![]() |
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Agung (DPA) Lembaga Adat Melayu Riau versi Mubes Dumai, Tan Seri Syahril Abubakar mengatakan, bahwa dirinya mengikuti perkembangan perseteruan beberapa pihak terkait kinerja Gubernur Riau Syamsuar.
Menurut Syahril, dalam 'kaca mata' DPA LAM Riau, memang pihaknya menilai Syamsuar tidak lagi bisa didukung. Hal ini karena Syamsuar dinilai tak mampu menjaga mahkota melayu.
Hal ini dikarenakan di zaman Gubernur Syamsuar lah LAM terpecah dan terbagi dua.
"Lembaga Adat Melayu ini kan mahkota melayu, terlepas dari bagaimana kami memimpin LAM, maupun ada beberapa pihak yang mau memainkan lembaga adat ini, semestinya beliau berdiri di tengah. Beliau yang mendamaikan. Kalau bisa menjaga kemuliaan mahkota kita ini, lembaga adat ini, kurang-kurang sedikit orang bisa memahami, tapi puncak dari kegagalan itu, di saat beliau gagal menjaga keutuhan Lembaga Adat Melayu Riau ini," kata Syahril, Senin (27/2/2023).
Syahril mengatakan, yang menjadi Gubernur di Riau sudah banyak, mulai dari anak jati asli melayu Riau, sampai orang sebangsa juga pernah, namun tidak pernah ada intervensi kepala daerah soal lembaga adat.
"Harusnya kan beliau sebagai perekat. Nah ini disini lah puncaknya, bagaimana kita ingin beliau bertahan jadi pemimpin lagi," kata Syahril.
Kinerja Dinilai Biasa Saja
Kinerja Gubernur Syamsuar secara keseluruhan, kata Syahril, selama 4 tahun menjabat Gubernur Riau, juga terbilang biasa - biasa saja.
"Artinya hanya tugas rutin pemerintahan itu berjalan. Tapi terobosan - terobosan seperti kepala daerah yang sebelumnya, kan setiap orang ada kelebihannya, tapi beliau ini belum nampak kita," cakap Syahril lagi.
Lebih jauh, kata Syahril, saat ini dinilai tidak ada lagi harapan akan adanya terobosan dari Gubernur Syamsuar, mengingat masa pemerintahannya yang dipotong karena Pemilu serentak.
"Harapan itu tak ada lagi, apalagi bagi kami lembaga adat yang sedang terbelah ini. Gubernur itu bukan hanya administrator di bidang pembangunan dan pemerintahan, tapi juga di bidang kemasyarakatan. Berhasil pun dia melaksanakan pembangunan, kalau masyarakatnya tercerai berai, itu kan juga tak bisa disebut berhasil," cakapnya lagi.
Jika pemimpin yang mau dua kali dipilih masyarakat, kata Syahril lagi, haruslah yang memiliki terobosan luar biasa dan spektakuler, jika biasa - biasa saja, ya harus memberi kesempatan ke anak bangsa lain untuk memimpin.
"Rasa-rasanya tak ada lah hal yang menarik untuk bisa diulang lagi ke depannya (dari kepemimpinan Syamsuar)," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |











































01
02
03
04
05


