

![]() |
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Imron Rosyadi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Imron Rosyadi mengatakan, bahwa pihaknya melakukan investigasi mendalam terkait adanya pekerja sub kontraktor di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja.
"Tim sudah turun, PHR juga sudah melaporkan secara resmi ke kita. Kita investigasi, dan kita akan buat panggilan untuk tindaklanjut ke PHR dan pihak terkait, karena yang meninggal itu pekerja dari sub kontraktornya," kata Imron kepada CAKAPLAH.com, Jumat (20/1/2023).
Imron mengatakan, bahwa pekerja yang meninggal kali ini termasuk pada kategori fatality, karena baru berusia 22 tahun, dan meninggal akibat tertimpa besi.
"Fatality itu tertimpa, terjatuh, tertabrak. Ini yang mau kita investigasi. Kita ingin tahu SOP (standar operasional prosedur) pembongkaran cranenya seperti apa, kok bisa tertimpa. Nah itu yang akan kita investigasi," kata Imron.
Lebih jauh, ia mengatakan, pihaknya mewanti-wanti agar kejadian ini tidak kembali terulang dengan korban lainnya.
"Kita minta kedepannya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di perusahaan harus perkuat SOP dalam bekerja angkat angkut, terutama crane. Karena crane ini yang banyak digunakan untuk pengeboran dan service di sumur minyak. Kita minta SOP pemasangan dan pembongkaran crane kedepannya betul-betul diperketat," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja hingga meninggal dunia, Rabu (18/1/2023). Informasi yang dirangkum CAKAPLAH.com, Pria berinisial DS (22) menjadi korban saat bekerja di posisi floorman di PT. Asindo Citraseni Satria yang merupakan rekanan dari PHR.
Kecelakaan terjadi di area kerja PHR tepatnya di rig ACS-06 Minas 5D-28.
Penyebab terjadinya kecelakaan akibat Full Opening Safety Valve (FOSV) terjatuh dan mengenai Floorman yang berada di Working Platform (WPF) sehingga menyebabkan fatality.
Setelah selesai pekerjaan run in hole Electrical Submersible Pump (ESP) dan absorber wheel diturunkan, kru memposisikan kembali air hoist ke center well. Pada saat proses memposisikan air hoist ke center well, kru menggunakan Full Opening Safety Valve (FOSV) sebagai pemberat.
Ketika Driller mengangkat air hoist, air hoist tersangkut di area monkey board dan kemudian FOSV terlepas sehingga mengenai IP yang berada di Working Platform (WPF).
Informasi yang dirangkum juga, selanjutnya dilakukan pertolongan pertama di lokasi dan langsung mengevakuasi IP menuju klinik PHR Minas melaporkan kepada Pimpinan PHR, membarikade dan mengamankan lokasi kejadian, nengumpulkan data untuk proses investigasi, serta melakukan pendampingan keluarga dengan keluarga korban.***
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Riau |










































01
02
03
04
05


















