

![]() |
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Prevalensi stunting di Provinsi Riau saat ini 17 persen atau turun 5,3 persen dari tahun sebelumnya 22,3 persen.
Hal itu berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Sedangkan Presiden menargetkan stunting turun pada angka 14 persen di akhir tahun 2024.
Meksi demikian, angka stunting di beberapa daerah Riau yang mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Adapun sembilan kabupaten/kota dengan prevalensi stunting turun diantaranya, Kabupaten Kuansing turun 4,6 persen (22,4 persen tahun 2021 dan 17,8 persen 2022), Indragiri Hulu turun 6,9 persen (23,6 persen 2021 dan 16,7 persen 2022).
Selanjutnya, Pelalawan turun 10,0 persen (21,2 persen 2021 dan 11,2 persen 2022), Kampar turun 11,2 persen (25,7 persen 2021 dan 14,5 persen 2022), Rokan Hulu turun 3,8 persen (25,8 persen 2021 dan 22,0 persen 2022).
Kabupaten Bengkalis turun 13,5 persen (21,9 persen 2021 dan 8,4 persen 2022), Rokan Hilir turun 15,0 persen (29,7 persen 2021 dan 14,7 persen 2022), Kepulauan Meranti turun 5,8 persen (23,3 persen 2021 dan 17,5 persen 2022), dan Kota Dumai turun 10,2 persen (23,0 persen 2021 dan 12,8 persen 2022).
Penurunan terbesar ada di Kabupaten Rokan Hilir (15 persen) dan Bengkalis (13,5 persen).
Sementara itu, terdapat kenaikan angka stunting di tiga kabupaten/kota, yakni Indragiri Hilir naik 0,1 persen (28,4 persen 2021 dan 28,5 persen 2022), Siak naik 3,0 persen (19,0 persen 2021 dan 22,0 persen 2022), dan Kota Pekanbaru naik 5,4 persen (11,4 persen dan 16,8 persen 2022).
Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar menjelaskan bahwa stunting merupakan ancaman terhadap kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing terhadap pembangunan sumber daya manusia, sebagai dampak dari terganggunya pertumbuhan otak dan perkembangan metabolisme tubuh dalam jangka panjang.
"Selain itu juga, stunting dapat mempengaruhi kemampuan anak belajar, menyebabkan keterbelakangan mental dan munculnya penyakit kronis di tubuh anak," kata Gubri.
Sehubungan dengan hal tersebut, pencegahan dan penurunan stunting, sebut Gubri, merupakan salah satu isu strategis dalam prioritas pembangunan baik nasional maupun Provinsi Riau.
Berdasarkan hasil SSGI tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Riau adalah 17 persen, angka ini turun kika dibanding tahun 2021 sebesar 22,3 persen.
"Berdasarkan skema perhitungan target nasional, untuk mencapai angka 14 persen ditahun 2024, maka pencapaian Riau dengan skenario intervensi telah memenuhi untuk mencapai target tersebut," tutupnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |











































01
02
03
04
05








