
![]() |
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Prof Dr Junaidi SS MHum, dikukuhkan sebagai guru besar bidang Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Riau, Selasa (9/5/2023) di Gedung Aula Perpustakaan Unilak.
Pengukuhan Guru Besar Prof Junaidi ini dikemas dengan serangkaian acara sidang senat dan dibungkus dengan seni pertunjukan adat budaya Melayu Riau. Dimulai dengan arak-arakkan senat universitas dengan kompang sembari bersholawat kepada Nabi, kemudian pencak silat, prosesi tepuk tepung tawar yang dilakukan oleh Datuk-datuk dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dan beberapa tokoh Riau lainnya serta pemasangan tanjak kepada Prof Dr Junaidi oleh Ketua MKA LAMR, Datuk Seri H Raja Marjohan Yusuf.
Dalam prosesi pengukuhan sebagai Guru Besar tersebut Prof Junaidi menyampaikan pidato dengan tajuk “Industri Budaya: Jelajah Kajian Budaya ke Manajemen”. Tajuk tersebut dipilih karena ia berpandangan bahwa kehadiran industri dan industri budaya menyebabkan perubahan besar dalam cara hidup manusia.
"Industri budaya menghasilkan produk budaya yang dinikmati banyak orang dan telah menghasilkan nilai ekonomi yang sangat besar. Ada keterbatasan ruang bagi ilmu manajemen dan organisasi dalam menjelaskan kehadiran industri budaya sehingga pilihan untuk membawa kajian budaya ke ranah ilmu manajemen dan organisasi merupakan suatu pilihan yang menarik dan menantang," papar Junaidi di awal pidato.
Pada kesempatan tersebut Prof Junaidi juga mengatakan industri budaya tumbuh subur dalam sistem kapitalis. Budaya dijadikan komoditas dan diproduksi secara massal dan didistribusikan secara luas dengan menggunakan media. Media dengan kekuatannya terus menerus menawarkan produk-produk budaya.
"Saat ini kita dapat menyaksikan betapa kuatnya pengaruh media konvensional dan media sosial dalam mendistribusikan produk budaya. Sihir iklan melalui media sosial dapat membuat kita untuk terus membeli produk melebihi keperluan kita. Konsumsi produk konvensional dan produk budaya tertentu dipandang mampu memberikan citra “wah” bagi masyarakat. Ini menyebabkan nilai suatu produk bukan lagi dilihat dari substansinya, tetapi pemaknaannya berdasarkan pertimbangan gaya," tuturnya.
Imbau Pemda Komit pada Budaya Melayu
Di akhir pidatonya, Profesor Junaidi juga menyinggung soal pelestarian budaya Melayu di Provinsi Riau. Rektor Unilak itu mengimbau pemerintah daerah baik Pemprov Riau maupun pemerintah kabupaten dan kota termasuk sekolah/madrasah, untuk terus berkomitmen untuk menerapkan pengajaran budaya Melayu di sekolah.
"Mari kita gunakan kekuasaan yang kita miliki untuk memajukan kebudayaan Melayu. Penyebaran dan hantaman budaya global yang sangat kuat terhadap budaya Melayu harus kita hadapi dengan cara mengajarkan budaya Melayu di sekolah," katanya.
Ia menilai anak-anak kita perlu disiapkan untuk mengenali dan menerapkan nilai-nilai baik kebudayaan Melayu dalam kehidupannya. "Kita tentu mengharapkan anak-anak kita dapat memiliki wawasan global dan eksis dalam persaingan global. Namun, kita juga mengharapkan mereka memiliki jati diri yang kuat sesuai dengan budaya mereka," ungkapnya lagi.
Penerapan pengajaran Muatan Lokal Budaya Melayu pada jenjang Pendidikan Dasar masih belum optimal. Oleh karena itu, ia mengharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dapat menyiapkan regulasi, kurikulum, buku dan guru yang mengajarkan budaya Melayu di sekolah.***
Penulis | : | Jef Syahrul |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Riau, Pendidikan |










































01
02
03
04
05








