi yang sekarang ini yang naik itu rokok, terutama rokok kretek," katanya saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi bersama Pemerintah Daerah dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Senin (28/11/2022) kemarin.
"Untuk itu, kami harapkan kepada kawan-kawan mengurangi lah merokok, supaya nanti tidak banyak permintaan yang pada akhirnya harganya pun naik," ujarnya.
Gubri mengakui, memang kalau warga yang merokok sulit untuk mengurangi, sebab rokok tersedia dimana-mana.
"Kalau selagi rokok ini tersedia di lapangan, itu nanti akibatnya harganya akan naik," pungkasnya.
Dalam Rakor itu, Mendagri mengungkap ada beberapa daerah di Indonesia yang secara bulanan angka inflasinya masih jauh dari angka Nasional.
Dengan begitu, ia pertegas terhadap pada pimpinan yang daerahnya masih terbilang tinggi inflasi dilarang untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
“Jadi mohon izin untuk Kepala daerah yang inflasinya diatas nasional, untuk melakukan perizinan keluar negeri akan di tolak,” tegasnya.
Menteri Tito jelaskan, ada sembilan langkah untuk pemerintah daerah agar bisa melakukan upaya penanganan inflasi. Pertama, memantau harga dan stok untuk memastikan harga pokok.
Kedua, melaksanakan rapat teknis tim pengendali inflasi daerah. Lalu, ketiga, menjaga pasokan bahan pokok dan barang penting, dan keempat, melaksanakan pencanagan gerakanan menanam.
Selanjutnya, kelima, melaksanakan operasi pasar murah bersama dinas terkait. Keenam, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang. Ketujuh, berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan.
“Kedelapan, merealisasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk dukungan pengendalian inflasi. Dan terakhir, memberikan bantuan transportasi dari APBD,“ jelasnya.
Dia berharap, upaya-upaya tersebut dapat dijalankan pemerintah daerah apalagi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional. Karena hal ini sangat berkaitan terhadap daya beli masyarakat dan ketersediaan bahan pangan agar tetap stabil.