

![]() |
SIAK (CAKAPLAH) - Member trading robot Auto Trade Gold (ATG) di Kabupaten Siak semakin ketar-ketir seiring ditangkapnya Wahyu Kenzo, founder robot trading ATG di Malang, Jawa Timur.
Ditambah juga terungkap fakta bahwa di Siak banyak oknum kepala sekolah dan ASN menjadi korban investasi bodong berkedok trading pasar saham itu.
Informasi yang dihimpun, sejumlah kepala sekolah di Siak jadi korban karena terbujuk rayu dan dipengaruhi oleh oknum pejabat di Dinas Pendidikan Riau Wilayah 1 Siak, Meranti, dan Pelalawan.
Baca: Oknum Kepala Sekolah di Siak Jadi Korban Investasi Robot Trading, Puluhan Juta Raib
Menanggapi itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Riau Wilayah 1, Ismail SAg mengaku bakal memanggil jajarannya dalam waktu dekat. Sabab ada oknum pejabat di instansinya diduga terlibat dan berperan mempengaruhi kepala sekolah untuk investasi di robot trading ATG.
"Ya, beritanya sudah beredar ada oknum pejabat di instansi yang saya pimpin sebagai pemain robot ATG dan memengaruhi sejumlah kepala sekolah. Akibatnya banyak kepala sekolah menjadi korban atas investasi itu," cakap Ismail, Rabu (15/3/2023).
Ismail juga tidak ingin instansi yang dia pimpin rusak akibat pengaruh-pengaruh investasi bodong. Karena itu dia bakal memanggil jajaran pejabat di instansinya untuk mengklarifikasi perihal ini dalam waktu dekat.
"Dalam waktu dekat segera saya minta keterangan dari beberapa pejabat yang ada di cabang Dinas Pendidikan Wilayah I terkait hal ini. Siapa oknum yang menggunakan pengaruhnya untuk membujuk rayu kepala sekolah," katanya.
Ismail mengakui awal kasus ini muncul di media massa banyak pihak yang mempersepsikan dirinya yang bermain dan memengaruhi kepala sekolah. Ia membantah hal tersebut.
"Dalam pemberitaan tidak disebutkan nama atau inisial oknum, jadi banyak pihak yang menyangka oknum itu saya, padahal bukan. Yang jelas, oknum pejabat yang dimaksud bukan saya, karena saya bukan leader atau member trading ATG," ungkapnya.
Ia juga mengharapkan kepala sekolah baik SMA/ SMK/SLB yang ada di wilayah I Dinas Pendidikan Riau untuk lebih hati-hati menerima tawaran dalam bentuk apapun. Apalagi yang sifatnya individu atau bukan kedinasan.
Sebelumnya diberitakan Kepala SMAN 1 Kandis Edy Suherman menjadi korban investasi robot trading ATG. Ia telah mengeluarkan uang puluhan juta rupiah untuk investasi di robot trading ATG dengan harapan cepat menguntungkan.
Edy Suherman mendaftar di robot trading ATG karena bujuk rayu oknum pejabat di Dinas Pendidikan Riau cabang wilayah I meliputi Siak, Meranti dan Pelalawan. Oknum tersebut banyak mempengaruhi kepala sekolah agar menginvestasikan uang di robot ATG. Hebatnya, Edy akhirnya terpengaruh dan mendaftar melalui anak dari oknum pejabat Dinas Pendidikan itu. Hal tersebut diikutinya berdasarkan arahan sang oknum.
"Ya, itu pada 2021 lalu masuknya. Ya udah lama juga berarti kan," kata Edy Suherman.
Dia mendaftar dalam investasi bodong itu melalui anak oknum pejabat Dinas Pendidikan Riau cabang Siak yang mempengaruhinya sejak awal.
Dia mengakui menjadi korban investasi bodong robot trading ATG karena rayuan oknum pejabat Dinas Pendidikan Riau cabang Siak. Hingga saat ini Edy Suherman menyesal telah masuk ke pusaran investasi bodong tersebut. Namun ia enggan memberikan penjelasan komprehensif kepada media.
"Ya sampai sekarang saya memang belum pernah ambil (withdraw)," katanya.
Selain Edy Suherman juga banyak pegawai di Kabupaten Siak yang menjadi korban robot trading ATG. Aktivitas leader dan beberapa orang dedengkot robot trading ATG di Kabupaten Siak tidak seperti dulu lagi. Bahkan sosok dan dedengkotnya cenderung menghilang dari ruang-ruang publik.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Hukum, Kabupaten Siak |











































01
02
03
04
05


















