SIAK (CAKAPLAH) - Bupati Siak Alfedri tak menyangka ada perkebunan salak madu atau pondoh yang terbilang sukses di Kampung Banjar Seminai, Kecamatan Dayun saat dia berkunjung ke sana.
Alfedri senang melihat petani di sana mampu mengembangkan inovasi sektor perkebunan didaerah Kampung Banjar Seminai yang notabene lahan di kawasan itu rata-rata ditanami kelapa sawit.
Alfedri ditemani pemilik kebun salak madu, Mukadi bersama-sama memanen langsung buah yang matang dan siap jual. Dia juga sempat mencicipi nikmatnya salak madu langsung dari pohonnya.
Alfedri mengatakan kebun salak madu Mukadi ini berpotensi menjadi agrowisata yang bisa berkembang kedepannya.
"Alhamdulillah, saya bisa langsung memetik salak madu dari kebunnya. Biasanya dari penjual. Rasanya manis dan lezat beda dengan salak daerah lain," cakap Alfedri.
Dia juga menyebutkan budidaya salak madu/pondoh bisa menjadi peluang usah baru selain kelapa sawit, melihat contoh di Kampung Banjar Seminai barangkali bisa ditetapkan di daerah kecamatan lain yang kontur lahan kurang lebih sama.
"Budidaya salak pondoh sangat muda dan selain rasanya manis, jenis buah ini paling digemari masyarakat. Ini peluang dan bisa membantu ekonomi keluarga," ujarnya.
Dia mengajak wisatawan yang berkunjung ke Siak bisa berkunjung ke kebun salak Kampung Banjar Seminai itu, Pemkab Siak harus membantu promosi agar diketahui wisatawan dan bisa dikembangkan jadi agrowisata.
"Kebun salak Mukadi ini bisa jadi pilot projek agrowisata nantinya. Kita bersama-sama promosikan ke wisatawan jika inginemetik buah salak datang ke sini," kata dia.
Mendapat kunjungan Bupati Siak, Mukadi gembira. Sembari berjalan ke kebun salaknya Mukadi menceritakan kepada Alfedri awal ia mulai menanam salak madu atau pondoh. Dia menceritaka kebun salaknya itu dia coba kembangkan sejak 15 tahun lalu, di atas tanah seluas seperempat hektare di belakang rumahnya.
"Awalnya saya mencoba untuk membudidatakan salak madu ini cuma sedikit, bibitnya beli dari teman. Alhamdulillah berkembang dan subur," katanya.
Saat ini di Kampung Banjar Seminai sudah ada 25 kepala keluarga yang membudidayakan salak pondoh. Dia bersyukur bisa memotivasi keluarga lain untuk menangkap peluang bisnis dari budidaya salak.
"Kami menanam salak memanfaatkan lahan pekarangan rumah saja, namun melihat pertumbuhannya bagus kami jadi lebih coba fokus memperluas, kemudian ada juga petani salak yang di duain lain mencoba dan alhamdulillah sama-sama berhasil," katanya.
Mukadi menyebutkan kendala yang dialaminya pada saat panen adalah sulitnya memasarkan hasilnya. Hanya mengharapkan pembeli datang langsung ke kebun, sementara tidak semua orang tahu ada kebun salak di tempatnya.
"Kami menjual di pingir jalan saja, kadang ada tamu datang petik langsung di kebun, ada juga jual lewat online. Musim salak seperti sekarang ini cari 500 kilo bisa, hanya saja menjualnya susah karena belum ada yang nampung," kata dia.
Ia berharap budidaya salak madu ini bisa berkembang ke depan dan mendapat binaan dan bantuan dari pemerintah setempat.
"Saya senang dapat dukungan dari pemerintah untuk mempromosikan kebun ini, ditambah lagi akan dibuat agrowisata yang nantinya pasti membangkitkan ekonomi keluarga kami petani salak, semoga bisa terealisasikan lah itu doa saya," tutup Mukadi.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |