
![]() |
Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan di Provinsi Riau dalam upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) belum bisa dilakukan.
Pasalnya, tim TMC dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sudah tiba di Riau hingga kini masih menunggu dukungan armada pesawat.
Jenis pesawat yang biasa digunakan untuk proses pelaksanaan operasi TMC adalah pesawat jenis Cassa 212 TNI AU. Dukungan kesiapan armada pesawat dari TNI sudah dinantikan oleh tim TMC BRIN sejak Juli lalu.
Operasi TMC atau hujan buatan perlu dilakukan pada masa transisi musim hujan dan kemarau. Sebab TMC tidak efektif dilaksanakan pada saat puncak musim kemarau.
"TMC belum, masih menunggu pesawat Cassa yang saat ini posisinya masih di Malang. Namun tim TMC sudah berada di Pekanbaru," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal, Kamis (10/9/2023).
Sebelumnya, Edy menyampaikan kedatangan tim TMC ke Riau untuk mendukung kegiatan hujan buatan. Namun kegiatan tersebut kapan dimulai setelah dilakukan kajian potensi cuaca.
"Untuk hujan buatan kapan dimulai itu setelah dilakukan kajian nanti tim TMC BRIN. Jadi mereka yang menentukan kapan dilakukan hujan buatan," tutupnya.
Sejauh ini, operasi TMC Karhutla di Riau telah dilakukan dua kali periode yaitu selama 11 hari kegiatan dari 17 Mei hingga 27 Mei 2023. Kemudian selama 12 hari kegiatan dari 28 Mei hingga 9 Juni 2023.
Pada kegiatan pertama terdapat jumlah sorti penyemaian garam sebanyak 13 sorti, bahan semai terpakai sebanyak 10.400 kilogram (Kg), dan jumlah jam terbang selama 25 jam 5 menit.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |

















01
02
03
04
05


