

![]() |
Anggota tim SAR dari Korea Selatan bersiap naik pesawat menuju Turki dari Bandara Internasional Incheon di Korea Selatan, Selasa (7/2). | AP Photo/Ahn Young-joon
|
(CAKAPLAH) - Sejumlah bantuan internasional mulai tiba di wilayah yang terdampak gempa bumi dahsyat di Turki dan Suriah. Selain bantuan kebutuhan pokok, relawan penyelamat juga berdatangan.
Negara tetangga Yunani mengirim 21 relawan penyelamat, dua anjing penyelamat dan kendaraan penyelamat khusus. Selain itu dikirim juga seorang insinyur struktural, lima dokter dan ahli perencanaan seismik di pesawat angkut militer. Bantuan ini jadi sorotan karena Yunani selama ini dikenal sebagai negara yang kerap terlibat gesekan dengan Turki. Naluri kemanusian mengesampingkan persaingan itu untuk sementara.
Pada Rabu (8/2), tim penyelamat Cina tiba di Bandara Adana pada pukul 4.30 pagi waktu setempat. Tim penyelamat Cina ini terbang lebih dari 8.000 km dengan pesawat sewaan Air China.
Xinhua melaporkan, Tim penyelamat Cina berangkat dari Beijing menuju Turki dengan pesawat sewaan pada Selasa sore untuk bergabung dalam upaya bantuan gempa bumi di negara tersebut. Tim beranggotakan 82 orang itu dikirim oleh Kementerian Manajemen Darurat China atas permintaan pemerintah Turki.
Tim tersebut, yang terdiri dari personel dari korps pemadam kebakaran dan penyelamatan Beijing, Layanan Pendukung Tanggap Gempa Nasional dan Rumah Sakit Umum Darurat di Beijing, membawa serta peralatan dan perbekalan penyelamatan.
Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki juga mengatakan Otoritas Palestina akan mengirimkan dua misi kemanusiaan untuk membantu di Suriah dan Turki. Misi bantuan akan mencakup pertahanan sipil dan tim medis.
Dari pihak lain, Israel mengirim tim pencarian dan penyelamatan yang terdiri dari 150 insinyur, tenaga medis, dan pekerja bantuan lainnya untuk memberikan bantuan penyelamatan di Turki. Kedua negara sedang memperbaiki hubungan setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia juga telah menyetujui permintaan bantuan kemanusiaan untuk Suriah. Israel dan Suriah tidak memiliki hubungan diplomatik.
Amerika Serikat mengoordinasikan bantuan langsung ke Turki, termasuk tim untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan. Di Kalifornia, hampir 100 petugas pemadam kebakaran Los Angeles County dan insinyur struktur, bersama dengan enam anjing terlatih khusus, dikirim ke Turki.
Sedangkan tim penyelamat Rusia dari Kementerian Darurat dikirim ke Suriah. Militer Rusia yang dikerahkan di negara itu juga telah mengirimkan 10 unit yang terdiri dari 300 orang untuk membantu membersihkan puing-puing dan mencari korban selamat. Militer Rusia telah menyiapkan titik-titik untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan. Rusia juga telah menawarkan bantuan kepada Turki, yang sejuah ini telah diterima.
Lebanon yang tengah didera krisis politik dan ekonomi mengatakan akan mengirim tim yang terdiri dari 15 anggota resimen teknik militer ke negara tetangga Suriah untuk membantu operasi penyelamatan di bagian negara yang dikuasai pemerintah. Pengumuman datang sehari setelah militer Lebanon mengirim 20 anggota dari resimen yang sama ke Turki untuk membantu penyelamat di sana yang berlomba untuk menemukan korban selamat.
Salah satu pemerintah saingan Libya mengatakan akan mengirim tim beranggotakan 55 orang ke Turki untuk membantu upaya penyelamatan. Pemerintah Perdana Menteri Abdel Hamid Dbeibah mengatakan tim tersebut akan terdiri dari penyelamat, anggota medis bersama dengan empat anjing.
Pakistan yang juga didera krisis ekonomi telah mengirim satu penerbangan pasokan bantuan dan membawa tim pencarian dan penyelamatan beranggotakan 50 orang. Pemerintah mengatakan penerbangan bantuan harian ke Suriah dan Turki akan dimulai Rabu (8/2).
Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyiapkan dana bantuan serta mendesak orang untuk menyumbang dengan murah hati. Kabinet federal menyumbangkan gaji sebulan dan semua pegawai pemerintah menyumbangkan gaji sehari untuk didonasikan bagi korban gempa Turki dan Suriah.
Qatar juga akan mengirimkan bahan-bahan untuk 10 ribu unit hunian sementara ke Turki dan Suriah. “Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Qatar untuk berkontribusi meringankan korban gempa di Suriah dan Türkiye," bunyi pernyataan pemerintah dilansir dari Daily Sabah, Rabu (8/2).
