
![]() |
Muji Basuki
|
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau merilis pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2022 pada tanggal 6 Februari 2023 yang lalu. Dari rilis tersebut terlihat bahwa kinerja perekonomian Riau pada triwulan IV 2022 berjalan cukup baik. Begitu juga jika diukur secara keseluruhan sepanjang tahun 2022, perekonomian Riau bergerak cukup baik.
Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi Riau yang tumbuh positif secara yoy sebesar 4,10 persen. Sementara secara ctoc tumbuh sebesar 4,55 persen. Sedangkan jika dilihat secara quarterly, perekonomian Riau tumbuh qtoq sebesar 0,10 persen dibandingkan triwulan III 2022.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor yang tumbuh sebesar 61,68 persen, disusul oleh komponen ekspor luar negeri yang tumbuh sebesar 25,16 persen, dan komponen konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 9,34 persen. Sementara komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan cerminan dari pergerakan investasi di Provinsi Riau terkontraksi sebesar -1,11 persen. Sebagai catatan, komponen impor merupakan komponen pengurang dalam penghitungan PDRB.
Perlambatan Pada Triwulan IV 2022
Jika dibandingkan dengan triwulan III 2022, pertumbuhan secara yoy pada triwulan IV 2022 mengalami perlambatan, dari yang sebelumnya tumbuh sebesar 4,58 persen, melambat menjadi 4,10 persen. Secara qtoq pertumbuhan di triwulan IV 2022 juga melambat dibandingkan triwulan III 2022, dimana sebelumnya tumbuh sebesar 4,30 persen, melambat menjadi 0,10 persen. Jika di breakdown menurut kategori lapangan usaha, perlambatan ini terjadi di sektor pertambangan dan penggalian yang melambat dari triwulan III 2022 sebesar 2,13 persen, menjadi 0,15 persen pada triwulan IV 2022. Begitu juga sektor perdagangan, sekalipun tumbuh positif pada triwulan IV 2022, tetapi melambat dibandingkan triwulan III 2022, dari yang sebelumnya sebesar 5,28 persen menjadi 4,38 persen. Akan tetapi perlambatan kedua sektor ini tertolong oleh pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi pada 2 sektor yang memiliki share besar terhadap PDRB, yaitu sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Pada sektor pertanian growht yoy-nya meningkat dari yang sebelumnya sebesar 3,58 persen menjadi 4,12 persen. Begitu juga pada sektor industri pengolahan, growht yoy-nya meningkat dari yang sebelumnya sebesar 5,63 persen menjadi 6,57 persen.
Sementara jika di-breakdown menurut komponen pengeluaran, perlambatan terjadi pada konsumsi rumahtangga yang merupakan komponen kedua penyumbang terbesar setelah ekspor. Dari sebelumnya di triwulan III 2022 secara yoy tumbuh sebesar 4,44 persen, melambat menjadi 4,27 persen pada triwulan IV 2022. Bahkan komponen PMTB yang sebelumnya di triwulan III 2022 tumbuh sebesar 4,90 persen, pada triwulan IV 2022 terkontraksi menjadi -1,11 persen. Tetapi perlambatan dan kontraksi ini tertolong oleh kinerja ekspor yang justru meningkat dibandingkan triwulan III 2022. Ekspor tumbuh sebesar 25,16 persen pada triwulan IV, jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2022 yang tumbuh sebesar 14,01 persen. Konsumsi pemerintah yang merupakan salah satu unsur penting penggerak perekonomian, meningkat growht nya dibandingkan triwulan III 2022. Jika sebelumnya tumbuh sebesar 3,32 persen, maka pada triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 9,34 persen.
Positif Tapi Belum Optimal
Untuk mengukur perekonomian selama kurun waktu setahun secara kumulatif, digunakan indikator pertumbuhan ekonomi secara ctoc, atau pertumbuhan kumulatif sepanjang tahun 2022.
Secara ctoc, ekonomi Riau tahun 2022 tumbuh sebesar 4,55 persen dibandingkan tahun 2021. Pertumbuhan sebesar ini memang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ctoc tahun 2021 terhadap 2020 yang sebesar 3,36 persen. Akan tetapi ini salah satunya disebabkan karena faktor low base effect akibat anjloknya perekonomian pada tahun 2020. Seperti diketahui, tahun 2020 perekonomian global mengalami pukulan hebat akibat merebaknya pandemi COVID-19, tidak terkecuali Provinsi Riau. Secara ctoc, ekonomi Riau terkontraksi -1,13 persen pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019.
Sekalipun demikian, pertumbuhan 4,55 persen ini tetap capaian kinerja yang patut diapresiasi, salah satunya karena angka pertumbuhan ini sudah melampaui target yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) Provinsi Riau tahun 2022 yang disepakati antara Pemerintah Provinsi Riau dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau bernomor 45/NK/XI/2021 tertanggal 22 November 2021. Dalam KUA tersebut ditetapkan target pertumbuhan ekonomi 2022 dalam RPJMD sebesar 3,06 persen, dan dibuat target penyesuaian dalam interval 2,06 - 2,71 persen.
