Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau
|
Tanpa terasa bulan suci Ramadhan sudah semakin menepi dan segera meninggalkan kita, berganti dengan bulan Syawal yang juga senantiasa dinantitan umat Islam di jagad raya dalam rangka berhari raya atau berlebaran.
Justru di Indonesia, Malaysia dan mengara-negara lainnya Hari Raya Idul Fitri yang menyertai bulan puasa lebih meriah dan dirasa lebih penting terutama dalam hal berkumpul dan bersilaturahmi dengan karib kerabat.
Sehubungan dengan hal di atas, sebelum terlambat mari kita maksimalkan bulan Ramadhan 1445 H yang masih tersisa dengan berbagai amal ibadah untuk mencapai derajat taqwa dan keridhaan illahi.
Menariknya lagi, di penghujung Ramadan disediakan satu amalan khusus yang nilainya sangat tingggi di sisi Allah, yaitu malam Lailalatul Qadar, yang apabila seorang hamba beribadah pada malam terebut pahalanya akan dilipatgandakan dengan 1000 bulan atau jika dikonversikan menjadi 83 tahun. Suatu bonus yang rasanya tidak akan pernah ada wujud di dunia fana ini.
Begitulah bentuk kasih syang Allah untuk umat ini, dimana umurnya relatif pendek berbanding umat-umat sebelumnya namun diberikan banyak keutamaan dan bonus dalam beramal ibadah. Niat saja di hati yang jujur sudah mendapatkan satu pahala.
Membaca Al-Quran seperti Alif Lam Mim, tidak dianggap satu satu hurup, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu hurup. Dan Setiap huruf dibalasi lagi dengan 10 kebaikan.
Begitulah kasih sayang dan rahmat Allah. Terlebih lagi di bulan penuh berkah Ramadan, tentu kebaikannya akan berlipatganda lagi. Bahkan pahala puasa itu sendiri Allah yang lansung akan membalasinya dengan balasan yang tiada batas.
Ibadah lainnya yang perlu dimaksmalkan lagi diantaranya adalah sebagai berikut:
(a) Membaca Al-Qur’an, bahkan disebutkan juga bulan Ramadan adalah bulan Alqur’an (syahrul Al-qur’an), karena pada bulan Ramadan dan tepatanya di malam Lailalatul Qadar Al-Qur’an Allah turunkan ke langit dunia secara utuh, kemudian setelah itu diturunkan secara bergangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melalui malaikat Jibril. Saking urgennya membaca Al-qur’an, banyak orang shaleh yang menutup kajian atau ceramah selama bulan Ramadhan untuk fokus membaca Alqur’an. Tentu jika disertai dengan tadabbur Al-Qu’ran nilanmya akan jauh lebih bermanfaat lagi dan menusuk ke dalam sanubari, tidak hanya dibibir dan kerongkongan saja.
(b). I’tikaf 10 hari terakhir di mesjid. I’tikaf bermaksud berdiam diri di Masjid dalm rangka bertaqarrub atau berkhalwat dengan ilahi dan mencampakkan diri dari urusan dunia untuk sejenak. I’tikaf ini tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi dan para sahabat, saking tingginya dan agungnya ibadah ini tentunya. Dan sangat dianjurkan kepada kaum muslimin yang punya waktu lapang, bisa cuti, atau sudah pensiun untuk menyambut moment berharga ini. Kita tidak tahu apakah ramadan tahun depan masih dapat berjumpa lagi.
(c). Sholat tarawih secara berjemaaah di masjid bersama kaum muslimin. Silahkan cari masjid yang nyaman untuk tarawih, untuk kekhusyukan sehinggga ada pengaruhnya didalam jiwa dan tindakan. Banyak sekarang mesjid-mesjid di Pekanbaru dan daerah lainnya melakukan tarawih dengan bacaan satu juz atau ½ juz setiap malam dengan imam yang fasih dan merdu. Perlu juga peningkatan ibadah sholat tarawih, dan jika ada peluang bisa merasakan sholat tarawih di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Bagaimana sensasi dan pengaruhnya dalam jiwa dan sanubari orang-orang yang beriman, tentu akan berbeda.
(d) Berdo’a, adalah salah satu ibadah utama yang dapat dialkukan di bulan Ramadhan. Do’a adalah senjata kaum muslimin. Berdoalah ketika sahur dan ketika hendak berbuka puasa. Ini diantara waktu yang mustajab dalam berdoa. Bukan dengan banyak bersenda gurau dan yang melalaikan.
(e) Bersedekah, adalah amalan utama lainnya yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Ini langsung dicontohkan oleh Nabi yang Mulia Muhmmad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dimana beliau adalah orang yang paling dermawan di muka bumi, dan ketika datang bulan ramadahan kedermawanannya lebih meningkat. lagi. Sangat royal dalam bersedekah. Bersedekah kepada siapa? Yang utama tentu yang paling membutuhkan, apalagi ada hubungan karib kerabat, dan tetangga.
(f) Memberi makan untuk orang yang berpuasa. Ini juga adalah diantara keutmaan ibadsah di dalam bulan Ramadhan. Memberika makan orang berpuasa, tanpa mengurangai amalan orang yang berpuasa.
(g) menyantuni anak yatim dan fakir miskin
(h) Berabakti kepada orang tua, meyambung silaturahmi sesama keluarga.
Sangat dianjurkan untuk 10 hari terakhir agar kaum muslimin fokus untuk ibadah, mengatur waktu dengan efisien, dan tidak membuang waktu dengan hal-hal yang tidak berguna dan melalaikan. Jangan sibukkan hari-hari terakhir ini dengan urusan duniawai yang menyertai puasa, sibuk belanja pakaian, menu makanan lebaran, dekorasi rumah, beli sendal dan sepatu baru, peci, bahkan sampai revovasi rumah, cat rumah dan perabot baru.
Sebaiknya urusan seperti itu telah diselesaikan sebelum 10 hari terakhir atau bahkan sebelum Ramadan tiba jika keuangan memadai. Jika tidak, yah tidak mengapa berlebaran dengan pakaiaan dan asesori sederhana saja, sesuai dengan keadaan dan kemampuan.
Wallahu a’lam.
Penulis | : | Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Pekanbaru |
Editor | : | Unik Susanti |
Kategori | : | Riau, Cakap Ramadan |