PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sepanjang tahun 2022 ini, tingkat penyebaran Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pekanbaru menjadi yang tertinggi di Provinsi Riau.
Dari data yang dihimpun bidang pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Riau, dari Januari hingga November 2022, kasus demam berdarah di Kota Pekanbaru mencapai 763 orang.
Khusus untuk Bulan November terjadi 36 kasus di Kota Pekanbaru.
Angka ini tertinggi dan jomplang dengan daerah lain di Riau, dimana dari 11 kabupaten lain di Riau rata - rata hanya di bawah 250 kasus.
Seperti di Kampar, sepanjang tahun ini dari Januari sampai November terjadi 233 kasus, di Rokam Hulu 209, Pelalawam 80 kasus, Inhu 63 kasus, Kuansing 139 kasus.
"Sedangkan di Inhil 77 kasus, Bengkalis 114, Dumai 160, Siak 156, Rohil 67 kasus, dan Meranti 41 kasus," kata Kadis Kesehatan Riau, Zainal Arifin, Kamis (15/12/2022).
Baca: Kasus DBD di Pekanbaru terus Meningkat, Dewan Minta Diskes Monitor Puskesmas
Agar kasus DBD tidak terus bertambah, kata Zainal lagi, setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik). Dan itu adalah anggota keluarga di masing - masing rumah.
"Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk. Jadi 3 M itu yang harus di giatkan," tukasnya.
Lebih jauh ia mengatakan, bahwa diprediksi untuk penghujung tahun ini yakni Desember, trend DBD di Riau akan mulai menurun.
"Namun, kita harus tetap waspada," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |