PEKANBARU (CAKAPLAH) - Yayasan Bintang Cendekia meresmikan Masjid Bintang Cendekia yang berada di kawasan sekolah Bintang Cendekia, Jalan Lobak, Sabtu (11/2/2023). Peresmian ditandai dengan potong pita.

Peresmian Masjid Bintang Cendekia ini sekaligus sebagai kado di usia yang kini genap berusia 20 tahun.

Dr dr Susiana Tabrani MPd sebagai salah satu pemilik Yayasan mengatakan perjalanan terbentuknya Yayasan Bintang Cendekia hingga kini berusia 20 tahun ini sangat berkesan.

"Berawal dari ide yang muncul dari kami berempat teman pengajian yaitu saya, Irma Hafida Rahman, Nasria Azizah, dan Syahida yang ingin mendirikan sekolah. Berangkat dari keterbatasan dana hingga sekarang alhamdulillah semakin berkembang dan di usianya yang ke-20 tahun, kami meresmikan Masjid Bintang Cendekia," ujar ujar Dr.dr.Susiana Tabrani, M.Pd, Sabtu (11/2/2023).

Diceritakan Susiana awalnya, empat sekawan sejak kecil saat dewasa bertemu kembali sepakat untuk membuat sekolah Taman Kanak Kanak di Jl Sutomo Pekanbaru. Setelah berjalan, ternyata respon para orang tua wali murid sangat bagus.

Sekitar tahun 2005, mereka para orang tua siswa minta ada sekolah dasar. Akhirnya, untuk sekolah dasar berhasil dibangun di Jl Lobak yang luas areanya 1,5 Hektar.

"Sekolah ini memfokuskan pada pendidikan Al Quran dan leadership. Jadi berjalannya sekolah Bintang Cendekia ini murni dilaksanakan secara mandiri kami berempat serta tak lepas dari bantuan Allah SWT," sebutnya.

Ke depannya, tambah Susiana, sekolah Bintang Cendekia ini juga punya Khuttab. Yaitu sekolah nonformal. Ikut paket A dan fokus pada adab dan akhlak yang mengikuti kitab Al Fatih. 

"Kita ingin menjadi sekolah dasar yang terbaik. Karena kami memiliki staf pengajar yang bagus, para guru sering studi banding ke mana-mana. Dalam hal mutu para guru sangat bagus. Kita fokus untuk sekolah bagi anak-anak dari Play Group hingga sekolah dasar saja. Tetapi yang qualified. Jadi sekolah ini dijaga betul secara detail. Jadi enggak sembarangan. Itu makanya kita fokus pada 12 tahun ke bawah," jelasnya.

"Karena yang paling menentukan itu adalah pendidikan di 12 tahun pertama. Perkembangan otak dan karakter ada di 12 tahun ke bawah. Bagaimana kita menanamkan adab. Jadi kita menyiapkan anak-anak itu di kelas 3 SD. Saat anak-anak mulai baligh terutama di ibadah sholat dan Quran. Anak-anak disiapkan dengan rapi. Termasuk huruf dan bacaan Quran sudah dengan benar. Jadi masuk SMP mereka sudah siap,"  imbuhnya.

Para siswa di abad ke 21 ini, tambahnya, yang disiapkan soft skillnya adalah leadership. Jadi ada program leadership activity di Bintang Cendekia. Misalnya seperti proyek akhir. Mereka meriset sesuatu untuk dipresentasikan saat kenaikan kelas. Siswa juga diajarkan untuk bisa mengajar adik-adik kelasnya. Jadi guru untuk adik kelasnya.

Leadership itu kata Susiana, tidak bisa diteorikan. Harus diimplementasikan. Sumber tempat yang membangun karakter leadership yang utama itu adalah masjid. Jadi fungsi Mesjid itu bukan hanya ibadah, tetapi juga membangun karakter kepemimpinan siswa dan membuka kecintaannya pada agama.

Dan hari ini, masjid yang dibangun kurang lebih 2,5 tahun ini akhirnya selesai. "Memang agak lama pembangunannya karena menggunakan dana sendiri," ucapnya.

Ia berharap semoga dengan telah didirikannya masjid ini, siswa-siswi semakin nyaman saat beribadah, maupun ketika membaca Alquran.

"Harapan kami kedepan, anak-anak kami ini menjadi generasi Qurani yang berwawasan luas dan menjadikan Alquran sebagai pembimbingnya di era perkembangan zaman seperti saat ini," jelasnya.

Irma Hafida Rahman, salah satu pemilik Yayasan Bintang Cendekia mengatakan bahwa sekolah Bintang Cendekia ini memang untuk generasi Qurani. 

"Siswa yang memiliki ilmu dan tetap berpedoman pada Alquran itu yang kita inginkan untuk para siswa dan alumni," terang adik mantan Gubernur Riau, Andi Rahman ini.

Di Bintang Cendekia ini, tambahnya, juga ada pendidikan informal juga. Para siswa diajak untuk global experience. "Jadi untuk mengetahui dunia luar itu sekolah inilah yang pertama menerapkan," pungkasnya.