PEKANBARU (CAKAPLAH) - Hebohnya isu logo palu arit di pecahan mata uang rupiah tahun emisi 2016 lalu dibantah tegas oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau Ismet Inono mengatakan dengan tegas tak ada yang namanya palu arit di pecahan uang Rupiah baru.
"Semua isu yang berkembang di masyarakat tentang palu arit, tentang pemilihan pahlawan ataupun tempat pencetakan yang katanya bukan di Peruri itu semua tidak benar," ungkap Ismet dalam konferensi pers yang digelar di gedung BI, Selasa (24/1/2017).
Ismet menjelaskan isu tersebut tidak mendasar, karena logo yang dinilai mirip lambang Partai Komunis Indonesia (PKI) itu merupakan recto verso logo BI.
"Recto verso itu adalah sebuah teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat tidak beraturan. Namun apabila diterawang, recto verso akan membentuk sebuah gambar yang utuh. Pada uang Rupiah, gambar utuh yang terbentuk itu adalah logo BI," jelas Ismet.
Dijelaskannya, untuk pemilihan pahlawan di mata uang baru juga berdasarkan Kepres no 31 tahun 2016, jadi bukanlah asal-asalan saja.
"Semua ada aturannya. Untuk penentuan pahlawan itu juga ada kriterianya. Seperti belum pernah digunakan (selain proklamator), lalu keterwakilan daerah, keterwakilan gender, ruang lingkup dan kedaerahan serta tidak membuat kontroversi. Setelah pahlawannya terpilih, foto yang akan dipajang juga harus melalui persetujuan ahli waris, " ungkapnya.
Lanjut, saat ini Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi ciri-ciri uang baru yang dilengkapi 12 unsur pengamanan seperti adanya gambar tersembunyi, teknik recto verso, tekstur yang lebih kasar.
"Kalau untuk cara sederhananya itu bisa dilakukan dengan 3D yaitu dilihat, diraba, dan diterawang," pungkasnya.