PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal mengatakan, bahwa beberapa daerah di Kabupaten Kepulauan Meranti yang terendam banjir sudah ditangani oleh tim gabungan.
Kepada CAKAPLAH.com, Selasa (24/1/2023), ia mengatakan, meskipun yang terjadi di Meranti sebenarnya bukanlah banjir yang besar, namun dipicu oleh banjir rob.
"Sebenarnya bukan banjir besar, tapi karena dipicu air laut pasang besar (rob) dan curah hujan cukup tinggi di wilayah pesisir Riau. Kita sudah menghimbau kepada BPBD kabupaten kota agar waspada terkait ini, sesuai prakiraan dari BMKG," kata Edy.
Selain itu, kata Edy, pihaknya meminta kepada kabupaten kota yang terdampak, agar menyiagakan semua sumber daya, baik personel maupun peralatan.
"Kita juga minta mengaktifkan posko," tukasnya.
"Sesuai dengan perkiraan BMKG, pada 24 dan 35 Januari, Riau masuk dalam kategori Waspada, pada potensi wilayah terdampak," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, hujan yang mengguyur wilayah Kepulauan Meranti sejak Ahad (22/1/2023) malam hingga Senin hari ini, menyebabkan banyak daerah terendam air. Kondisi diperparah karena pada saat bersamaan, terjadi banjir rob.
Menurut Plt Kalaksa BPBD Kepulauan Meranti, Eko Setiawan, hasil pantauannya dengan pihak terkait seperti TNI, Polri, pihak kecamatan dan warga setempat, dan laporan yang diterima, memang sebagian besar daerah di Kepulauan Meranti diguyur hujan dan beberapa diantaranya tergenang air. Paling parah terjadi di Tebingtinggi Barat tepatnya di Desa Kundur, Desa Batang dan Desa Mekong dan daerah yang berada di pesisir.
"Dilihat banjirnya, yang terdalam sepertinya di daerah Tebing Tinggi Barat," kata Eko Setiawan, Senin (23/1/2023).
Katanya lagi, banjir atau genangam air yang paling parah terjadi di daerah yang terletak di pesisir. Seperti di Desa Kundur, Desa Batang Malas dan Desa mekong. Selain akibat curah hujan, air banjir juga terjadi karena saat ini masuk musim pasang rob.
"Kalau dilihat dari air pasang sekitaran pesisir laut dan sungai dipastikan terkena banjir rob. Saat air hujan merendam sebagian daerah, terjadi pasang rob, ini yang membuat air lama surutnya," ujar Eko.
Kata Eko, menjelang sore ini, air sudah berangsur-angsur surut. Meski tidak ada korban seperti rumah rubuh atau hanyut, BPBD tetap akan mendirikan posko di daerah yang tergenang air, diantaranya di Desa Kundur dan Desa Mekong.
"Kalau sampai hanyut (rumah, red), tidak ada. Tapi kalau masuk air dan terendam, banyak," kata Eko.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |