Jakarta (CAKAPLAH) - Wakil Ketua DPR RI sekaligus Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel mengatakan sinergi menjadi kata kunci agar tujuan pengembangan pelabuhan Anggrek oleh PT. Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) dapat tercapai secara optimal.
Menurut politisi besutan Surya Paloh ini indikator sukses atau tidaknya pengembangan pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara tidak sebatas pada pembangunan fasilitas yang modern, tetapi seberapa besar dampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Gorontalo dan sekitarnya.
“Pengembangan pelabuhan Anggrek harus menjadi milestone dalam mewujudkan visi pembangunan Gorontalo dari 5 provinsi termiskin mejadi 5 provinsi termakmur di Indonesia dalam 30 tahun mendatang, termasuk menjadi salah satu lumbung pangan nasional,” kata Rachmat, dalam keterangan tertulis diterima CAKAPLAH.COM, Rabu (29/9/2021).
Gobel, menyebut Provinsi Gorontalo mempunyai potensi besar di sektor agribisnis seperti jagung, coklat, kelapa, dan perikanan laut, pembangunan di Provinsi Gorontalo selama ini terbilang relatif tertinggal karena lemahnya dukungan infrastruktur.
“Sebagai wakil rakyat dari Gorontalo, bersama sejumlah akademisi serta tokoh masyarakat telah menyusun roadmap pembangunan daerah agar bisa keluar dari posisi 5 besar daerah termiskin secara nasional. Semua kami lakukan secara bertahap sesuai Visi Pembangunan Gorontalo 2051. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong percepatan infrastruktur, diantaranya percepatan pengembangan pelabuhan Anggrek,” ungkap Rahmat.
Mantan Menteri Perdagangan ini membeberkan, sejak tahun 2006 wacana pengembangan pelabuhan selalu terunda. Studi pendahuluan baru dilakukan pada 2017, kemudian pada 2019 proyek ini mendapat titik terang, dengan dikeluarkan surat keputusan Menteri Perhubungan Nomor 263 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo, yang saat ini sedang ditinjau kembali dalam mendukung upaya percepatan pembangunan Provinsi Gorontalo.
“Alhamdulillah, kita bersyukur hari ini sudah terwujud. Mewakili masyarakat Gorontalo saya berterima kasih kepada pemerintah pusat, Presiden Jokowi. Pengembangan Pelabuhan Anggrek sudah sangat lama menjadi dambaan masyarakat karena kapasitas yang ada selama ini sudah tidak mendukung sehingga arus barang ke daerah ini menjadi tidak lancar sehingga membuat inflasi relatif tinggi dan membebani perekonomian dan daya saing Gorontalo,” tutur Rachmat.
“Proyek ini akan memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi bagi masyarakat Gorontalo. Tinggal bagaimana, semua stake holder mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi bersinergi untuk terus mengembangkan ekosistem perekonomian Gorontalo sehingga bisa menjadi tujuan investasi yang menguntungkan. Tanpa diikuti upaya keras untuk menarik dan mempromosikan investasi, sulit untuk mengharapkan kondisi perekonomian masyarakat yang ada di Gorontalo bisa keluar dari posisi 5 termiskin,” sambung dia.
Terpisah, pengamat dan praktisi KPBU, Syaiful menyampaikan apresiasi dengan terobosan yang dilakukan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, yang membuat proyek ini bisa cepat beroperasi dengan penuh inovasi.
“Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pemerintah pusat, Presiden Jokowi dan Kementerian Perhubungan,” ucap Syaiful.
Syaiful berpendapat, pengembangan pelabuhan Anggrek itu merupakan proyek pelabuhan pertama yang perencanaannya menggunakan sistem Building Information Modelling System (BIM), yaitu suatu sistem atau teknologi di bidang AEC (Arsitektur, Engineering dan Construction) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi.
“Bukan hanya itu perencanaan pengembangan proyek ini teritegrasi dengan pengembangan wilayah hinterland sebagai kawasan industri yang bersinergi dengan pengembangan kawasan Ekonomi Terpadu (Kapet) Gorontalo-Paguyaman-Anggrek-Kwandang (Gopandang), dalam upaya meningkatkan demand pelabuhan Anggrek dan memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat Gorontalo,” jelas Syaiful.
Untuk diketahui, pelabuhan Anggrek nantinya dapat disinggahi kapal peti kemas dengan kapasitas 30.000 DWT (dead wight ton) dan kapal general cargo dengan kapasitas 10.000 DWT. Selain terminal bongkar muat barang dan peti kemas, pelabuhan ini juga akan dilengkapi berbagai fasilitas lain seperti peti kemas berpendingin (reefer container).**
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |