PEKANBARU (CAKAPLAH) - Senator senior asal Provinsi Riau Intsiawati Ayus sempat menyampaikan keinginannya maju sebagai anggota DPR RI melalui Partai Nasional Demokrat (NasDem) beberapa waktu lalu.
Namun, dikabarkan Intsiawati Ayus hengkang dari partai besutan Surya Paloh itu, dan bergabung dengan Partai Perindo. Hal itu diperkuat dengan munculnya foto Anggota DPD RI itu di akun Instagram @hary.tanoesoedibjo, Rabu (4/1/2023).
Di dalam postingan beberapa jam yang lalu itu, di slide pertama ada foto Intsiawati Ayus bersama pendiri Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. Sedangkan di slide kedua, Intsiawati Ayus berpose bersama Hary Tanoesoedibjo dan politisi asal Riau Sayed Abubakar Assegaf atau yang biasa disapa Ibeck.
"Ibu Intsiawati Ayus, anggota DPD RI aktif Dapil Riau gabung Partai Perindo dan maju Bacaleg Dapil Riau. Selamat bergabung bu Iin. Bersama kita bangun Riau sejahtera," begitu isi caption postingan itu.
Sebelumnya, dalam keterangan pers, Intsiawati Ayus mengaiu mantap maju ke DPR RI melalui Partai Nasional Demokrat (NasDem). Ia juga menyebut, selalu ikut sebagai kontestasi di Pemilihan Umum (Pemilu) lantaran setiap Pemilu suara yang didapat selalu bertambah.
"Indikator IA (Intsiawati Ayus) tunai menjalankan amanahnya, suara saya tiap periode terus bertambah," kata Iin, sapaan akrabnya, Rabu (26/10/2022).
Soal bergabung ke NasDem, kata dia, itu pilihan yang objektif dan subjektif. Pertimbangan untuk bergabung di partai besutan Surya Paloh ini cukup lama.
"Saya lihat NasDem platform dan perjuangannya sama dengan saya. Contoh konkritnya Menteri Siti Nurbaya dari NasDem, saya sejak periode pertama konsen dan komit untuk Riau bicara hutan dan lahan," kata Iin saat itu.
Ia juga mengungkapkan, alasan menyeberang ke DPR RI lantaran kebijakan DPD RI memiliki batas. Sementara, kebijakan di negeri ini merupakan kompromi politik dengan kekuatan kompromi partai politik (Parpol).
"Mengapa saya harus pindah ke DPR bahwa seluruh kebijakan di negara ini adalah kompromi politik. Masalahnya untuk duduk menjadi agen kompromi itu, dilihat pula kapasitasnya. Kompromi tak berjalan tanpa kekuatan partai. Saya tak akan sampai selesai ke eksekusi," kata dia.