ROHUL (CAKAPLAH) - Paska dilantik, Sukiman-Indra Gunawan dihadapkan pada sejumlah PR besar, di antaranya memperbaiki kondisi Fiskal Kabupaten Rokan Hulu yang terpukul akibat dampak pandemi Covid-19 serta pengendalian kasus Covid-19 yang kian memprihatinkan.
Bahkan Rohul menjadi salah satu daerah dengan tingkat kematian tertinggi di Riau. Akselerasi penurunan angka Covid-19 mau tidak mau harus segera dilakukan.
Terobosoan Sukiman-Indra Gunawan terutama dalam memaksimalan peranan Satgas menangani masalah hulu (pencegahan) seperti meningkatkan kedisplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan) sangat ditunggu.
Selain itu, akselerasi meningkatkan serapan Program Vaksinasi yang masih di bawah 10 persen, serta pemulihan Fiskal Daerah yang defisit akibat terpangkasnya dana bagi hasil pusat daerah ditunggu.
Sukiman-Indra Gunawan harus mampu menjadi sosok sentral dalam mengambil tindakan cepat dan tepat sehingga kasus Covid-19 tidak kudung meluas dan menimbulkan permasalah baru.
Bupati Rohul Sukiman mengaku di hari pertama dirinya dilantik langsung menggelar rapat dengan tim Satgas Covid-19. Dalam rapat tersebut ia memerintahkan seluruh camat dan kepala desa untuk menggiatkan Edukasi Protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Kita sudah buat surat edaran kepada imam masjid untuk ikut membantu mensosialisasikan masalah prokes ini. Kita berharap dengan menggandeng tokoh agama, masyarakat dengan keikhlasan dapat mematuhi protokol kesehatan," cakap Sukiman.
Sukiman berujar, sejauh ini tindakan yang dilakukan sudah membuahkan hasil, dimana angka kasus konfirmasi di Rohul mulai melandai. Rohul pun berangsur keluar dari zona merah menjadi orange, meskipun diakui Sukiman harus ada upaya ekstra khususnya meningkatkan disiplin warga dalam menerapkan prokes.
Program vaksinasi juga terus dilakukan pemerintah bekerjsama dengan Polres Rohul menggelar vaksinasi masal di 23 titik di Rohul. Hasilnya cukup mengembirakan, ada 3.694 orang sudah mendapatkan vaksinasi dan ikut meningkatkan capaian serapan vaksinasi di Rohul.
Protokol kesehatan sebagai pilar penanganan di Hulu masih menjadi kunci utama dalam pengendalian angka Covid-19 di Rokan hulu. Meski terus dihimbau, ironisnya, masih banyak masyarakat yang belum patuh dalam menerapkan protokol kesehatan ini. Akibatnya warga yang terpapar Covid-19 terus bertumbangan dan mengakibatkan permasalahan di hilir. Mmeningkatnya bed occupancy rate (BOR) di Rumah Sakit menjadi salah satu hal yang tidak bisa terhindarkan.
Direktur RSUD Rohul menyebut, rendahnya disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan ini turut mengantarkan tenaga kesehatan dan masyarakat lain dalam situasi "berjalan di atas ranjau peledak". Hal ini ditunjukan dari banyaknya nakes yang terpapar covid-19 bahkan sampai harus meninggal dunia.
Salah satu contohnya dr. Friadi Sukanta Ginting seorang Dokter kandungan di RSUD Rohul yang meninggal dunia setelah sebelumnya terpapar covid-19. Ia diduga terpapar setelah sebelumnya melakukan tindakan operasi sesar kepada salah satu warga yang terkonfirmasi Covid-19.
Tidak berhenti di situ 5 Perawat Ruang Penyakit Infeksi New Emerging dan Re Emerging (PINERE) RSUD Rohul juga terkonfirmasi Covid-19.
"Sebaik dan secanggih apapun pelayanan dan alat kesehatan di rumah sakit, jika penanganan di Hulu tidak maksimal akan percuma, Rumah sakit tetap akan kewalahan menangangi pasien," ujar Novil.
Selain itu, pemerintah juga diminta untuk menyiapkan ruang isolasi khusus bagi tenaga kesehatan. Sehingga tenaga kesehatan sebagai benteng terakir penanganan Covid ini merasa dilindungi oleh pemerintah baik diri maupun keluarganya.
Penguatan kordinasi antara tim Satgas Covid-19 juga menjadi PR bagi Bupati dan Wakil Bupati Rohul terpilih, karena memang kordinasi dan ketidakjelasan uraian tugas menjadikan Satgas Covid-19 ini berjalan tanpa arah.
Kini masyarakat Rohul menunggu terobosan yang dilakukan oleh Sukiman-Indra Gunawan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Rohul terpilih. Harus ada gebrakan nyata dalam 100 hari ke depan, sehingga kasus Covid-19 ini bisa ditekan. Promosi prokes dengan cara humanis harus dimaksimalkan disamping tindakan tegas bagi pelanggar sesuai amanah Perda Nomor 2 tahun 2021 tentang pengendalian penyakit menular.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |
01
02
03
04
05
Indeks Berita