PEKANBARU (CAKAPLAH) - Menjaga situasi kerukunan di Provinsi Riau, dan menghadapi Pemilu, Diskusi insan pers dan FKUB merekomendasikan, pentingnya komunikasi intens, melalui WhatsApp Grup bersama. Sehingga apapun isu-isu rekan perihal kerukunan, dapat segera menjadi perhatian.
"Tadi diskusi berlangsung cukup hangat dan penuh gagasan. Beberapa hal yang menjadi peristiwa di beberapa provinsi, menjadi refleksi dan catatan bagi kita, bagaimana peran media dan Pers, cukup membantu program-program Forum Kerukunan Umat Beragama, sehingga apa isi-isu yang terjadi di masyarakat, dapat segera kita baca, dan kita selesaikan dalam semangat kerukunan, dan menjaga kondusifitas daerah," ucap Ketua FKUB Provinsi Riau KH Abdul Rahman Qaharuddin MA usai dialog, Senin (17/4/2023) Senin malam.
Program yang juga bahagia dari FKUB Riau mendorong peningkatan Indeks Kerukunan Umat Beragama ini, menjadi sesi FKUB untuk lebih merangkul media dan insan pers untuk menjaga rating daerah di tingkat nasional.
Abdul Rahman mengatakan tugas FKUB adalah membantu pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama di Riau. “Isu keagamaan menjadi isu tertinggi terjadinya konflik di tengah masyarakat. Kita berupaya untuk terus menjaga toleransi, menjaga kerjasama dan menjaga kesetaraan di tengah masyarakat," ujar Abdurahman Qoharuddin.
"Kita meminta kawan - kawan media untuk membantu menjaga toleransi antar umat beragama untuk tidak memberitakan informasi yang berkaitan dengan isu SARA,” tambah dia.
Sementara itu, Ketua komisi I DPRD Riau H Eddy A Moh Yatim dalam paparannya mengatakan pada masa media cetak dulu, tidak pernah masalah SARA menjadi pemberitaan. Kata dia, Wartawan pada masa itu menghindari penulisan berita tentang SARA, sehingga hal tersebut membuat kerukunan umat beragama tidak bergejolak seperti sekarang.
“Kita mengajak dan menghimbau kepada seluruh teman-teman media, menyaring tentang berita yang akan dituliskan, agar tidak menimbulkan potensi yang dapat memicu keresahan dan konflik antar umat beragama khususnya di Riau," ujar Eddy A Moh Yatim.
"Teman-teman media bisa memilah berita yang kiranya bisa menimbulkan potensi konflik di tengah masyarakat, istilahnya self filter controlling,” tambah dia.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |