Pelatih timnas Belanda Louis van Gaal. (c) AP Photo
|
(CAKAPLAH) - Perang urat saraf langsung tersaji jelang pertandingan babak perempat final Piala Dunia 2022 antara Belanda menghadapi Argentina, Sabtu (10/12/2022) dini hari WIB. Louis van Gaal dianggap oleh Angel Di Maria sebagai pelatih terburuk selama kariernya di dunia sepak bola.
Sebagaimana diketahui, Di Maria terlebih dahulu menilai sosok pelatih timnas Belanda sebagai biang keroknya ketika ia tampil melempem di Manchester United. Saat itu, van Gaal dengan Di Maria pernah bekerja sama selama semusim di Old Trafford.
"Masalah saya ketika berada di Manchester United, adalah pelatih. Van Gaal adalah pelatih terburuk dalam karier saya. Saya bisa mencetak gol maupun membuat assist, dan keesokan harinya dia memindahkan posisi saya. Seolah dia tidak suka pemain lebih besar dari dirinya," klaim Di Maria dilansir dari laman SportBible.
Di Maria memang tampil kurang greget ketika membela seragam MU. Pemain berusia 34 tahun hanya sanggup mencetak empat gol serta 12 assist dalam 32 pertandingan di seluruh kompetisi musim itu.
Tanggapi Dengan Santai
Merespon tudingan tersebut, Louis van Gaal dalam sesi konferensi pers jelang duel kedua tim menanggapi dengan santai. Menurut pelatih berusia 71 tahun itu ia mengaku sedih dianggap seperti itu oleh Di Maria.
"Angel adalah pemain yang sangat bagus. Tetapi, menyebut saya pelatih terburuk dalam kariernya itu menyedihkan."
"Saya tidak suka dia mengatakannya. Saya mungkin telah membuat keputusan yang buruk dengannya saat itu, tetapi kami para pelatih harus mengambil keputusan," kata van Gaal seperti dilansir dari MARCA.
Ungkap Filosofi Melatihnya
Kemudian, van Gaal membahas tentang gaya melatih pilihannya dan bagaimana filosofi yang dianutnya berkembang selama bertahun-tahun. Ia mengatakan awalnya adalah sebagai pelatih yang menganut dengan gaya menyerang.
Namun, seiringnya berjalan waktu van Gaal mendapati berbagai pengalaman bahwa sepak bola tidak hanya soal menyerang. Tetapi menurutnya, keseimbangan dalam skema permainan menjadi yang utama.
"Di Ajax itu sangat menyerang. Di Barcelona saya belajar bahwa Anda tidak bisa selalu berpikiran menyerang. Pada level pribadi, saya lebih sabar dari sebelumnya. Mungkin kepribadian saya tidak banyak berubah dalam hal cara saya memandang sepak bola."
"Sepak bola berkembang, sangat sulit untuk memainkan [sepak bola] menyerang sekarang. Itulah mengapa saya mulai mengembangkan sistem pertahanan," ujarnya.
Terlihat Sekarang
Lalu, Louis van Gaal mengaku apa yang ia pelajari selama bertahun-tahun di dunia kepelatihan membuahkan hasil di Piala Dunia 2022. Meski pendekatan yang ia usung cenderung pragmatis dalam gaya bermain Belanda, ia lebih mengutamakan hasil daripada menciptakan sepak bola indah.
"Dan kita bisa melihatnya di Piala Dunia 2022 ini, dengan hasil yang tidak terlalu buruk, dan itu semua bergantung pada pendekatan taktis," pungkasnya.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Bola.net |
Kategori | : | Olahraga |