JAKARTA (CAKAPLAH) - Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra yang kini menjadi kuasa hukum dari Partai Demokrat versi KLB kubu Moeldoko, menantang para elit Partai Demokrat kubu pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk berkelahi (bertarung) dengannya seca intelektual di pengadilan, bukan sibuk berteriak-teriak tidak jelas di media.
“Kan lebih baik berkelahi secara intelektual di pengadilan daripada berkelahi di jalanan. Apalagi namanya Partai Demokrat. Tentu mereka akan sangat menjunjung tinggi hukum dan demokrasi,” ujar Yusril kepada wartawan, Rabu (29/9/2021).
Hal ini disampaikan Yusril menanggapi pernyataan kader Partai Demokrat Rachland Nashidik yang menyebutnya tidak peduli demokrasi sehat dan berjualan pengetahuannya kepada ‘pembegal politik’.
“Lebih baik Rachland Nashidik mencari advokat untuk menghadapi permohonan uji formil dan materil terhadap AD/ART yang diajukan oleh 4 anggota PD yang dipecat oleh DPP-nya,” ungkapnya.
Tidak sampai di situ saja, Yusril bahkan dengan berani menantang dua pakar hukum yang juga elit dari Partai Demokrat kubu AHY yakni Amir Syamsudin dan Benny Kabur Harman, untuk turun tangan langsung mempersiapkan perlawanan hukum di pengadilan.
“Di PD AHY ada tokoh-tokoh sekaliber Dr Amir Syamsudin dan Dr Benny K Harman yang sangat paham masalah hukum. Mengapa DPP PD tidak menyiapkan suatu perlawanan hukum ke Mahkamah Agung?” tantangnya.
Bahkan Yusril, menyampaikan sindirannya yang mengutip ucapan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan mengatakan prihatin atas tingkah para kader Partai Demokrat kubu AHY.
“Kalau saya meminjam salah satu sticker Pak SBY ‘Saya Prihatin’ sambil mengusap dada, maka saya juga prihatin menyimak begitu banyak statement politik para kader PD menanggapi Permohonan Uji Formil dan Materil ke MA ini yang di luar konteks sama sekali,” jelasnya.
Sebelumnya elite Partai Demokrat, Rachland Nashidik, menyerang pengacara kondang, Yusril Ihza Mahendra. Dia menyindir pernyataan Yusril soal demokrasi sehat terkait gugatan empat eks kader PD terhadap AD/ART PD ke Mahkamah Agung.
"Yusril Ihza Mahendra mengeluhkan reaksi keras kader Demokrat padanya. Ia mengaku gugatannya pada AD/ART Partai Demokrat semata-mata demi 'demokrasi yang sehat'. Tapi mari kita bertanya: mulai kapan dan dari mana ide menyehatkan demokrasi itu hinggap di kepala Yusril?" kata Rachland, kepada wartawan, Selasa (28/9/2021).
Penulis | : | Edison |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |