(CAKAPLAH)-Awal 2023 Provinsi Riau kedatangan Presiden RI Joko Widodo meresmikan jalan tol Pekanbaru Bangkinang, jalan tol kedua di Tanah Melayu Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau setelah jalan tol Pekanbaru Dumai diresmikan pada tahun 2020 juga oleh Jokowi, namun secara virtual.
Kedua jalan tol tersebut telah resmi beroperasi meskipun belum tersambung dengan dua provinsi tetangga, yaitu Provinsi Sumatera Utara via tol Pekanbaru Dumai, dan Provinsi Sumatera Barat via tol Pekanbaru Bangkinang. Selain itu Riau masih menunggu tol ketiga yaitu tol Pekanbaru Rengat yang akan menghubungkan Riau dengan Provinsi Jambi.
Masyarakat Riau cukup antusias dengan kehadiran jalan tol, karena setelah sekian lama provinsi yang kaya akan minyak baik minyak mentah maupun minyak sawit, baru tahun 2020 dapat merasakan adanya jalan tol di wilayahnya, yang selama ini hanya menonton atau melihat saja dari jauh di daerah lain. Bahkan ada yang nyeletuk kok ndak dari dulu-dulu ya, padahal dengan hasil sumber daya alamnya yang sangat melimpah, mungkin lebih dari tiga atau empat tol atau juga lebih banyak jalan layang (Fly Over) bisa dibangun untuk mengurai kemacetan yang mulai padat merayap setiap hari pada waktu-waktu tertentu, khususnya di Pekanbaru atau jalan-jalan utama yang menuju Kota Pekanbaru.
Jalan tol di Riau merupakan bagian terintegrasi dari pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan menghubungkan wilayah ujung utara sumatera yaitu Provinsi Aceh sampai ujung selatan sumatera yaitu Provinsi Lampung. Keberadaan jalan tol lintas provinsi ini diharapkan akan menumbuhkan pusat-pusat industri baru beserta kawasan di jalur JTTS. Apalagi Riau yang berada di tengah-tengah pulau Sumatera, seperti yang dikatakan Yan Prana (mantan Sekda Riau) kepada detikcom, Senin (5/10/2020), ruas tol sepanjang 616 kilometer (km) akan menghubungkan Riau dengan 3 provinsi tetangga di Sumatera.
Riau akan menjadi episentrum yang terhubung dengan Jambi, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
"Riau ini kan berada di tengah-tengah jalur transportasi darat di Sumatera. Maka, kita perkirakan pada tahun 2024 mendatang, ruas jalan tol sudah terhubung ke tiga provinsi, Jambi, Sumut dan Sumbar. Maka, letak Riau pada posisi tengah, akan menjadi episentrum di Sumatera," kata Yan Prana.
Sebagai episentrum Riau menjadi tempat transit atau persinggahan bagi penduduk sumatera yang bepergian lewat jalur darat. Dengan membutuhkan waktu hanya beberapa jam saja, baik dari utara maupun dari selatan sumatera, mereka telah sampai di Provinsi Riau. Penduduk Sumatera dari Sabang di Aceh hingga Bakauheni di Lampung dapat dengan mudah mengunjungi tempat-tempat wisata di Provinsi Riau. Karena jarak yang ditempuh semakin pendek, biaya logistik menjadi lebih hemat.
Dengan demikian sektor pariwisata akan menjadi salah satu sektor terdampak langsung merasakan manfaat keberadaan jalan tol. Banyak tempat-tempat wisata di Riau dengan harga terjangkau siap memanjakan mata para pengunjungnya. Disisi lain ditunjang dengan tersediannya sarana akomodasi yang cukup representatif.
Diantaranya 93 hotel berkategori bintang dengan jumlah kamar sebanyak 8.527 kamar dan tempat tidur sebanyak 12.304 unit. Juga ada akomodasi lainnya sebanyak 384 hotel/akomodasi dengan jumlah kamar sebanyak 9.347 kamar dan tempat tidur 14.056 unit. Hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Riau memiliki hotel bintang, kecuali Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu.
Apalagi peran sektor pariwisata baik langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong bagi tumbuh dan bergeraknya sektor/lapangan usaha yang lain, seperti sektor/lapangan usaha penyediaan jasa akomodasi dan makan minum; lapangan usaha transportasi; lapangan usaha informasi dan komunikasi; lapangan usaha perdagangan; dan lapangan usaha jasa lainnya. Dimana pada triwulan II 2022 PDRB Riau, kelima lapangan usaha tersebut menyumbang 13,04 persen terhadap PDRB Riau, kemudian sedikit melambat pada triwulan III 2022 yaitu sebesar 11,55 persen, tetapi meningkat cukup signifikan dibanding triwulan III 2021 yang menyumbang sebesar 11,89 persen.
Namun selama enam tahun, dari 2017 hingga tahun 2023, baru dua jalan tol yang beroperasi di Riau, itupun masih terbatas berada di wilayah Riau atau belum tersambung sampai provinsi tetangga. Kalau boleh dikatakan jalan tol Riau masih menggantung, atau tol gantung.
Menurut Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro (Sumber: www.riaupos.jawapos.com, 5/9/2022), mengatakan hingga saat ini proses konstruksi di Jalan Tol Pekanbaru–Padang yang terbagi atas 6 seksi berjalan cukup baik terutama untuk 3 seksi prioritas. "Sedangkan sisa ruas tol lainnya yakni Seksi 4 Pangkalan–Payakumbuh (58km), Seksi 3 Payakumbuh–Bukittinggi (34 km), dan Seksi 2 Bukittinggi–Sicincin (38km) masih dalam tahap perencanaan,”.
Lebih lanjut menurut SF Hariyanto (Sekdaprov), jalan tol Bangkinang-Pangkalan hanya sampai di Desa Tanjung Alai, XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar dan belum lanjutkan ke Pangkalan, Sumatera Barat (Sumbar). Jalan bebas hambatan sepanjang 24,7 kilometer (Km) itu ditargetkan selesai pada tahun 2023 ini. Sehingga tahun 2024 bisa difungsionalkan. "Progres fisik jalan tol Bangkinang-Pangkalan sudah mencapai 70 persen lebih," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Hariyanto, (Selasa 10/1/2023 CAKAPLAH.com).
Sementara tol koridor Pekanbaru-Tebing tinggi-Medan, untuk di Riau baru sampai Dumai sepanjang 131,5 km yang dikerjakan sejak tahun 2017 dan diresmikan pada tanggal 25 September 2020. Sementara kelanjutannya menurut Asisten II Setdaprov Riau, M Job Kurniawan, saat ini rencana proyek tol Dumai-Rantau Prapat masuk tahapan ketiga penyelesaian JTTS oleh pemerintah pusat.
“Dari perubahan Perpres terkait JTTS, proyek jalan tol Pekanbaru-Pangkalan Sumbar masuk tahap satu, sama dengan Pekanbaru-Dumai. Sedangkan jalan tol Pekanbaru-Rengat dan Rengat dan Rengat-Jambi masuk tahap dua. Sedangkan untuk jalan tol Dumai-Baganbatu-Sigambal Sumut atau Dumai-Rantau Prapat masuk tahap tiga atau pada 2024 mendatang,” ujarnya, Minggu (5/6/2022, bisnis.com).
Dari rencana itu, pihaknya menyarankan agar pembangunan jalan tol Dumai-Rantau Prapat dapat masuk di tahap dua atau mulai 2023 mendatang. Dia mengakui Pemprov Riau sudah berbincang dengan Pemprov Sumatra Utara, dan pihaknya sepakat mendorong agar pembangunan jalan Dumai-Rantau Prapat bisa masuk tahap kedua. Dengan masuk pembangunan JTTS tahap dua, diharapkan pada 2023 sudah bisa dilaksanakan penetapan lokasi (penlok) ruas tol tersebut, termasuk pelepasan lahan yang masuk kawasan hutan.
“Kalau bisa masuk tahap dua, proyek jalan tol Dumai-Rantau Prapat ini sudah bisa dikerjakan 2023 mendatang, baik itu penlok, proses ganti rugi lahan, sehingga pekerjaan kontruksinya bisa dipercepat,” tutupnya.
Sedangkan jalan tol Pekanbaru-Rengat, menurut Asisten II Setdaprov Riau, M Job Kurniawan tinggal menunggu izin pelepasan kawasan hutan dari KLHK. “Kami berharap Kementerian LHK agar segera mengeluarkan lahan ruas jalan tol yang berada di kawasan hutan. Dengan begitu, proyek strategis nasional di Riau ini bisa dikerjakan konstruksinya,” tandasnya. (Ahad 5/6/2022, RIAUGREEN.com).
Semoga saja progress proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terus saja bergerak, harapan tersambungnya Provinsi Riau dengan provinsi lain di Sumatera jalur darat melalui jalan tol dapat terwujud sehingga Riau betul-betul akan menjadi episentrum di Pulau Sumatera kelak dikemudian hari.
Penulis | : | Irfarial, SE, Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Riau |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Cakap Rakyat |