Salmah (65), BHL petugas kebersihan di Siak
|
SIAK (CAKAPLAH) - Di bawah terik siang, Salmah (65) tetap semangat mengayunkan sapunya membersihkan sampah di sekitar taman di Turap, Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak.
Dengan teliti, Salmah mengumpulkan daun-daun kering yang jatuh dari pohon berserakan di tanah. Dipungutnya lalu dimasukkan ke tong sampah yang sudah tersedia di sekitar kawasan wisata kuliner Siak itu.
Keringat Salmah bercucuran. Sesekali dia minum air botol dan meletakkan kembali di atas sepeda miliknya. Lalu dia kembali bekerja menyapu sampah-sampah, menjaga kebersihan di kawasan kuliner itu. Aktivitas ini setiap hari dilakoninya sejak 15 tahun lalu.
"Alhamdulillah sehat, nak. Umur saya 65 tahun. Sekitar 15 tahun kerja BHL ini. Beberapa tahun ini ditugaskan membersihkan kawasan turap. Ya, begini lah nak. Keringat keluar, badan sehat. Penghasilan yang didapat bisa memenuhi kebutuhan hidup," jawab Salmah, ketika berbincang dengan CAKAPLAH.com, Senin (6/3/2023).
Saat bercerita tentang Piala Adipura yang diterima Bupati Siak Alfedri dari Menteri Lingkungan Hidup Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya baru-baru ini, Salmah langsung tersenyum sumringah.
"Iya, sebagai warga dan juga petugas kebersihan, saya bangga dengan prestasi Adipura itu, apalagi sudah 5 kali. Kemarin juga ikut syukuran dengan Pak Bupati di Siak Lawo. Kata Pak Bupati nanti dibuat tugu Adipura," katanya.
Soal niat dan janji Bupati Siak Alfedri untuk memberi insentif BHL petugas kebersihan, Salmah mengaku sangat gembira dan senang.
"Saya kerja ini sudah tiga Bupati Siak. Mulai Pak Arwin, Pak Syamsuar dan sekarang Pak Alfedri. Waktu Pak Syamsuar, gaji naik jadi Rp 1,5 juta sampai sekarang. Iya, kabarnya dengan prestasi Adipura yang sudah 5 kali ini, insentif petugas kebersihan mau dinaikan Pak Alfedri. Kalau saya tak masalah, naik atau tidak, rutinitas setiap hari tetap kerja," jelas Salmah yang mengaku tinggal di Balai Kayang.
Seperti diberitakan, Bupati Siak Alfedri berencana menambah penghasilan atau insentif kepada tenaga Buruh Harian Lepas (BHL) atau petugas kebersihan di Kabupaten Siak.
Kebijakan itu sebagai bentuk apresiasi tinggi dari pemerintah daerah karena petugas kebersihan dianggap sebagai pahlawan sehingga Siak berhasil meraih penghargaan Adipura lima kali dari Kementerian LHK.
"Kalau kondisi keuangan memungkinkan, semua BHL kita beri insentif," kata Alfedri, usai menggelar syukuran perolehan Adipura bersama tokoh dan masyarakat di Taman Siak Lawo, bawah Jembatan Siak, Kamis (2/3/2023) lalu.
Kata dia, komitmen itu akan terlaksana untuk tahun depan dan menyesuaikan kekuatan anggaran daerah. Sebab untuk gaji tenaga non ASN dan insentif, ada ketentuan Kemenkeu bahwa anggaran belanja pegawai dibatasi maksimum 40 persen dari APBD.
"Besarannya kita belum tentukan sekarang, semua tergantung kemampuan keuangan daerah. Kalau memungkinkan insentif sudah kita bahas di APBD Perubahan tahun ini," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Siak, Wan Fajri melalui Kabid Pengolahan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Jon Efendi mengatakan saat ini BHL yang ada secara keseluruhan berjumlah 2.000 lebih. Namun yang berada di bawah naungan DLH berjumlah 485 orang.
Dia mengaku senang, Bupati Siak akan memberi insentif ke petugas kebersihan. Apalagi targetnya Siak ingin meraih Adipura Kencana. Dengan begitu diharap kinerja petugas kebersihan semakin meningkat.
Dia menjelaskan, saat ini besaran gaji BHL di Siak masih standar, untuk petugas biasa berkisar Rp1 - Rp1,5 juta. Berbeda dengan kepala pengawas, besaran yang diterima berkisar Rp2 jutaan. Beberapa OPD menaungi langsung BHL yaitu DLH, PU Tarukim dan Disdagperin.***
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Siak |