(CAKAPLAH) - Henti Jantung atau cardiac arrest adalah penurunan kinerja jantung secara tiba-tiba karena ada masalah pada sistem kelistrikan jantung. Aliran listrik yang tidak efektif akan menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh terhenti.
Ini diakibatkan oleh aritmia atau gangguan jantung lainnya. Faktor lain yang menyebabkan henti jantung yakni penggunaan zat adiktif berbahaya, stress dan olahraga berat.
Banyak orang yang menganggap henti jantung dan serangan jantung sama. Kenyataannya keduanya berbeda. Serangan jantung diakibatkan oleh arteri koroner yang tersumbat dan menghalangi aliran darah ke otot jantung, tetapi pengidapnya masih dapat bernapas karena jantung masih berdetak. Sedangkan henti jantung dipicu oleh masalah listrik di jantung yang langsung menurunkan kinerja jantung.
Henti jantung bisa menyebabkan kematian karena pasokan darah ke organ tubuh berhenti. Saat jantung berhenti memompa darah, organ di seluruh tubuh tidak kebagian asupan oksigen. Tanpa asupan oksigen selama beberapa menit, organ tubuh bisa rusak dan gagal berfungsi.
Tanda-Tanda seseorang mengalami henti jantung menurut National Heart, Lung, and Blood Institute dan NDTV yaitu:
1. Nyeri Dada
Nyeri dada atau angina, merupakan kondisi ketika seseorang merasa tertekan dan terjepit sehingga memicu sesak napas. Dibandingkan pria, wanita memiliki resiko lebih tinggi terkena angina. Untuk pencegahan sebaiknya melakukan pemerikasaan Elektrokardiogram (EKG) guna mengukur aliran listrik jantung.
2. Pingsan
Pingsan atau kehilangan kesadaran adalah kondisi yang sering dialami pengidap henti jantung. Ini diakibatkan fluktuasi detak jantung yang tidak stabil.
3. Sesak Napas
Kondisi selanjutnya jantung mengalami penurunan fungsi yang menghalangi aliran darah ke seluruh tubuh. Hasilnya otak dan paru paru tidak memperoleh oksigen yang cukup.
4. Palpitasi
Jantung berdebar kencang atau palpitasi timbul saat seseorang mengalami gugup maupun kepanikan. Selain itu juga diakibatkan oleh pengonsumsian kafein yang berlebih dan aritmia (gangguan irama jantung).
5. Pusing dan Mudah Lelah
Penderita henti jantung dapat mengalami pusing dan lelah secara tiba-tiba dikarenakan pasokan darah yang kurang. Jika ini terjadi, penderita diharapkan menghentikan aktivitas sementara dan segera ke dokter.
Cara Pertolongan CPR
Pertolongan pertama yang bisa diberikan oleh masyarakat kepada penderita henti jantung yakni dengan CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation.
Cara melakukan CPR yaitu:
1. Kedua tangan diletakkan di tengah dada pengidap henti jantung.
2. Mulai lakukan kompresi dada dengan lengan tetap lurus. Gunakan kekuatan bahu saat melakukan CPR.
3. Lakukan pijat jantung dengan kecepatan 100-120 kali per menit dengan kedalaman 3-5 cm. Ulangi tindakan tersebut sampai bantuan datang.
Penulis | : | Athifah Faradilla |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kesehatan dan Keluarga |