Jika dilihat per triwulan, perekonomian Riau tahun 2022 mencapai puncaknya pada triwulan II yang tumbuh sebesar 4,86 persen, kemudian sedikit melambat pada triwulan III yang tumbuh sebesar 4,58 persen. Pertumbuhan pada triwulan II 2022 ditopang oleh kinerja komponen PMTB dan konsumsi rumahtangga yang masing-masing tumbuh sebesar 11,04 persen dan 5,15 persen. Sedangkan pertumbuhan pada triwulan III 2022 ditopang oleh kinerja ekspor luar negeri dan PMTB yang masing-masing tumbuh sebesar 14,01 persen dan 4,90 persen. Terakhir pada triwulan IV perekonomian Riau tetap tumbuh positif sebesar 4,10 persen, sekalipun melambat dibandingkan kinerja perekonomian pada triwulan III.
Investasi Bergairah Walau Kontraksi. Tantangan di Tahun Politik
Investasi di dalam PDRB diukur melalui komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Investasi fisik yang diukur melalui PMTB sendiri dibagi menjadi 2 subkomponen, yaitu PMTB bangunan dan PMTB non bangunan. PMTB bangunan mencerminkan investasi infrastruktur yang secara jangka panjang akan dipakai untuk perekonomian, seperti jalan, jembatan, gedung, ruko, pabrik, dan lain-lain. Sementara PMTB non bangunan mencerminkan investasi fisik selain infrastruktur, seperti alat transportasi, mesin produksi, bibit peternakan maupun perikanan, lahan baru untuk tanaman produksi, dan lain-lain.
PMTB di Riau pada triwulan IV 2022 mengalami kontraksi sebesar 1,11 persen. Hal ini disebabkan karena banyak proyek-proyek dengan nilai investasi besar telah selesai pengerjaannya pada triwulan-triwulan sebelumnya. Seperti pembangunan beberapa ruas tol di Riau yang selesai pengerjaannya pada triwulan III. Mengacu kepada laporan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Riau, pada triwulan III investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh secara yoy sebesar 64,9 persen, sedangkan yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh secara yoy sebesar 102,5 persen. Memang tidak semua investasi yang masuk akan tercatat pada komponen PMTB, karena ada yang tersimpan sebagai inventori ketika belum langsung dipakai untuk kegiatan ekonomi, tetapi umumnya sebagian besar nilai investasi tersebut tercatat sebagai di dalam komponen PMTB. Akan tetapi, seperti dicatat dalam laporan DPMPTSP Provinsi Riau, pada triwulan IV 2022 investasi di Provinsi Riau justru mengalami kontraksi. Dimana investasi PMDN secara yoy terkontraksi sebesar 2 persen, dan investasi PMA secara yoy terkontraksi sebesar 43,7 persen. Catatan ini sejalan dengan pertumbuhan realisasi pengadaan semen di Provinsi Riau yang sepanjang tahun 2022 masih tercatat tumbuh positif, juga sejalan dengan data dari Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian yang mencatat lahan untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) komoditas sawit di Provinsi Riau tumbuh pada tahun 2022 secara signifikan dibandingkan tahun 2021.
Sekalipun pada triwulan IV mengalami kontraksi, akan tetapi secara keseluruhan pada tahun 2022 kinerja investasi di Provinsi Riau mencatatkan kinerja yang sangat baik, dimana secara kumulatif ctoc komponen PMTB tumbuh positif sebesar 5,87 persen. Pertumbuhan kinerja investasi di tahun 2022 ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang tumbuh sebesar 3,96 persen. Bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, dimana pada tahun 2019 kinerja investasi di Provinsi Riau tumbuh "hanya" sebesar 2,61 persen.
Dengan catatan kinerja seperti itu, PMTB yang merupakan komponen ketiga terbesar dalam struktur perekonomian Riau menurut pengeluaran, mencatatkan dirinya sebagai komponen dengan source of growht (SoG)/sumber pertumbuhan tertinggi diantara komponen-komponen yang lain sepanjang tahun 2022. Secara berurutan, SoG menurut pengeluaran terdiri dari PMTB sebesar 1,79 persen, komponen konsumsi rumahtangga sebesar 1,62 persen dan komponen ekspor sebesar 0,86 persen.
Memasuki tahun 2023 yang diprediksi banyak kalangan sebagai tahun "penuh ketidakpastian", maka menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh stakeholder ekonomi di Riau untuk meningkatkan kinerja investasi, baik melalui perbaikan regulasi, peningkatan kapasitas SDM, dan lain-lain. Dan tentu saja tantangan yang tidak kalah besarnya adalah bagaimana seluruh pihak dapat berkontribusi untuk menghadirkan stabilitas sosial politik yang kondusif bagi masuknya investasi, mengingat tahun 2023-2024 ini Provinsi Riau dan Indonesia pada umumnya akan memasuki tahun politik.
Penulis | : | Muji Basuki (Statistisi di BPS Provinsi Riau) |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Cakap Rakyat |










































01
02
03
04
05






