BENGKALIS (CAKAPLAH) - Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis terus melakukan berbagai terobosan untuk mencegah penyakit menular terjadi di tengah-tengah masyarakat. Salah satu penyakit tular dimaksud adalah DBD dan Malaria.
Hal itu seperti terungkap dalam pertemuan Refresing Tatalaksana Fogging DBD Dan Monitoring, Evaluasi Aplikasi E-Sismal Program Malaria digelar Dinas Kesehatan 18-20 Agustus 2022.
Kepala Dinas Kesehatan dr Ersan Saputra TH mengatakan, sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia Tahun 2020-2024 yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dimana peningkatan kualitas manusia Indonesia menjadi prioritas utama dengan dukungan pembangunan kesehatan yang terarah, terukur, merata dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan, kata Ersan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
"Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat tersebut, dibutuhkan program kesehatan yang bersifat preventif dan promotif salah satunya adalah Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Berbagai kegiatan dilakukan untuk mendukung pencegahan dan pengendalian penyakit, salah satunya kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik penyakit tular vektor hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian tinggi dan berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) ataupun wabah," terangnya.
Penyakit tular vektor merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian. Disebut mantan Plt Direktur RSUD Bengkalis ini, Indonesia merupakan negara tropis yang menduduki puncak negara yang beresiko terhadap penyakit menular vektor nyamuk. Setiap tahun di Indonesia masih terjadi kasus penderita penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Chikungunya, Filariasis dan masih banyak lagi.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang dapat muncul sepanjang tahun, dapat menyerang seluruh kelompok umur, mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien meninggal akibat penanganan yang terlambat.
"Upaya pencegahan dan pengendalian DBD mempunyai target penurunan jumlah kasus/IR dan angka kematian/CFR. Target nasional adalah IR DBD < 49 per 100.000 penduduk dan CFR (Case fatality Rate)< 1% . Dan di Kabupaten Bengkalis pada tahun 2022 sudah menunjukkan adanya peningkatan kasus dari tahun sebelumnya. Ditahun 2021 sebanyak 37 kasus dan dipertengahan tahun ini sdh mencapai 34 kasus dengan 1 kasus yang meninggal,"imbuh dr Ersan Saputra.
Seperti Penyakit DBD, lanjutnya, Malaria juga merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati atau ditangani dengan baik. Untuk Kabupaten Bengkalis sendiri walaupun telah mendapatkan sertifikat bebas malaria Pada Tahun 2016 bukan berarti bisa terbebas dari kasus Malaria, tugas kabupaten juga tak kalah beratnya untuk mempertahankan status daerah bebas malaria yang telah diraih tersebut.
"Karena Tahun 2022 ini saja masih terdapat 1 kasus malaria walaupun kasus import. Artinya kita tetap harus menerapkan system pengendalian kasus yang betul efektif serta pencatatan dan pelaporan yang akurat melalui system aplikasi e Sismal (Elektronik Sistem Informasi Surveilans Malaria),"katanya lagi.
Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian vector baik itu DBD maupun malaria, dr Ersan mengemukan perlunya 3 pilar pendekatan. Yakni, Slsurveilans kasus dan vektornya Mlmanajemen kasus serta pengendalian vektornya. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan meningkatkan pemahaman tentang pengendalian vector penyakit termasuk penatalaksanaan kasus dilapangan dalam hal ini dikhususkan untuk penyakit DBD dan Malaria.
"Melalui pertemuan ini diharapkan juga dapat mengidentifikasi kendala, solusi serta rencana tindak lanjut dalam rangka optimalisasi kegiatan Program Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya akibat vektor serta terbentuknya komitmen dan integritas untuk peningkatan program baik itu program DBD maupun program Malaria,"pungkasnya.
Penulis | : | Agustiawan |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |