(CAKAPLAH) - Banyak jemaah Indonesia yang jatuh sakit saat melakukan proses melontar jumrah Aqabah, Jumat (1/9/2017). Untuk melontar jumrah, jemaah yang berada di maktab terjauh harus menempuh perjalanan sepanjang 20 kilo meter. Sedangkan tenda jemaah yang terdekat dengan lokasi jamarat (lokasi melontar) adalah dua kilometer. Usai melontar, jemaah diarahkan melalui jalan pulang yang panjangnya sekitar empat kilo meter.

Dalam perjalanan pulang melewati Terowongan Mina inilah banyak jemaah yang bertumbangan, terutama jemaah usia lanjut. Sebagian besar karena kelelahan berjalan jauh dan dehidrasi.

Pantauan Republika.co.id, Jumat sore hingga tengah malam (1/9/2017) waktu setempat, ratusan jemaah kelelahan. Mereka bergeletakan di bagian tepi terowongan.

Kondisinya bermacam-macam. Ada yang kelelahan karena tidak kuat berjalan terlalu jauh. Ada yang terkena serangan panas hingga jemaah yang pingsan.

Sulit sekali menemukan tenaga kesehatan di sepanjang Terowongan Mina. Tim Gerak Cepat (TGC) selalu bergerak di sepanjang terowongan. Jumlahnya juga sangat kurang, tidak sebanding dengan jumlah jemaah. Tidak ada pos kesehatan di sepanjang terowongan. Jemaah yang sakit benar-benar hanya bisa mengharapkan bantuan dari jemaah lain atau petugas yang kebetulan lewat.

Jika tak mendapat kursi roda, jemaah yang sakit dipapah hingga ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mina. Untuk mendapatkan kursi roda, harus keluar dari terowongan.

Tim kesehatan benar-benar berjuang menolong jemaah. Jumlah kursi roda juga sangat terbatas, sedangkan banyak jemaah yang membutuhkan. Bahkan, ada kursi roda jemaah yang dipinjam untuk mengevakuasi jemaah sakit di terowongan.

Seluruh akses di Terowongan Mina ditempuh dengan berjalan kaki. Tidak ada kendaraan yang boleh masuk, kecuali mobil polisi.

Seorang jemaah perempuan asal Bandung, pingsan di pinggir terowongan karena kelelahan. jemaah yang memiliki penyakit diabetes ini, hanya bisa tersungkur. Dia sempat ditolong jemaah yang juga seorang dokter dari Palestina. Ibu ini tertolong setelah TGC menemukannya. Dia akhirnya dievakuasi dengan kursi roda ke KKHI Mina.

jemaah yang sakit akhirnya dikumpulkan di sebuah tempat parkir truk dan alat berat di terowongan. Mereka ditangani beberapa dokter dan perawat. Karena darurat, jemaah hanya tidur atau duduk beralaskan kardus.

Ada lagi seorang jemaah pria yang mengalami serangan panas karena kurang minum. Dia mengaku tidak makan makanan yang diberikan di maktab. Dengan dibantu jemaah dan seorang petugas, dia akhirnya dipapah untuk mendapatkan pertolongan di KKHI.

Banyak juga jemaah yang tertinggal rombongan. Kondisi terowongan yang padat membuat jemaah bingung. Apalagi jika kondisinya lelah dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Banyak ketua rombongan yang meninggalkan jemaahnya yang kecapaian.

Jemaah haji Indonesia mulai melontar jumrah Aqabah pada Jumat (1/9). Jemaah kembali melontar jumrah Aqabah, Ula dan Wustha pada Sabtu (2/9). Bagi jemaah yang mengikuti nafar tsani, melempar tiga jumrah masih akan dilakukan pada Ahad (3/9/2017).