
![]() |
Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Pekanbaru, Zulkarnain
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Pekanbaru, Zulkarnain menanggapi santai aksi penyegelan kantor DPC PPP Pekanbaru oleh sejumlah kader senior PPP.
Dikonfirmasi CAKAPLAH.com, Zulkarnain mengatakan, bahwa sepengetahuannya, kantor PPP tersebut merupakan aset partai secara turun-menurun, bukan atas nama pribadi.
"Itu kan aset PPP dari pendahulu kita, ketuanya saat itu almarhum pak Roem Zein. Ada penerusnya pak Afrizal DS sebagai ketua DPC, Said Usman, dan saya. Jadi aset itu yang saya ketahui adalah aset partai bukan milik perorangan. Yang saya ketahui tak ada dalam bentuk pribadi," kata Zulkarnain, Ahad (15/1/2023).
Hal ini dikatakannya karena sudah pernah melihat bukti surat menyurat dan administrasi terkait kantor tersebut, termasuk kwitansi asli, dimana tidak ada menyebut nama orang per orang.
"Saya pun secara pribadi, tidak pernah dan tidak akan pernah aset ini menjadi aset pribadi, ini tetap sebagai aset PPP sampai kapanpun. Memang sejarahnya, pendahulu kita yang dulu memperjuangkannya untuk mendapatkan kantor DPC," cakap anggota DPRD Kota Pekanbaru ini lagi.
"Bisa jadi diantara pendahulu ini, diantara mereka ada hal-hal tertentu yang kami sebagai generasi penerus tidak mengetahuinya. Seperti masa pak Roem dia kan tak pernah menceritakan sama saya. Saya tahu ada yang mengganggap dokumen (kantor) itu hilang atau dititipkan dimana, tapi sebenarnya dokumennya ada di DPC," cakapnya lagi.
Disinggung mengenai pernyataan dari kader senior DPC Raja Eddy, salah satu hal yang menyebabkan disegelnya kantor PPP Pekanbaru tersebut dikarenakan tidak merangkul kader senior, menurut Zulkarnain tidak begitu.
"Bukan tidak pernah, kita tetap silaturahmi, setiap Harlah (peringatan hari lahir partai, red) tetap kita kunjungi. Bagaimanapun mereka pendahulu kita. Tapi mudah-mudahan lah hal ini menjadi pembuka jalan agar semuanya terbuka. Insya Allah hal ini jadi pembuka jalan, meningkatkan silaturahmi kita, membuka jalan secara kekeluargaan, karena tak ada hal yang digelapkan disitu," urainya.
"(Dengan digemboknya kantor) itu hal biasa, karena selagi kader PPP, itu hak kita bersama sama, semoga hal ini bisa membuat kita berkumpul semua," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah kader senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggeruduk kantor DPC PPP Pekanbaru yang berada di Jalan Teratai, Ahad (15/1/2023). Mereka menggembok dan memasang spanduk bahwa kantor tersebut merupakan milik mereka bukan aset partai.
"Kantor advokat Zulkifri Kamir dan partner, tanah dan bangunan ini adalah milik Raja Eddy Indrayadi, Drs H Aprizal DS, Drs H Moh Roem Zein (almarhum) dan dan Sutan Tabing (almarhum)," isi spanduk tersebut.
Koordinator kader dalam aksi tersebut, Raja Eddy yang juga merupakan Ketua Fraksi PPP Pekanbaru periode 1999 - 2004 mengatakan, bahwa pihaknya menyegel kantor tersebut karena memang kantor tersebut merupakan milik mereka.
"Saya mantan ketua Fraksi PPP DPRD Pekanbaru periode 1999-2004, saya ikut membeli kantor itu. Jadi walaupun bagaimana, kami ingin mengambil kembali aset kami, ini bukan aset PPP," kata Raja Eddy.
Mengapa langkah ini diambil, kata Raja Eddy, sebab pengurus PPP saat ini tidak pernah mau tahu dengan tokoh-tokoh PPP yang lama. Apalagi kepada para kader yang telah membeli kantor itu pada masanya.
"Apapun kegiatan PPP kami tak pernah diberitahu, tak pernah diundang," sesalnya.
Yang menjadi persoalan lain, kata Raja Eddy adalah seiring terus menurunnya jumlah kursi PPP di DPRD Pekanbaru, terlebih pada era Ketua DPC saat ini, Zulkarnain, yang hanya dapat 1 kursi di DPRD Pekanbaru. Pihaknya menilai Zulkarnain telah gagal memimpin partai berlambang Kabah tersebut.
"Terus terang di zaman kami dulu dengan ketua pak Roem Zein, anggota DPRD Pekanbaru ada 6 orang, kemudian di zaman saudara Afrizal sebagai ketua itu 4 orang, kemudian zaman Said Usman tetap 4 orang. Sementara dari zaman Said Usman diambil ke zaman Zulkarnain, hanya 1 orang anggota DPRD, dia telah gagal," kata Raja Eddy.
"Di telah menghancurkan partai tapi terpilih lagi jadi ketua DPC, kan naif. Jadi walaupun bagaimana, aset kami akan kami ambil alih," tukasnya.***
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Politik, Kota Pekanbaru |










































01
02
03
04
05





