
![]() |
SIAK (CAKAPLAH) - Warga dan nelayan di tiga kampung yakni Bunsur, Lalang, dan Mengkapan Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau merasa was-was. Tumpahan minyak mentah (oil spill) di kawasan PT Energi Mega Persada (EMP) mencemari perairan Sungai Siak di sekitar tiga kampung itu.
Peristiwa tumpahnya minyak mentah ini sudah terjadi sejak Selasa (9/5/2023). Pihak perusahaan baru menurunkan satu unit pompong dengan 3 pekerja untuk membersihkannya. Sedangkan tumpahan minyak itu sudah menyebar sejauh lebih kurang 3 Km di garis pantai Sungai Apit tersebut, Rabu (10/5/2023).
Warga Bunsur, Riki mengatakan masyarakat kaget melihat permukaan air laut diwarnai bintik-bintik hitam yang tersebar ke mana-mana. Setelah dicek ternyata minyak mentah.
"Kami menduga pipa minyak PT Imbang Tata Alam sebagai operator dari PT EMP bocor sehingga mencemari perairan kami," cakap Riki.
Riki mengatakan tumpahan minyak mentah ini menyebar ke hutan bakau dan perairan di kampung Bunsur, Lalang dan Mengkapan. Akibatnya, nelayan setempat tidak melaut karena khawatir mendapatkan ikan yang telah tercemar.
"Dari semalam (kemarin) pihak perusahaan tidak ada upaya pembersihan, baru hari ini (Rabu) mereka menurunkan satu unit pompong untuk pembersihan," kata Riki.
Petugas pembersihan tersebut juga tidak masuk ke kawasan bakau. Padahal tumpahan minyak banyak sekali menyebar di kawasan hutan bakau.
"Situasi ini tentu sangat merugikan kami warga di pesisiran Siak. Tanggapan para pihak terkait situasi ini tidak tampak serius, sehingga satu pompong dengan jumlah petugas 3 orang tidak mungkin mampu membersihkan tumpahan minyak yang menyebar ke areal lebih 3 Km," kata dia.
Sementara itu Ketua Peduli Kampung Nusantara (Peka Nusa), Said Dharma Setiawan menyayangkan sikap PT EMP yang lambat menangani oil spill di laut Bunsur. Selain itu juga mengkritik sikap PT EMP dan operatornya yang tidak segera melaporkan kejadian ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Siak dan KKP kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Kita minta pihak perusahaan untuk menjalankan rativikasi konvensi internasional mengenai kesiapsiagaan, penanggulangan dan kerjasama terkait pencemaran minyak tahun 1990, dan Perpres nomor 76 tahun 2022 tentang pengesahan ICOPPRC," kata Wawan, panggilan akrabnya.
Ia menerangkan, seharusnya PT EMP dan operatornya melakukan identifikasi komponen yang terkena dampak oil spill baik yang di pesisir pantai maupun terhadap dampak ekonomi bagi nelayan. Kemudian juga harus mengedukasi masyarakat setempat ketika terjadi hal darurat seperti itu.
"EMP harusnya juga melihat jenis keadaan daruratnya, apakah tier I, II, atau III. Kalau sekarang tidak jelas bagaimana keadaan daruratnya," kata dia.
Wawan meminta PT Imbang Tata Alam (ITA) sebagai operator PT EMP untuk mengevaluasi tim HSE. Harus ada tindakan terukur terhadap evaluasi tersebut.
"Jangan anggap hal seperti ini sepele," tegas Wawan.
Ia juga meminta tim SKK Migas untuk turun ke lokasi untuk melihat protap yang dilaksanakan oleh PT Imbang Tata Alam (ITA) dalam menangani oil spill tersebut.
Lebih lanjut Wawan juga meminta nelayan setempat mendata alat tangkap yang terkena pencemaran tersebut. Kemudian melaporkan kerugian lainnya terhadap kondisi darurat itu.
"Pihak perusahaan harusnya mengganti rugi kerugian nelayan sebagai bentuk itikad baiknya, sesuai Permen LHK Nomor 7 tahun 2014 tentang kerugian lingkungan hidup dan/atau kerusakan lingkungan hidup," tutup Wawan.
Media Relation Officer PT EMP, Hansardi membenarkan telah terjadi oil spill di pesisiran pantai kampung Bunsur dan sekitarnya. Namun pihaknya masih melakukan rapat pembahasan tentang kejadian itu.
"Kami akan memberikan keterangan tertulis terkait ini ke media, mohon bersabar," kata Hansardi.
Sementara itu, PT Imbang Tata Alam telah berupaya menangani tumpahan minyak (oil spill) di perairan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Diharapkan dalam beberapa hari ke depan, tumpahan tersebut bisa teratasi. Perusahaan juga mengajak warga setempat untuk membersihkan ceceran minyak yang ada.
Dari data yang dikumpulkan, tumpahan minyak tersebut diketahui pada Selasa (9/5/2023) pukul 10.00 WIB. Dari pemeriksaan lapangan, sumber minyak berasal dari kebocoran pada casing conductor ME-03. Setelah sumber kebocoran ditemukan, tim segera melokalisir tumpahan minyak dengan memasang peralatan oil boom.
Selanjutnya tim menyusuri daerah sekitar dengan perahu motor untuk mengambil ceceran-ceceran minyak yang ada di permukaan laut. Selain itu, perusahaan juga telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat seperti DLHK Kabupaten Siak, seraya melaporkan penanganan yang telah dilakukan.
Perusahaan juga bekerja sama dengan masyarakat setempat dengan menyewa tiga unit perahu motor dari penduduk setempat dan bersama-sama melakukan patroli untuk mengumpulkan ceceran minyak.
“Dari patroli yang telah dilakukan, kita berhasil mengumpulkan sekitar 17 liter minyak mentah yang bercampur dengan air. Paralel dengan upaya untuk menutup sumber kebocoran, patroli akan terus dilakukan hingga perairan kembali bersih kembali. Mohon doanya karena saat ini tim lapangan masih berupaya keras mengatasi masalah ini,” kata VP HCS & Government Public Affairs EMP, Reno Ranendra.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kabupaten Siak, Lingkungan |











































01
02
03
04
05


