PEKANBARU (CAKAPLAH) - Masyarakat yang prihatin terhadap Gajah Sumatera yang tergabung dalam Aliansi Anti Perburuan Perdagangan Satwa Lindung Riau menggelar aksi damai di Mapolda Riau, Rabu (07/02/2024).
Aksi ini untuk mendukung Polda Riau khususnya Direktorat Kriminal Khusus untuk melakukan penyelidikan hingga tuntas terhadap kematian Gajah Rahman yang mati diracun di Taman Nasional Tesso Nilo, Pelalawan pada 10 Januari 2024 lalu.
Peserta aksi sedikitnya 30 orang melakukan berbagai aksi seperti pembacaan puisi, teatrikal dan orasi menyampaikan dukungan. Tidak hanya masyarakat Riau, namun juga Indonesia agar Polda Riau diberi kelancaran dalam mengusut pembunuhan Gajah Rahman.
Gajah Rahman sendiri salah satu dari gajah patroli di Taman Nasional Tesso Nilo ditemukan dalam keadaan lemas dengan gading sebelah kiri hilang. Usaha yang dilakukan para perawatnya untuk menetralisir racun yang masuk di tubuh Rahman tidak berhasil dan ia pun mati setelah lebih dari 8 jam mencoba bertahan hidup.
Kematian Rahman menambah panjang daftar kematian gajah yang diketahui yang mati di kawasan pengelolaan atau. Namun kematian Gajah Rahman, sang kapten dari tim Flying Squad (tim penanganan konflik gajah liar) sangat menyita perhatian publik karena gajah ini telah melekat dalam hati banyak orang.
Gajah Rahman sendiri telah membantu manusia dalam menangani gangguan gajah liar namun mati dengan cara yang menyedihkan. Dedikasi Gajah Rahman dan timnya selama hampir 20 tahun harus diapresiasi dengan ditegakkannya keadilan terhadap Gajah Rahman.
Koordinator Aliansi Anti Perburuan dan Perdagangan Satwa Lindung Riau Eko Handyko Purnomo menyatakan aksi damai ini dilakukan untuk mewakili ribuan suara masyarakat Indonesia.
“Kita bangga bahwa Riau masih memiliki gajah namun kita perlu khawatir bahwa kepunahannya akan datang lebih cepat jika kita tidak berbuat untuk melindunginya dan kita dapat berperan dengan berbagai macam cara,” kata Eko.
Lanjutnya, aksi damai ini merupakan rangkaian aksi untuk menyuarakan dukungan para generasi muda untuk upaya-upaya penegakan hukum terhadap tindak kejahatan satwa liar dilindungi dan konservasi gajah dan satwa dilindungi lainnya.
Mereka juga menghargai kerja-kerja tim penyidik Polda Riau yang tidak menceritakan secara gamblang, demi menemukan dan mengungkap dalang dari kasus kematian Gajah Rahman.
“Kami mendukung Polda Riau, bahwa Polda Riau tidak sendiri ada publik yang ikut menyuarakan yang selayaknya menjadi penyemangat, namun tidak mendapatkan komitmen atau statement yang jelas akan mengusut sampai tuntas kasus kematian gajah Rahman. Karena untuk dapat membuktikan praduga harus butuh bukti yang jelas,” jelasnya.
“Kita juga meninggalkan petisi offline yang di cap oleh beberapa lembaga dan akan terus mengirimkan petisi yang sama jika ada lagi lembaga-lembaga lain yang mau mendukung dan ikut mengawal kasus Gajah Rahman,” tutupnya.**