
![]() |
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Herman Mahmud mengatakan, kasus matinya ribuan ikan yang terjadi di waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar, harus menjadi pelajaran kedepannya.
Herman mengatakan, kematian ikan yang mencapai 150 ton tersebut karenakan oleh virus dan bakter sebagai penyebab utama. Virus ini muncul dari gen pada bibit ikan.
“Hasil dari temuan Satgas Kesehatan Ikan, telah mengeluarkan beberapa rekomendasi, khususnya ke peternak keramba di Kampar, agar mereka menggunakan bibit ikan yang berlabel legal. Virus yang menjadi salah satu penyebab kematian ikan sudah ada pada bibit awal,” kata Herman, Senin (13/3/2023).
Bagi peternak, kata Herman, cara paling aman agar kasus serupa tidak terjadi kembali adalah harus menggunakan bibit-bibit ikan yang bersumber dari tempat yang sudah dilegalkan oleh pemerintah.
Dia menambahkan, selain mengeluarkan rekomendasi, Pemprov Riau juga sudah menyampaikan ke Pemerintah Kabupaten Kampar untuk melakukan pembinaan secara masif kepada para peternak keramba di daerahnya.
“Yang perlu dilakukan oleh Pemkab Kampar, harus mendata jumlah peternak keramba. Sekarang kan menumpuk di satu tempat. Lalu manajemen pakan, dengan melibatkan ahli untuk memberikan pelatihan kepada peternak keramba bagaimana mekanisme pemberian pakan ikan yang benar,” cakapnya lagi.
“Selain itu, jumlah bibit ikan yang ditebar itu harus seimbang dengan luas ukuran keramba. Karena hasil temuan tim terindikasi yang terjadi itu over kapasitas tebar untuk bibit ikannya,” tukas Herman.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 150 ton ikan di waduk PLTA Koto Panjang Kampar mati pada bulan lalu. Berdasarkan hasil pengecekan di laboratorium dan rapat bersama Badan Karantina Ikan, disimpulkan bahwa kematian ikan-ikan tersebut diakibatkan Koi Herpes Virus (KHV).
Selain terpapar virus Koi Herpes Virus (KHV), ternyata 150 ton ikan mati di keramba jaring apung waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar juga dinyatakan positif bakteri Hydrophila.
Penyebab bakteri tersebut diduga karena terbawa oleh benih ikan yang dibawa dari luar daerah yang kurang bagus. Sehingga bakteri berkembang di keramba ikan.***
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Kabupaten Kampar |










































01
02
03
04
05