Pada Senin (6/2), Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memerintahkan peluncuran angkutan udara untuk membantu korban gempa di Turki. Tim penyelamat, rumah sakit lapangan, bantuan kemanusiaan, tenda dan perlengkapan musim dingin juga akan dikirim ke negara itu.
Negara-negara di Eropa, Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah lainnya juga telah mengirimkan bantuan personel penyelamat serta bantuan kebutuhan hidup ke Turki dan Suriah.
Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang tenggara Turki yang berbatasan dengan Suriah pada Senin (6/2) pagi. Hingga Rabu (8/2), total korban jiwa gempa di selatan Turki dan Suriah menjadi lebih dari 7.800 orang. Tim penyelamat berlomba dengan waktu di musim dingin yang membekukan untuk mengeluarkan para penyintas dari reruntuhan bangunan.
Saat skala bencana semakin jelas, total korban jiwa diperkirakan akan bertambah kembali. Seorang pejabat PBB mengatakan ribuan anak-anak mungkin meninggal dunia dalam bencana ini.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mendeklarasikan masa darurat di 10 provinsi. Tapi warga di kota-kota yang terdampak gempa menyuarakan kegeraman dan amarah atas sedikit dan lambatnya respon pemerintah pada gempa bumi paling mematikan di Turki sejak 1999.
Gempa bermagnitudo 7,8 diikuti gempa kedua yang hampir sama kuatnya meruntuhkan gedung-gedung termasuk rumah sakit, sekolah dan blok apartemen. Bencana itu melukai puluhan ribu orang dan mengakibatkan banyak warga Turki dan utara Suriah menjadi tuna wisma.
Tim penyelamat kesulitan mencapai daerah-daerah yang paling terdampak gempa. Mereka terhalangan jalanan rusak, cuaca buruk, sedikitnya sumber daya dan beratnya peralatan. Beberapa daerah tidak dialiri listrik dan tidak memiliki bahan bakar.
Dengan sedikitnya bantuan cepat, warga menyisir puing-puing tanpa peralatan yang memadai untuk mencari orang-orang yang masih berada di bawah reruntuhan. Petugas kemanusiaan menyuarakan keprihatinan di Suriah yang sudah mengalami krisis kemanusian usai dilanda perang sipil selama 12 tahun.
Otoritas Turki mengatakan sekitar 13,5 juta orang terkena dampak gempa. Luasnya terbentang di wilayah sekitar 450 kilometer (km) dari Adana di barat hingga Diyarbakir di timur; dan 300 km dari Malatya di utara hingga Hatay di selatan. Otoritas Suriah telah melaporkan kematian di wilayah selatan di Hama, sekitar 250 km dari pusat gempa.
"Sekarang kita berpacu dengan waktu," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa. "Setiap menit, setiap jam berlalu, peluang untuk menemukan orang yang selamat semakin berkurang".
Pejabat senior WHO mengatakan Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan yang sangat besar usai gempa besar menewaskan ribuan orang di Suriah dan Turki. Suriah sudah mengalami krisis kemanusiaan terburuk usai dilanda perang saudara selama 12 tahun.
Pejabat Senior Kedaruratan WHO Adelheid Marschang mengatakan kapasitas Turki untuk merespon krisis yang diakibatkan gempa bermagnitudo 7,8 cukup kuat. Tapi ada kebutuhan yang tak terpenuhi dalam waktu singkat dan jangka-menengah di perbatasan Suriah.
"Krisis ini di atas berbagai krisis yang berdampak di kawasan," katanya dalam rapat dewan WHO di Jenewa, Selasa (7/2). "Di seluruh penjuru Suriah, kebutuhan berada di puncaknya setelah 12 tahun krisis berlarut-larut, rumit, sementara anggara bantuan kemanusiaan terus menurun," tambahnya.
Ia mengatakan sekitar 23 juta orang termasuk 1,4 juta anak-anak kemungkinan terpapar krisis setelah gempa dan gempa susulan menghancurkan ribuan bangunan di kedua negara.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mendesak Rusia membantu menekan Suriah mengizinkan bantuan kemanusiaan untuk para korban gempa masuk dengan cepat dan tanpa halangan tambahan.
"Semua aktor internasional, termasuk Rusia, harus menekan rezim Suriah untuk memastikan bantuan kemanusiaan untuk para korban dapat tiba," kata Baerbock dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirsojan, Selasa (7/2).
"Penting untuk saat ini menyingkirkan senjata dan semua upaya di kawasan fokus pada bantuan kemanusiaan dan pada pemulihan dan perlindungan korban," kata Baerbock yang menambahkan setiap menit sangat berarti.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Republika.co.id |
Kategori | : | Internasional |











































01
02
03
04
05








