PEKANBARU (CAKAPLAH) - Persoalan sampah menjadi isu yang serentak dirasakan di berbagai daerah di Indonesia.
Peristiwa ledakan dan longsornya TPA Leuwigajah Cimahi 19 tahun silam yang memakan korban lebih dari 150 jiwa penduduk di sekitarnya menjadi pil pahit yang harus ditelan negeri ini akibat minimnya pengolahan dan intervensi terhadap sampah, yang dikutip dari platform SIPSN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2023 mencapai lebih dari 17 juta ton timbulan sampah yang dihasilkan dari 126 kota/kabupaten di Indonesia.
Bahkan di tahun 2023, tercatat terjadi 14 lokasi kebakaran TPA, yang menunjukkan pengolahan sampah di Indonesia masih memiliki tugas rumah yang serius untuk diperbaiki.
Melalui Askara Nusantara, sebuah program lingkungan hidup yang terbentuk dari ribuan donatur di Aplikasi Kitabisa, menginisiasi sebuah program berkelanjutan untuk memantik keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Dengan tajuk Sayembara Aksi Jaga Bumi, Askara Nusantara menyelenggarakan kompetisi antar tim penggerak pengelolaan sampah berbasis komunitas swadaya masyarakat selama tiga bulan, dan dilanjut monitoring sembilan bulan bagi tim penggerak terbaik. Program ini telah dimulai sejak Januari 2024 di wilayah Bandung Raya dan telah berhasil melibatkan lebih dari 150 penggerak untuk berkompetisi menghadirkan pengelolaan sampah swadaya masyarakat yang berkelanjutan.
Program ini bertujuan untuk menghadirkan upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan secara signifikan dapat mengurangi timbulan sampah yang tak terkelola, melalui gerakan kolektif antar warga.
Setelah sukses di Bandung, kali ini sayembara Aksi Jaga Bumi hadir di Kota Pekanbaru. Pendaftaran dan seleksi telah dimulai sejak bulan Februari 2024, dan telah terpilih 10 tim penggerak pengelolan sampah yang siap berkompetisi. Pembukaan sayembara Aksi Jaga Bumi di Pekanbaru secara resmi telah dibuka pada hari Minggu (03/03) bertempat di Aula Camat Sukajadi Kota Pekanbaru.
Periode kompetisi akan dimulai pada Maret-Juni 2024, dan di akhir fase kompetisi akan dipilih tiga tim penggerak terbaik yang akan mendapatkan monitoring dan hadiah insentif operasional selama sembilan bulan. Diharapkan seluruh tim penggerak dapat menjadi lokomotif penggerak pengelolaan sampah yang lebih baik, berkelanjutan dan partisipasi publik yang tinggi.
Agenda kali ini terwujud berkat sinergitas dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat, diantaranya Kitabisa, Magobox, Pemerintah Kota Pekanbaru, Sekawan dan Ribuan OrangBaik di Aplikasi Kitabisa yang telah mewujudkan salah satu pilar program Askara Nusantara di bidang Waste Management.
Muhammad Nur Afif selaku Askara Nusantara Program Manager mengatakan pihaknya bersyukur Sayembara Aksi Jaga Bumi kedua hadir di Pekanbaru, kota pertama program Askara Nusantara yang hadir di luar pulau Jawa.
"Kami ingin menyampaikan pesan, bahwa semangat warga untuk mengolah sampah merata dan ada di Seluruh Indonesia. Melalui program ini kami ingin menjadi wadah bagi local hero untuk semakin percaya diri dan bersemangat untuk terus mengambil peran dalam pengolahan sampah secara berkelanjutan," ujar Muhammad Nur Afif.
Camat Sukajadi Kota Pekanbaru selaku Tuan Rumah, Desheriyanto berharap kegiatan ini bisa merubah mindset masyarakat terkait pengelolaan sampah yang lebih baik, khususnya terkait penggunaan maggot. Bahkan bisa menjadi manfaat ekonomi untuk masyarakat.
"Semoga bisa diikuti dengan baik dan tuntas, agar bisa mendambah wawasan pengolahan sampah yang lebih baik," ujar Desheriyanto.
Editor | : | Unik Susanti |
Kategori | : | Serantau |