SIAK (CAKAPLAH) - Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Datuak Bandaro Rajo dan rombongan mengunjungi kabupaten Siak, Rabu (13/10/2021). Rombongan Bupati Limapuluh Kota ini disambut hangat oleh Bupati Siak Alfedri dan jajaran di kantor bupati Siak.
Bupati Limapuluh Kota ini datang bersama Ketua DPRD Limapuluh Kota Deni Asra, Kepala Kejari Limapuluh Kota Suwarno, Kepala Bagian (Kabag) Umum Setdakab Limapuluh Kota Wira Dinanta, pihak Kemenag setempat dan jajaran masing-masing. Sementara Bupati Siak Alfedri menyambut kedatangan rombongan ini bersama Kepala Kejari Siak Dharmabella Tymbasz, Kepapa Badan Kesbangpol Siak Syamsurizal dan jajaran masing-masing.
Pertemuan rombongan Safaruddin dan Alfedri ini berlangsung di ruang rapat Indra Pahlawan, lantai II Kantor Bupati Siak. Kegiatan berlangsung santai dengan pembahasan kegiatan pengawasan aliran kepercayaan masyarakat (Pakem).
Menariknya, Safaruddin membawakan Alfedri oleh-oleh khas Sumatra Barat berupa sekardus kerupuk sanjai. Kerupuk sanjai itu diberikan seusai mereka bertukar cinderamata. Alfedri menerima oleh-oleh itu dengan senang hati, sebab ia dan keluarganya termasuk penggemar kerupuk sanjai.
"Ini merupakan kunjungan kerja tim pengawas aliran kepercayaan kabupaten Limapuluh kota ke Siak, untuk melihat bagaimana Pemkab Siak mengelola Pakem ini sehingga daerah ini sangat toleran, aman dan kondusif," cakap Safaruddin.
Safaruddin memuji Pemkab Siak, sebab dengan usia yang 22 tahun kabupaten Siak sudah berkembang pesat. Suku Anak Rawa atau suku Akit dan suku Sakai sangat berkembang dan maju bawah Pemkab Siak. Aliran kepercayaan sangat kondusif dan tidak terdapat persoalan selama ini.
"Pemkab Siak juga memberikan beasiswa hingga ke perguruan tinggi bagi anak -anak di pedalaman, anak-anak dari keluarga miskin, sehingga SDM yang muncul di Siak ini meningkat dan maju," kata dia.
Alasan-alasan tersebut yang membawa Bupati Safaruddin dan rombongan untuk memilih Kabupaten Siak dalam melaksanakan kunjungan kerjanya. Siak selain dihuni oleh 3 suku bangsa lokal, yakni Melayu, Suku Akit dan Sakai juga termasuk kabupaten yang heterogen.
"Masyarakat dengan berbeda agama, suku, ras dan antar golongan hidup damai dan berdampingan di Siak. Kami pikir, kabupaten kota manapun di Indonesia ini harusnya belajar ke Siak terkait hal tersebut," kata dia.
Ia juga menceritakan sedikit dinamika aliran kepercayaan yang pernah singgah di kabupaten Limapuluh Kota. Secara keseluruhan warga tempatan tidak mempunyai dinamika aliran kepercayaan yang mencolok, namun karena daerah lintas ada beberapa aliran kepercayaan yang dibawa orang singgah.
"Ini juga sudah kami antisipasi cepat, sehingga tidak ada gangguan di tengah masyarakat," katanya.
Sementara itu Bupati Alfedri juga merasa senang dengan kunjungan bupati Limapuluh Kota dan rombongan. Secara umur, kabupaten Limapuluh Kota lebih tua dari Siak, namun bupatinya memilih Kunker ke Siak.
"Ini sebuah penghormatan bagi kita semua, bahwa Pemkab Limapuluh Kota yang langsung dipimpin Pak Bupati datang ke Siak. Selain materi Kunker yang kuta bahas tadi, sekaligus kita ekspos destinasi wisata Siak kepada Pak Bupati Limapuluh Kota dan rombongan," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Alfedri menceritakan sejarah Siak sejak zaman kerajaan. Kemudian mekarnya Siak dari kabupaten induk Bengkalis pada 12 Oktober 1999 lalu.
"Terkait pengawasan aliran kepercayaan masyarakat kita sudah berjalan, bukan tidak ada persoalan sebenarnya namun persoalan yang terjadi cepat kita selesaikan," kata dia.
Alfedri juga menceritakan perkembangan kehidupan anak dalam berupa suku akit dan suku sakai. Dari komunitas kedua suku asli di daratan Siak ini sudah maju lebih jauh karena Pemkab Siak menyediakan beasiswa untuk mereka.
"Kabupaten Siak memang sangat heterogen, namun FKUB sangat aktif dan kita juga membangun komunikasi yang sangat baik ke semua pihak, sehingga heterogenitas tersebut justru menjadi kekayaan etnis dan agama bagi Siak," kata dia.
Alfedri juga mengajak Safaruddin untuk terus meningkatkan hubungan baik, sehingga Kabupaten Siak dan Kabupaten Limapuluh Kota saling menopang. Sebab kabupaten Siak dan Kabupaten Limapuluh Kota juga sama-sama menjadi daerah destinasi wisata.
"Terkait destinasi wisata, Kabupaten Limapuluh Kota lebih banyak wisata alam dan kita Siak wisata sejarah. Ini bisa kita kombinasikan dan saling mendukung untuk kemajuan bersama," kata Alfedri.
Selain itu Alfedri juga mengucapkan terimakasih kepada Safaruddin yang telah membawakannya kerupuk sanjai. Alfedri menyebut ia dan keluarganya termasuk menggemari kerupuk sanjai dari Payakumbuh tersebut.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |