PELALAWAN (CAKAPLAH) - Di hari pertama ngantor setelah liburan tahun baru, Selasa (2/1/2024) Bupati Pelalawan H Zukri melakukan rangkaian tugas kedinasan di Kecamatan Pangkalan Lesung. Menuju Kecamatan ini dari Pangkalan Kerinci, mobil dinas yang ditumpangi bupati harus melintasi jalan nasional Jalan Lintas Timur (Jalintim) yang banjir akibat luapan sungai Kampar.
Bertolak dari rumah dinasnya, mobil dinas bupati dikawal oleh mobil Patwal sebagai bagian SOP perjalanan dinas seorang pejabat. Ada dua agenda yang bakal dihadiri bupati dihari pertama ngantor tahun baru 2024.
Agenda pertama menghadiri penutupan khalwat suluk di surau Raudhatul Jannah dusun Tambun Kelurahan Pangkalan Lesung, Kecamatan Pangkalan Lesung. Sesuai skedul ia menghadiri acara ini, pukul 14:00 WIB, namun molor akibat macet di Jalintim banjir. Agendanya, pun baru bisa dimulai setelah shalat Ashar.
Agenda kedua yakni menghadiri tahlilan dirumah seorang duka di Kecamatan Bandar Petalangan, setelah shalat Magrib.
Berangkat dari Pangkalan Kerinci, rombongan bupati H Zukri, sebetulnya, bisa saja menerobos jalan macet, apalagi dirinya memakai mobil pengawal yang sudah disiapkan membuka jalan. Namun inilah yang terjadi.
Setelah sampai di titik macet panjang, tepatnya, setelah jembatan Kembar Pangkalan Kerinci, bupati H Zukri memerintahkan ajudannya, yang duduk di depan berkoordinasi dengan mobil PATWAL yang berada di depan untuk tidak menerobos mendapat istimewa dirinya, tetap jalan.
Bupati H Zukri memerintahkan agar dirinya, tidak mendapatkan perlakuan istimewa mendapat jalur khusus sehingga bebas hambatan. Mengabaikan kepentingan kedinasan demi kepentingan umum. Andai saja, dirinya mementing ego, rombongan dinas bisa saja melewati macet panjang, tapi tidak ia lalukan.
"Biar saja, kita sama-sama sopir lain, ikuti bersama melintasi jalur macet. Jika mobil kita pakai PATWAL kita lewati justru akan menambah macet," ujar bupati H Zukri yang juga CAKAPLAH.com ikut bersama rombongan.
Ia pun keluar dari mobil dinasnya, berjalan kaki menerobos banjir, memakai busana muslim yang sudah disiapkan menghadiri acara penutupan suluk.
Dalam perjalanan menerobos banjir, ia ikut terlibat mengatur lalu lintas, dimana banyak kenderaan salin menerobos sehingga menyebabkan badan menjadi berlapis-lapis. Kondisi inilah bupati H Zukri meminta rombongan yang ikut hanya empat unit agar tetap mengikut jalur normal. Jika dipaksakan akan menambah macet lebih parah.
Setelah hampir satu kilometer, berjalan kaki, bupati H Zukri berhenti di sebuah pos dekat jembatan. Tak jauh dari pos terlihat sejumlah kendaraan ada yang terguling di pinggir badan jalan. Melanjutkan, menerobos banjir setelah pos ini tidak memungkinkan lagi, lantaran ketinggian air sudah melewati lutut orang dewasa.
Ia pun berhenti di dekat pos ini dan berkoordinasi dengan petugas pengatur Lalin dari berbagai instansi. Di ujung telpon panitia Suluk berharap kehadiran dirinya, datang langsung menghadiri agenda penting tersebut. Hampir satu jam bupati H Zukri tertahan di tengah-tengah Jalintim yang banjir, dirinya beriniasitif mencari tumpangan mobil warga dengan harapan tidak mengecewakan warganya, dapat menghadiri kegiatan penutupan suluk.
Alhasil, ia nebeng (menumpang) mobil warga. Di satu sisi mobil dinasnya ditinggalkan bersama rombongan ikut terjebak bersama kendaraan lainnya. Nebeng sampai ke Sorek, lalu ia meminjam kendaraan dinas Camat Sorek dan melanjutkan ke lokasi acara tepatnya, di dusun Tambun Kecamatan Pangkalan Lesung. Beginilah perjuangan bupati berangkat terobos banjir dijalan yang macet. Cukup sampai tentunya, tidak.
Singkat cerita, setelah ia hadiri dua agenda didua kecamatan. Begini pula kisahnya, menuju pulang. Lagi-lagi melintasi macet akibat Jalintim banjir.
Sama dengan kisah berangkat, namun pulang menuju Pangkalan Kerinci, jam menunjukkan pukul 21:00 WIB. Aroma macet sudah mulai dirasakan berkilo-kilo dari titik banjir, tepatnya, didesa Palas Kecamatan Pangkalan Kuras.
Andai saja, bupati Zukri menunjukkan ego seorang kepala daerah, dirinya, bisa saja menerobos apalagi dikawal mobil Patwal berada di depannya, sehingga bisa lewat tanpa hambatan di jalan macet.
Lagi-lagi upaya ini tidak ia lakukan. Padahal di satu sisi dirinya sudah mengumpulkan sejumlah kepala dinas di rumah dinas mengagendakan rapat untuk membahas persoalan banjir yang terjadi di Kabupaten Pelalawan.
Bupati H Zukri tidak menginginkan jika upaya itu dilakukan akan menambahkan macet dan dirinya tidak menginginkan menyakiti para sopir yang sudah berjam-jam ngantri.
Lalu apa yang terjadi?
Ia pun menyewa sepeda motor warga, lalu menerobos banjir sampai ke Pangkalan Kerinci.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Uniq |
Kategori | : | Kabupaten Pelalawan, Pemerintahan |