Rusia pakai rudal hipersonik Kinzhal hantam Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky risau. (AP)
|
(CAKAPLAH) - Pasukan Rusia menggunakan rudal hipersonik Kinzhal untuk menggempur Ukraina pada Kamis (9/3). Serangan rudal-rudal hipersonik tersebut membuat Presiden Volodymyr Zelensky risau.
Menurut laporan militer Ukraina, total 84 rudal termasuk enam rudal hipersonik Kinzhal menghantam wilayah di negara itu. Rudal Kinzhal merupakan jenis senjata hipersonik.
"Mereka menggunakan rudal hipersonik. Mereka menggunakan jenis senjata baru, dan mereka memantau bagaimana sistem pertahanan udara kami bisa mengatasi itu," kata penasihat kepresidenan Ukraina, Alexander Rodnyansky, seperti dikutip CNN, Jumat (10/3).
Rodnyansky menyebut tindakan pasukan Rusia pada hari itu sebagai terorisme ekonomi.
Pasukan Rusia, lanjut dia, mengirim sinyal sangat kuat ke semua orang di Ukraina dan mungkin beberapa pengungsi di luar negaranya.
"Kehidupan sangat jauh untuk kembali normal meski faktanya beberapa pekan terakhir lebih sepi," ujar Rodnyansky lagi.
Ini dapat menyebabkan pengungsi menjauh dan bisnis menahan investasi di negara itu, kata dia.
"Ini adalah masalah mengelola ekspektasi dan menunjukkan bahwa ini permainan yang panjang dan mereka mencoba merencanakan perang ini selama bertahun-tahun," ungkap Rodnyansky.
Sementara itu, Zelensky mengecam gelombang serangan hipersonik yang dilakukan pasukan Rusia.
Dalam pernyataan resmi, dia juga mengatakan infrastruktur dan bangunan sipil di 10 wilayah di Ukraina terdampak akibat serangan Rusia.
"Penjajah hanya bisa meneror sipil. Itu yang bisa mereka lakukan. Namun, itu tak membantu. Mereka ingin menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka," ungkap Zelensky, seperti dikutip Reuters.
Rusia sebelumnya pernah menggunakan rudal Kinzhal saat awal invasi, tepatnya pada Maret dan Mei 2022.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional |