PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru curiga elpiji 3 Kg yang dijatahkan untuk Kota Pekanbaru dijual ke luar daerah. Hal ini karena sejak beberapa waktu terakhir, gas subsidi ini sulit didapat masyarakat.

"Saya takutnya gini, saya takutnya barang ini dibawa keluar (dari Pekanbaru). Karena kan sekarang ini HET kita paling rendah (Rp18 ribu), sementara di kabupaten tetangga kita itu, harganya Rp22 ribu, ada selisih Rp4 ribu. Itu yang saya takutkan, barang ini dibawa keluar," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin, Sabtu (18/2/2023).

Baca: Warga Mengeluh Elpiji 3 Kg 'Menghilang',  DPRD Pekanbaru: Disperindag dan Pertamina harus Tanggungjawab

"Namun terkait kebenarannya tentu harus dilakukan investigasi," imbuhnya.

Dikatakan Ami, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Pertamina dan dari keterangan yang diberikan Pertamina bahwa memang untuk pasokan elpiji subsidi di Ibukota Provinsi Riau tidak ada masalah dan masih sesuai kuota yang ditetapkan.

"Dari keterangan Pertamina, seharusnya tidak langka dan harganya juga harus sesuai HET (harga eceran tertinggi)," cakapnya.

Selain itu disampaikan Ami sapaan akrabnya, Disperindag juga sudah melakukan pemanggilan terhadap agen elpiji 3 kilogram guna mencari tahu penyebab kelangkaan yang terjadi di Pekanbaru.

"Kita sudah lakukan pemantauan-pemantauan. Kita juga sudah panggil kemarin agen-agennya. Dari 23 agen, 19 hadir. Kata agen, semuanya dijual di pangkalan di Pekanbaru, tidak ada yang dijual ke luar daerah," ungkapnya.

Meski demikian, dirinya mengajak peran serta masyarakat untuk secara bersama-sama melakukan pengawasan di lapangan. Hal itu mengingat jumlah pangkalan elpiji 3 kilogram di Pekanbaru mencapai 1.200 lebih.

"Jujur, untuk memantau 1.200 lebih pangkalan, kita butuh bantuan masyarakat. Silahkan informasikan ke kami. Laporan juga bisa disampaikan melalui Instagram @dpppekanbaru. Itu bisa langsung saya pantau," tutupnya.