KAMPA (CAKAPLAH) - Media komunikasi digital, seperti pengunaan media sosial telah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan di dalam kehidupan masyarakat. Namun, dengan melimpah dan lajunya perkembangan flatform media komunikasi digital tidak berbanding dengan kemampuan literasi media digital di kalangan masyarakat.
Demikian dikatakan Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Al Sukri, saat menyampaikan materi dalam kegiatan Pemberdayaan Literasi Media Digital Berbasis Nilai Budaya Melayu di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Sabtu (23/7/2022).
Menurut Al Sukri, teknologi media digital, seperti flatform media sosial telah menjadi ketergantungan pada masyarakat hampir di semua kalangan usia. Hal ini disebabkan kemudahan akses flatform media sosial tersebut melalui perangkat telepon pintar (smartphone).
Ketergantungan masyarakat pada flatform media sosial ini menyebabkan semakin tingginya ancaman dampak negatif dari kehadiran teknologi digital tersebut.
“Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kemampuan menggunakan internet itu sangat tinggi pada masyarakat kita saat ini. Namun penggunaan internet tersebut dominan pada akses media sosial. Yang menjadi persoalan adalah tingkat kemampuan menggunakan flatform media sosial tidak sebanding dengan kemampuan literasi media digital pada masyarakat,” cakap Al Sukri.
Dikatakan Al Sukri, salah satu bentuk rendahnya literasi media digital pada masyarakat tersebut bisa dilihat betapa mudahnya masyarakat mempercayai informasi di media sosial tanpa mau menggali kebenaran dari nformasi tersebut.
Begitu juga, betapa mudahnya masyarakat menyebarluaskan informasi dan memproduksi konten di media sosial tanpa memikirkan terlebih dahulu apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk dipublikasikan.
“Masyarakat kita hari ini sangat rentan sekali menjadi korban informasi hoak, misinformasi, dan penyesatan opini melalui perangkat-perangkat media sosial ini. Bahkan tanpa mereka sadari masyarakat sendiri ikut terlibat menyebarkanluaskan dan memproduksi konten tadi,” ujar Al Sukri.
Mengatasi masalah tersebut, menurut Al Sukri selain pemerintah, termasuk juga pemerintah desa harus memperkuat kemampuan literasi pada masyarakat dengan berbagai cara dan membangkitkan nilai-nilai budaya Melayu dalam menangkal pengaruh negatif daripada kehadiran teknologi komunikasi digital tersebut.
“Nilai-nilai budaya Melayu telah mengatur cara bersikap dan berbuat ditengah masyarakat. Nilai-nilai ini perlu kembali dibangkitkan dalam menangkal pengaruh negatif media sosial. Nilai budaya Melayu bergaul misalnya, mengedepankan sopan santun dalam bertutur dan bertingkah laku, mengedepankan sikap saling menghormati, menjaga air muka dan tidak menyampaikan informasi yang belum teruji kebenarannya.” cakap Al Sukri lagi.
Sementara itu, Kepala Desa Koto Perambahan, Sahrul Dt. Jalelo, menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen Universitas Islam Riau dari Fakultas Ilmu Komunikasi dan Fakultas Ekononi dan Bisnis ini. Dia berharap melalui kegiatan literasi media ini masayarakat semakin cerdas dalam menyikapi informasi-informasi di media sosial.
“Kita berharap kegiatan seperti ini terus dan sering dilaksanakan, sehingga masyarakat kita semakin cerdas,” katanya.
Sementara itu ketua Dr. Dafrizal, selaku ketua panitian menyebutkan, kegiatan Pemberdayaan Literasi Media Digital Berbasis Nilai Budaya Melayu sengaja melibatkan peserta dari kalangan ibu rumah tangga (IRT) dan perangkat Desa Koto Perambahan karena mereka diharapkan menjadi percontohan bagi masyarakat lainnya.
“Ibu rumah tangga ini termasuk kelompok masyarakat yang banyak menjadi korban dari kesalahan pemanfaatan dan pengunaan media sosial dan mereka juga orang yang paling dekat dengan anak-anaknya. Meraka diharapkan bisa ikut mendidik anak-anak mereka dengan baik dan benar. Sedangkan perangkat desa kita libatkan karena mereka diharapkan menjadi corong untuk memperkuat kemampuan literasi media pada masyarakat,” kata Dr. Dafrizal.***
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kampus |