Evakuasi jasad pengikut sekte sesat di Kenya. ©Anadolu (merdeka.com)
|
(CAKAPLAH) - Sebuah insiden mengerikan terkait sekte di Kenya menelan korban jiwa hingga 109 orang.
Para korban adalah pengikut sekte sesat puasa sampai mati. Jasad ratusan orang ini ditemukan di sebuah lahan di tengah hutan milik pastor pemimpin sekte.
Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki menyampaikan, dari 109 korban yang ditemukan, terbanyak adalah anak-anak.
"Laporan yang kami dapatkan bahwa dari banyak yang ditemukan adalah anak-anak. Anak-anak itu mayoritas, disusul perempuan. Laki-laki lebih sedikit," jelas Kindiki kepada wartawan, dikutip dari laman CBC, Senin (1/5/2023).
Pengikut Good News International Church di dekat daerah pesisir Malindi didoktrin jika mereka ingin masuk surga maka mereka harus puasa sampai mati.
"Laporan awal yang kami dapatkan bahwa beberapa korban kemungkinan bukan mati karena kelaparan. Ada metode lain yang digunakan, termasuk melukai mereka, melalui pengamatan fisik dan awal," jelas Kindiki.
Otopsi ratusan mayat tersebut dimulai pada Senin (1/5/2023) hari ini.
Pimpinan Good News International Church, Paul Mackenzie Nthege ditangkap pada 14 April lalu. Dia diduga mendorong pengikutnya berpuasa sampai mati.
Pada Kamis, pastor dari gereja lainnya, Ezekiel Odero ditangkap. Dia dihadirkan di pengadilan di kota Mombasa pada Jumat tapi belum didakwa dan diperintahkan hadir kembali di pengadilan pada Selasa besok. Dia masih ditahan saat ini.
Menurut dokumen polisi yang dibuka di pengadilan dan dilihat Reuters, polisi menetapkan beberapa korban tewas di gereja New Life Ministry pimpinan Odero antara 2022 dan 2023 dan jasad tersebut kemungkinan dipindahkan ke hutan Shakahola di mana ratusan jasad ditemukan.
Polisi menyelidiki Odero atas sejumlah kejahatan termasuk pembunuhan, membantu bunuh diri, penculikan, kekerasan pada anak, menurut dokumen tersebut.
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Internasional, Hukum |