Warga Palestina memeriksa kerusakan rumah yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Sabtu, 4 November 2023. | AP Photo/Abed Khaled
|
(CAKAPLAH) - Menteri Warisan Budaya Amichai Eliyahu dari partai sayap kanan Otzma Yehudit mengeluarkan pernyataan bahwa penggunaan bom nuklir di Gaza adalah salah satu hal yang patut dipertimbangkan. Ia juga menyerukan pembersihan etnis Palestina.
Hal itu ia sampaikan saat berbicara kepada Radio Kol Berama. Menteri ekstremis tersebut berbicara tentang bagaimana perang di Gaza harus didefinisikan. Ia mengatakan salah satu pilihannya adalah menjatuhkan bom atom di Jalur Gaza, meski hal itu juga akan menghancurkan kota-kota Israel.
“Ini (bom nuklir) adalah salah satu pilihan,” kata dia ketika ditanya soal opsi tersebut oleh penyiar radio. Saat ditanya tentang nasib warga Israel yang disandera oleh Hamas di Gaza, dia berkata, “Hidup mereka tidak lebih berharga daripada nyawa para prajurit.”
Dia juga mengatakan dia akan mendukung kembalinya pemukiman Yahudi di Gaza sambil menyarankan warga Palestina di Gaza untuk pindah ke “Irlandia atau gurun pasir”.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agaknya panik dengan pernyataan menterinya tersebut. Dalam tindakan yang langka, ia dan pemimpin oposisi Lapid mengecam Amichai atas komentarnya.
“Perkataan Amichai Eliyahu tidak mencerminkan kenyataan,” kata Netanyahu. Ia berdalih, Israel dan militernya “bertindak sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk mencegah kerugian terhadap orang-orang yang tidak terlibat, dan kami akan terus melakukan hal tersebut sampai mencapai kemenangan”. Alasan Netanyahu itu sukar dipercaya saat hampir separuh dari 9.500 warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel adalah anak-anak.
Amichai Eliyahu kemudian ditangguhkan dari pertemuan pemerintah tanpa batas waktu, media Israel melaporkan dengan mengutip pernyataan dari kantor perdana menteri Israel. Israel saat ini adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki hulu ledak nuklir meski pemerintah di Tel Aviv tak pernah secara resmi mengungkapkan jumlahnya.
Namun, tanpa bom nuklir pun Israel sudah menjatuhkan bom di Gaza dengan total daya yang hampir setara. LSM internasional the Euro-Med Human Rights Monitor (EMHRM) mengatakan, hingga pekan lalu Israel telah menjatuhkan lebih dari 25.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza sejak dimulainya perang skala besar pada tanggal 7 Oktober. Jumlah itu setara dengan dua bom nuklir.
Menurut organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa itu, tentara Israel telah mengakui mengebom lebih dari 12.000 sasaran di Jalur Gaza, dengan rekor jumlah bom yang melebihi 10 kilogram bahan peledak per individu. Euro-Med Monitor menyoroti bahwa berat bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945 diperkirakan setara sekitar 15.000 ton bahan peledak.
“Karena perkembangan teknologi mempengaruhi potensi bom, bahan peledak yang dijatuhkan di Gaza mungkin dua kali lebih kuat dari bom nuklir. Ini berarti bahwa kekuatan destruktif dari bahan peledak yang dijatuhkan di Gaza melebihi kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima,” tulis pernyataan Euro-Med Monitor. Mereka mencatat bahwa wilayah kota di Jepang itu adalah 900 kilometer persegi, sedangkan wilayah Gaza tidak melebihi 360 persegi. kilometer.
Pernyataan kelompok hak asasi manusia tersebut menggarisbawahi bahwa Israel menggunakan bom dengan kekuatan penghancur yang sangat besar. Beberapa di antaranya berkisar antara 150 hingga 1.000 kilogram, dan mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant baru-baru ini yang menyatakan bahwa lebih dari 10.000 bom telah dijatuhkan di Kota Gaza saja.
Penggunaan senjata yang dilarang secara internasional oleh Israel dalam serangannya di Jalur Gaza telah didokumentasikan, terutama penggunaan bom cluster dan fosfor. Keduanya merupakan zat beracun yang bereaksi cepat terhadap oksigen dan menyebabkan kerusakan parah mencapai luka bakar tingkat dua dan tiga.
Tim Euro-Med Monitor juga telah mendokumentasikan kasus-kasus cedera di kalangan warga Gaza akibat serangan udara Israel yang serupa dengan yang disebabkan oleh bom cluster tersebut di atas. Bom kecil dengan daya ledak tinggi ini menyebabkan luka tembus pecahan peluru dan ledakan di dalam tubuh, menyebabkan korban mengalami luka bakar parah yang menyebabkan kulit melepuh dan terkadang kematian. Pecahan bom ini menyebabkan pembengkakan dan keracunan tubuh yang tidak biasa, ditambah luka dalam akibat pecahan transparan yang tidak terlihat pada sinar-x.
Saat ini kehidupan warga di Jalur Gaza diperburuk karena ketiadaan pasokan pangan, listrik, air, dan barang-barang esensial lainnya. Israel diketahui telah memberlakukan blokade total terhadap wilayah tersebut. “Mengingat semua yang terjadi, Euro-Med Monitor mempertanyakan posisi Mahkamah Pidana Internasional, yang memulai penyelidikan terhadap situasi di wilayah Palestina dua tahun lalu, termasuk kejahatan berdasarkan hukum internasional yang terjadi di Gaza.”
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Republika.id |
Kategori | : | Internasional |